34.8 C
Jakarta
Sabtu, 18 Mei, 2024

Apa Itu Crypto Winter dan Bedanya dengan Bearish Market, Simak Yuk!

JAKARTA, duniafintech.com – Apa itu crypto winter? Istilah ini kian santer terdengar belakangan ini, utamanya di kalangan trader kripto.

Untuk diketahui, saat ini di dunia mata uang kripto atau cryptocurrency sedang terjadi fenomena yang disebut dengan “Crypto Winter” atau “musim dingin kripto”.

Fenomena yang satu ini dinilai dapat berdampak buruk terhadap ekosistem industri mata uang kripto.

Nah, untuk mengetahui lebih jauh soal istilah yang satu ini, simak ulasan berikut ini.

Baca juga: Cryptocurrency Hari Ini: Bitcoin-Ethereum Menguat, Cek Harganya di Sini

Apa Itu Crypto Winter?

Musim dingin kripto adalah ungkapan umum yang mengacu pada pasar mata uang kripto yang berkinerja buruk.

Istilah ini sebanding dengan bearish market di pasar saham.

Musim dingin kripto menandakan sentimen negatif dan nilai aset rata-rata yang lebih rendah di antara sejumlah besar mata uang digital.

Adapun penelitian menunjukkan bahwa hal ini berdampak besar terhadap mentalitas investor.

Melihat riwayat harga mata uang kripto, terkadang mudah untuk melihat musim dingin kripto sebab penurunan mungkin disertai dengan penurunan persentase dua digit dalam nilai kripto.

Perbedaan Apa Itu Crypto Winter dengan Bearish Market

Lazimnya, istilah bear market mengacu pada periode saat saham bernilai lebih rendah—sering kali lantaran campuran faktor ekonomi.

Kendati bearish market dan musim dingin kripto bisa bertepatan, mereka belum tentu berkorelasi.

Pasalnya, harga saham ditentukan oleh kekuatan pasar, dan investor mengandalkan strategi analisis fundamental dan teknis untuk menentukan harga target.

Dengan cryptocurrency, model penilaian masih dalam masa pertumbuhan. Hal ini dapat menyebabkan keterputusan besar antara saham dan cryptocurrency.

Akan tetapi, seperti yang ditunjukkan oleh musim dingin kripto yang dimulai pada tahun 2021 lalu, juga terdapat kemungkinan bahwa pasar saham yang turun bisa  terjadi bersamaan dengan pasar kripto yang turun.

Seberapa Lama Terjadinya Apa Itu Crypto Winter

Dilansir dari CNBC, periode musim dingin crypto ini diprediksi akan berlangsung dua hingga tiga tahun, namun ini hanya perkiraan.

Beberapa ahli seperti  Benjamin Cowen masih meragukan tingkat keakuratan dari pola empat tahunan harga Bitcoin.

Menurutnya, siklus harga tidak selalu terjadi selama empat tahun sekali. Hal ini dikarenakan jumlah permintaan dan penawaran Bitcoin sering mengalami perubahan.

Selain itu, tidak ada pola yang sama persis terulang dua kali, tahun ini dan tahun 2017 pun harga Bitcoin digerakan oleh investor yang berbeda, empat tahun lalu harga aset temuan Satoshi Nakamoto itu digerakan investor ritel sedangkan tahun ini oleh investor institusi.

Maka dari itu, sekalipun musim dingin kripto terjadi kemungkinan akan memiliki perbedaan dari sebelumnya.

Baca juga: Tutorial Investasi Crypto untuk Calon Trader, Cuan Menanti!

Solusi Bertahan di Situasi Apa Itu Crypto Winter

Melangsir artikel Indodax di Kompasiana, meski belum diketahui crypto winter berapa lama berakhir?

Adakalanya kita tetap bisa membuat strategi positif untuk bisa melewati fase ini. Tujuannya, agar mendapatkan trik investasi yang terbaik agar tidak loss.

Berikut ini beberapa tips atau solusi menghadapi musim dingin kripto.

1. Tetap berinvestasi secara konsisten

Jika fase bull market menjadi fase yang menyenangkan untuk berinvestasi maka fase bear market sebaliknya.

Pasalnya, pada kondisi ini para investor sedang mengalami tantangan yang berpotensi mengalami kerugian besar.

Seperti dikatakan Iakov Levin dikutip dari BeInCrypto, pendiri sekaligus CEO platform investasi aset kripto Midas, mengatakan bahwa “Pengguna dapat menyimpan sebagian dari portofolio mereka dalam [bentuk] stablecoin untuk tetap terus menerapkan strategi dollar-cost averaging (DCA).” 

Ia juga menjelaskan bahwa sebaiknya investor kemudian dapat menggunakan dana tersebut untuk membeli aset kripto utama, seperti BTC dan ETH.

Selain itu, ia juga menganjurkan untuk berinvestasi di proyek solusi layer 1 dan layer 2 terbaik di pasaran.

Kemudian, Levin memaparkan, “Saya melihat strategi DCA sebagai solusi jangka panjang selama enam bulan hingga satu tahun. Strategi seperti ini memberi pengguna titik entry yang baik dan memungkinkan mereka menghasilkan keuntungan yang memuaskan selama siklus kenaikan berikutnya.”

Apa Itu Crypto Winter

2. Pilih aset digital yang “stabil”

Seperti yang pernah terjadi sebelumnya, setelah bear market berakhir, pasar kripto akan kembali bangkit dan bullish.

Chris Esparza, CEO dari platform keuangan terdesentralisasi Vault Finance mengatakan kepada BeInCrypto bahwa aset kripto yang akan bertahan yang tak terlampau fluktuatif. 

“Semakin stabil sebuah aset digital, maka semakin kecil kemungkinan investor kehilangan dananya. Investor yang sukses menghindari prospek keuntungan yang berlebihan selama crypto winter dan sebaliknya, lebih memilih investasi berisiko rendah yang memiliki tingkat return yang terjamin.”

3. Menerapkan strategi “rebalancing” pada portofolio

Bull market bisa jadi akan membuat portofolio menjadi berlebihan.

Otomatis, kamu harus menyeimbangkan kembali (rebalance) portofolio yang dimiliki. 

Caranya, dengan menjual semua aset digital dengan likuiditas rendah.

Menurut CEO Midas Investment, Iakov Levin, ragam  altcoin berkapitalisasi kecil, yaitu hingga US$100 juta—sebaiknya dijual, jika tidak ada prasyarat fundamental khusus terkait pertumbuhan mereka selama bear market saat ini.

Kemudian, ia menambahkan bahwa “Pengguna juga dapat membuat strategi hedging DeFi, di mana investor bisa menghasilkan keuntungan ketika penurunan pasar,” ujarnya.

4. Fokus pada target jangka panjang

Terlepas dari seberapa lama crypto winter dan terjadi penurunan pasar kripto yang berkepanjangan.

Sangat penting bagi investor untuk memahami perspektif tentang dasar-dasar cara investasi jangka panjang di industri ini. 

Artinya, sebagai investor, kamu harus tetap berkomitmen dan tidak perlu panik dengan langsung menjual blue chip milikmu.

Pasalnya, nantinya bakal merugikan jika kamu bertindak blunder.

Hal yang sama dikatakan Co-founder Paradigm, Fred Ehrsam. Dalam sebuah unggahan blog platform-nya baru-baru ini. 

Menurutnya, pada masa booming, jangan tergoda untuk melakukan segalanya. 

Pertahankanlah standar tinggi untuk mengubah atau memperluas perspektif kamu.

Baca juga: Cara Trading Crypto di Indodax bagi Trader Pemula, Pelajari Yuk!

Baca terus berita fintech Indonesia dan kripto terkini hanya di duniafintech.com

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Iklan

ARTIKEL TERBARU