JAKARTA, duniafintech.com – Seiring dengan adanya peningkatan minat masyarakat serta dukungan regulasi yang lebih jelas, industri kripto di Indonesia di tahun 2024 diramalkan akan meningkat.
“Per Januari 2024, total investor aset kripto berjumlah 18,83 juta orang, mengalami peningkatan 320 ribu investor dibandingkan bulan sebelumnya. Sedangkan, total akumulasi nilai transaksi aset kripto sepanjang tahun 2024 tercatat berjumlah Rp48,82 triliun,” ucap Hasan Fawzi, Dewan Komisioner Kepala Eksekutif Pengawas Inovasi Teknologi Sektor Keuangan (ITSK), Aset Keuangan Digital dan Aset Kripto (IAKD) Otoritas Jasa Keuangan.
Menanggapi hal tersebut, menurut CEO INDODAX, Oscar Darmawan, angka ini akan terus bertambah melihat sedang masifnya perkembangan kripto di Indonesia.
“Total transaksi kripto tahun 2024 kemungkinan akan lebih besar dari pada tahun 2023. Saat ini saja total transaksi kripto di Indonesia sudah 33 persen dari tahun sebelumnya. Bappebti juga sudah menargetkan jika total transaksi tahun ini dapat menembus Rp800 triliun seperti di tahun 2021 kemarin. Tidak menutup kemungkinan hal ini dapat terjadi. Terlebih tahun ini akan ada halving Bitcoin dan altcoin seasons,” ucap Oscar Darmawan.
Oscar Darmawan juga menjelaskan, banyaknya potensi yang dapat digali di Indonesia. Terutama, Indonesia akan mengalami lonjakan bonus demografi di tahun 2045. Sifat masyarakat Indonesia yang FOMO (fear of missing out), dapat menjadi sebuah pemicu untuk meningkatkan transaksi kripto di Indonesia.
“Penduduk Indonesia pada dasarnya berani untuk mencoba hal-hal yang baru dan takut tertinggal sebuah tren. Terlebih, menurut data dari BPS, 69 persen penduduk Indonesia berada di rentang usia 15 hingga 64 tahun. Maka dari itu, adanya halving ini dapat menarik peningkatan minat dalam investasi kripto, sejalan dengan pola perilaku masyarakat yang dinamis dan cenderung mengikuti perkembangan teknologi,” ucap Oscar Darmawan.
Tak hanya adanya populasi yang memadai, Oscar Darmawan juga mengatakan dukungan dari regulator juga sangat mempengaruhi perkembangan dan peningkatan aset kripto di Indonesia.
“Saat ini, regulator di Indonesia sudah sangat membuka diri bagi industri kripto sehingga menciptakan ekosistem kripto yang sehat. Berdasarkan pernyataan resmi yang saya dengar dari DK OJK, Bapak Hasan Fawzi, OJK, sebagai lembaga yang nantinya mengatur industri kripto Indonesia akan menggandeng otoritas dari berbagai negara seperti Singapura, Malaysia dan Dubai (Uni Emirat Arab) untuk menyempurnakan kerangka kebijakan pengaturan dan pengawasan aset keuangan digital, termasuk aset kripto,” ucap Oscar Darmawan.
Oscar Darmawan juga juga menekankan bahwa pengaruh media dan artikel di internet mengenai halving Bitcoin turut memainkan peran penting dalam menarik minat masyarakat terhadap aset kripto. Semakin banyak informasi yang tersedia, semakin tinggi kesadaran masyarakat akan peluang investasi yang ada.
“Apalagi saat ini Bitcoin sudah menembus Rp 1 miliar dan belum terjadi halving. Tentunya, angka ini akan meningkat sejalan dengan fenomena halving Bitcoin. Hal ini membuktikan jika aset kripto merupakan salah satu aset investasi yang menjanjikan dan memiliki return yang tinggi,” ucap Oscar Darmawan.
Tak hanya Bitcoin, Oscar Darmawan juga menjelaskan bahwa koin-koin lain seperti Ethereum turut menguat dan menyebabkan terjadinya altcoin seasons, sebagaimana yang terjadi pada periode halving sebelumnya.
“Bagi investor yang berkeinginan berinvestasi tetapi biayanya terbatas, cenderung akan beralih untuk membeli altcoin yang harganya lebih terjangkau. Akibatnya, terjadi peningkatan permintaan terhadap altcoin dan harga mereka ikut meningkat. Fenomena ini menambah dinamika pasar kripto, memberikan opsi diversifikasi investasi bagi para pelaku pasar,” ucap Oscar Darmawan.
Oscar Darmawan juga mengatakan adanya opsi diversifikasi ini memberikan para investor kesempatan yang lebih luas untuk mulai terjun di dunia kripto. Hal ini membuka pintu bagi mereka yang mungkin sebelumnya merasa terbatas oleh kendala biaya untuk mulai berinvestasi, sehingga dapat melahirkan para investor baru dan meningkatkan total transaksi kripto di Indonesia.
“Salah satu teknik investasi yang dapat menguntungkan para investor yaitu dengan menggunakan teknik Dollar Cost Averaging (DCA). Teknik DCA ini dapat membantu para investor untuk mendapatkan harga Bitcoin yang terbaik. INDODAX juga sudah menyediakan fitur investasi dengan teknik DCA yang dinamakan fitur ‘Investasi Rutin’,” ucap Oscar Darmawan.
Oscar Darmawan juga menjelaskan melalui fitur ini dapat membantu para investor untuk membeli banyak aset ketika harga rendah dan membeli lebih sedikit ketika harga cenderung tinggi.
“Hal ini menciptakan rata-rata harga pembelian yang lebih rendah daripada membeli semua pada satu waktu tertentu. Sehingga jumlah yang diinvestasikan totalnya sama secara rutin, baik bulanan maupun mingguan. Jadi, potensi profit dan keuntungannya lebih maksimal,” tutup Oscar Darmawan.
INDODAX juga terus berkomitmen untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang investasi kripto dan teknologi blockchain melalui INDODAX Academy. Melalui platform ini, Kami menawarkan berbagai pelatihan, webinar, dan materi edukasi untuk membantu individu memahami potensi dan risiko investasi kripto dengan lebih baik.
Baca juga: Bitcoin Tembus Rp1 M, Berapa Sih Sebenarnya Pajak Kripto?
Baca terus berita fintech Indonesia dan kripto terkini hanya di duniafintech.com