JAKARTA – Financial Times (FT) melaporkan, Telegram raup keuntungan positif dari aset bisnis digital.
Keuntungan yang diperoleh lebih dari 40 persen dari total pendapatan tahunan.
Sebesar US$342,5 juta dapat dibukukan oleh perusahaan didirikan oleh Pavel Durov itu.
Di sisi lain, perusahaan yang berbadan hukum di British Virgin Islands itu juga tercatat memiliki kerugian operasional sebesar US$108 juta.
Dengan demikian, total aset industri yang berhasil dicapai telegram sebagaimana tercantum dalam laporan keuangan untuk tahun buku 2023, Telegram berhasil meraup untung sebesar US$502 ribu.
Jika dibandingkan dengan capaian tahun 2022 lalu, posisinya berbanding terbalik.
Saat itu, telegram tengah mengalami kerugian dari penilaian aset digital sebesar US$2,43 juta.
Berkaca dari pengalaman tersebut, telegram kemudian berbenah sehingga saat ini mampu mengumpulkan laba secara keseluruhan sebesar US$85,99 juta.
Telegram Raup Keuntungan, ini Sumber Pendapatannya
Laba yang berhasil diperoleh telegram bersumber dari beberapa sektor industri kripto.
Diantaranya, bersumber dari integrated wallet serta penjualan koleksi digital sebagai item yang diperhitungkan dalam laporan keuangannya.
Kedua instrumen usaha tersebut, Telegram raup keuntungan sebesar US$147,81 juta atau sekitar 43% dari total pendapatan yang mencapai US$342,48 juta.
Dalam laporannya disebutkan, sumber pendapatan Telegram juga berasal dari wallet terintegrasi.
Lini ini merupakan sektor bisnis baru di Telegram.
Layanan tersebut adalah program perangkat lunak yang menjadi sarana untuk menyimpan, mengirim, menerima, dan memperdagangkan aset kripto.
Dengan demikian, sejumlah sektor tersebut secara tidak langsung telah membuat telegram mampu meraup laba sebagaimana dalam laporan.
Selanjutnya, laporan juga menyebutkan, Telegram raup keuntungan besumber dari TON Foundation.
Layanan ini merupakan kompensasi atas antarmuka pengguna (UI) aplikasi yang mengintegrasikan aset kripto dengan Telegram Wallet.
Aset Digital vs Uang TunaiÂ
Dari segi aset digital diketahui lebih besar dibandingkan dengan uang tunai yang dimiliki Telegram.
Terungkap, pada tahun 2023 lalu Telegram memiliki aset digital sekitar US$399,19 juta.
Angka tersebut mengalami peningkatan tiga kali lipat dibandingkan dari posisi 2022 yang hanya mencapai US$106,35 juta.
Sehingga total kas dan setara kas yang merefleksikan kepemilikan uang tunai perusahaan hanya mencapai US$170,85 juta.
Prediksi Telegram Raup Keuntungan Besar
Prediksi menyebutkan, dalam waktu dekat Telegram akan mengalami peningkatan pendapatan dalam jumlah besar.
Sebab, sejumlah proyek yang dimiliki Telegram berpotensi turut berkontribusi penuh.
Terbaru, proyek yang baru saja diluncurkan yakni DOGS dan Hamster Kombat (HMSTR), bisa jadi sumber Telegram raup keuntungan lebih.
Proyek ini diprediksi memberikan kontribusi besar terhadap pendapatan perusahaan secara keseluruhan.