28.6 C
Jakarta
Selasa, 30 April, 2024

OJK Catat Pertumbuhan Kredit Perbankan Capai Rp6.310 Triliun

JAKARTA, duniafintech.com – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat kredit perbankan pada Januari tahun 2023 mengalami pertumbuhan sebesar 10,53 persen year on year (yoy) menjadi Rp6.310,88 triliun. 

Kepala Grup Komunikasi Publik OJK Darmansyah mengungkapkan penguatan kredit perbankan tersebut utamanya ditopang oleh kredit investasi dan kredit modal kerja yang masing-masing tumbuh sebesar 12,61 persen dan 10,03 persen (yoy). Secara mtm, nominal kredit perbankan Januari 2023 turun 1,75 persen mtm atau turun sebesar Rp112,68 triliun. 

“Ini merupakan siklus yang terjadi di awal tahun,” kata Darmansyah. 

Baca juga: Berita Fintech Indonesia: 6 Pinjol Cepat Cair Berizin OJK

Sementara itu, Darmansyah menambahkan untuk Dana Pihak Ketiga (DPK) pada bulan Januari tahun 2023 tercatat tumbuh sebesar 8,03 persen (yoy) menjadi Rp7.953,8 triliun, dengan giro sebagai main driver. 

“Secara mtm, DPK Januari tahun 2023 mengalami penurunan sebesar 2,45 persen atau turun sebesar Rp199,77 triliun,” kata Darmansyah.

Darmansyah mencatat untuk likuiditas perbankan di awal tahun 2023 masih di atas threshold dengan rasio-rasio likuiditas yang terjaga. Rasio Alat Likuid/Non-Core Deposit (AL/NCD) dan Alat Likuid/DPK (AL/DPK) pada Januari 2023 masing-masing tercatat 129,64 persen (Desember 2022: 137,67 persen) dan 29,13 persen (Desember 2022: 31.20). 

“Jauh di atas batas ketentuan masing-masing sebesar 50 persen dan 10 persen,” kata Darmansyah. 

Baca juga: Jokowi Minta OJK Dukung Pendanaan untuk Proyek Hilirisasi

Darmansyah mengatakan untuk risiko kredit di awal tahun 2023 masih terjaga dengan rasio NPL net perbankan sebesar 0,76 persen (Desember 2022: 0,71 persen) dan NPL gross sebesar 2,59 persen (Desember 2022:2,44 persen). Disisi lain, dia menambahkan kredit restrukturisasi Covid-19 pada Januari 2023 terus mencatatkan penurunan menjadi Rp435,74 triliun (Desember 2022: Rp469,15 triliun).

“Dengan jumlah debitur yang menurun menjadi 2,02 juta nasabah (Desember 2022:2,27 juta nasabah),” kata Darmansyah. 

Sedangkan untuk posisi devisa neto tercatat sebesar 1,51 persen, jauh dibawah threshold 20 persen. Artinya, Capital Adequacy Ratio (CAR) industri perbankan menguat menjadi sebesar 25,93 persen jika dibandingkan bulan Desember tahun 2022 sebesar 25,63 persen.

Baca juga: Siap-Siap! OJK Berikan Sinyal Berakhir Masa Keringanan Kredit Perbankan

Baca terus berita fintech Indonesia dan kripto terkini hanya di duniafintech.com

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Iklan

ARTIKEL TERBARU

LANGUAGE