27.1 C
Jakarta
Senin, 23 Desember, 2024

Airlangga Optimis Nilai Ekonomi Digital Tembus Rp1.773 Triliun di 2025

Pandemi Covid-19 telah memicu terjadinya akselerasi ekonomi digital di dunia, tak terkecuali di Indonesia. Dalam beberapa bulan terakhir, perkembangan ekonomi digital tumbuh sangat pesat.

Karena itu Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto optimis bahwa ekonomi digital di Indonesia dalam empat tahun ke depan, atau tepatnya di 2025 akan mampu mencapai US$124 miliar atau setara dengan Rp1.773 triliun (kurs Rp14.299 per US$).

“Sejak pandemi Covid-19 digitalisasi terus berkembang, termasuk internet banking, uang elektronik, payment system. Optimalisasi pembayaran ini meningkatkan kontribusi ekonomi digital terutama di sektor finansial inklusi. Dan nilai ini di tahun 2025 diharapkan menjangkau USD 124 billion,” katanya dalam pembukaan Bulan Fintech Nasional (BFN) 2021, Kamis (11/11).

Ekonomi Digital Indonesia Paling Tinggi di ASEAN

Dia menjelaskan, sejak pandemi Covid-19 merebak di berbagai penjuru dunia ekonomi digital telah menjadi satu kekuatan ekonomi baru. Dan Indonesia adalah negara dengan perkembangan ekonomi digital tertinggi di kawasan.

Untuk wilayah Asia tenggara atau ASEAN, Indonesia menempati urutan pertama dalam Mengakselerasi ekonomi digital dengan pertumbuhan sebesar 11%. Lebih lagi, Indonesia memiliki pasar terbesar dengan porsi 44% di ASEAN.

“Pandemi Covid-19 menyebabkan masyarakat mengalami perubahaan perilaku dari analog menjadi digital, dan ekonomi digital menjadi kekuatan baru. Apalagi kita menjadi yang tertinggi di ASEAN dengan pertumbuhan 11%,” ujarnya.

Ditopang Penetrasi Internet dan Jumlah Pengguna yang Besar

Percepatan pertumbuhan ekonomi digital Indonesia ini, sambungnya, tak terlepas dari penetrasi internet yang berlangsung di dalam negeri yang mencapai 78,6%. Penetrasi internet ini pun didukung oleh besaran penduduk di Tanah Air.

Lebih lanjut dia mengatakan, penetrasi internet ini pun jika didukung dengan pembangunan infrastruktur seperti jaringan internet 5G, pengembangan internet of things (IoT) dan blockchain, serta kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) akan semakin meningkatkan ekosistem digital di dalam negeri.

“Pengembangan ekosistem digital diharapkan bisa membuat berbagai terobosan dan inovasi agar mampu mengakses seluruh sektor keuangan, perekonomian, dan seluruh sektor yang digeluti masyarakat,” ucapnya.

Investasi Digital di Indonesia Tumbuh Signifikan

Optimisme Airlangga perihal pertumbuhan ekonomi digital di dalam negeri bukan tanpa alasan. Hal ini tercermin dari nilai investasi di sektor tersebut yang terus meningkat dsri tahun ke tahun.

Airlangga memaparkan, nilai investasi di Indonesia telah mencapai 38,7% dari total nilai investasi di wilayah Asia Tenggara. Aliran investasi ini pun merupakan yang terbesar di ASEAN.

“Investasi di sektor digital meningkat dari tahun ke tahun, telah mencapai 38,7% dari total investasi di Asia Tenggara, dan ini merupakan yang terbesar, baik di sektor e-commerce maupun fintech yang merupakan sektor paling cepat tumbuhnya, dan diminati para investor,” tuturnya.

Dia menjelaskan, fintech dan e-commerce menjadi sektor yang paling diminati oleh para investor untuk menanamkan modalnya. Tak heran saat ini terdapat 275 perusahaan fintech yang ada di Indonesia.

Selain itu, kontribusi perusahaan fintech lending dalam mendukung perekonomian nasional pun tak main-main. Per September 2021 nilai penyaluran pembiayaan fintech lending ini telah mencapai Rp292,93 triliun, hampir menyamai penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) oleh pemerintah yang sebesar Rp285 triliun.

“P2P lending telah menyalurkan dana 292,93 triliun. Bayangkan, ini dengan kecepatan yang setara dengan KUR yang diberikan pemerintah sebesar Rp285 triliun,” tukasnya.

Penulis: Nanda Aria

Editor: Anju Mahendra

Iklan

mau tayang di media lain juga

ARTIKEL TERBARU