31.2 C
Jakarta
Kamis, 19 Desember, 2024

Bitcoin Uang Terdesentralisasi, Apakah Terdesentralisasi?

duniafintech.com – Sebelum Anda membaca artikel ini, mohon diperhatikan bahwa artikel ini ditulis dari perspektif ilmu komputer, bukan dari sudut pandang ekonomi. Oleh karena itu, mungkin ada banyak detail-detail “ekonomi” di dalam artikel ini yang terlalu disederhanakan. Lantas apakah terdesntralisasi?

Bitcoin adalah sebuah tipe mata uang, yang digunakan di seluruh dunia dan dapat ditukarkan ke dollar AS seperti mata uang lain yang kita ketahui. Yang membuat Bitcoin menarik adalah fakta dimana keberadaannya melahirkan sebuah sistem keuangan baru yang memadukan unsur modern dan tradisional ke dunia kita, namun dalam aspek desentralisasi. Istilah “sistem keuangan yang desentralisasi” akan dijelaskan selanjutnya di dalam artikel ini.

Dua aspek utama yang membuat Bitcoin berbeda dengan sistem keuangan modern seperti dollar AS atau Euro adalah sebagai berikut:

  1. Desentralisasi: Dalam dunia Bitcoin, tidak ada entitas/lembaga terpusat yang mencetak uang, melainkan uang dicetak oleh para pengguna. Inilah yang menyebabkan Bitcoin muncul sebagai sebuah sistem yang terdesentralisasi.
  2. Anonimitas: Orang-orang yang menggunakan Bitcoin berharap agar identitas mereka tidak dimunculkan, kebalikan dari apa yang biasanya terjadi ketika kita membeli komoditas secara online di Internet menggunakan kartu kredit, dimana kita harus memasukkan detail-detail personal agar bisa diverifikasi terhadap bank yang kita gunakan.

Di dalam artikel ini, kita akan membatasi pembahasan pada aspek desentralisasi dari Bitcoin saja. Untuk aspek anonimitas, akan kita bahas di artikel-artikel selanjutnya.

Desentralisasi

Untuk memahami istilah “sistem keuangan yang terdesentralisasi”, kita harus sebelumnya memahami apa yang dimaksud dengan sistem yang ter-“sentralisasi”. Secara informal, sistem keuangan yang bersifat sentralisasi adalah sebuah sistem keuangan yang memiliki otoritas sentral, seperti halnya pemerintah, yang bertanggungjawab untuk semua aspek ekonomi, termasuk mencetak uang, mengaplikasikan pajak pada laba yang diperoleh oleh publik, mengijinkan bank-bank untuk membuka rekening untuk masyarakat, menerapkan regulasi dan berbagai hal lainnya. Hampir semua yang ada saat ini bergerak atas regulasi dan ketentuan dari pemerintah. Sebagian besar dari transaksi keuangan yang ada saat ini melibatkan setidaknya satu pihak ketiga, seperti bank, yang kemudian akan mengaudit dan menyimpan semua detail transaksi untuk proses pendataan dan penyelesaian sengketa di kemudian hari, akreditasi, serta proses pengawasan untuk menegakkan hukum.

Berhubung sekarang kita sudah paham tentang sistem yang tersentralisasi, sekarang kita bisa berargumen bahwa sistem yang terdesentralisasi adalah sistem yang tidak memiliki otoritas sentral namun masih bisa bekerja sama baiknya seperti seakan-akan ada otoritas sentral dibelakangnya. Persyaratan yang perlu dipenuhi untuk bisa “bekerja dengan baik” sebenarnya agak samar-samar dan tergantung pada peraturan-peraturan finansial dan hukum yang diaplikasikan oleh tiap negara di dalam sistemnya. Di sebagian besar negara, sistem keuangan yang bekerja dengan baik harus memiliki fitur perpajakan, namun hal ini pun bisa berbeda di satu negara dengan negara lainnya. Namun, di semua negara (atau federasi), prosedur percetakan uang yang baik dan terkontrol adalah faktor penentu yang sangat penting untuk dimiliki oleh setiap sistem keuangan. Sistem Bitcoin dikatakan memiliki fitur ini, namun apakah sistem ini memiliki fitur-fitur lain (seperti perpajakan, regulasi, dan sebagainya) masih tunduk pada interpretasi masyarakat dan mungkin masih bisa berubah menjadi versi baru yang lebih canggih. Sebelum kita mempelajari bagaimana Bitcoin bisa diciptakan, mari kita pelajari lebih dalam tentang pandangan publik terhadap uang dari masa ke masa.

Jika kita lihat sistem-sistem keuangan yang ada dalam sejarah, kita bisa meneliti bahwa pada tahap awal perdagangan, orang-orang menggunakan sistem desentralisasi namun kemudian mereka berpindah ke sistem yang tersentralisasi, dan kini dengan adanya bantuan dari komunitas kriptografi, sistem keuangan mulai bergerak kembali ke arah desentralisasi namun tentunya dengan sentuhan modernisasi. Rangkuman dari pendekatan sistem keuangan yang telah digunakan dari masa ke masa adalah sebagai berikut:

Sejarah lama: Sistem Komoditas yang Terdesentralisasi

Sistem ini merupakan sistem yang sangat sederhana dimana 1 gram emas memiliki harga sebesar 1 gram emas, dan emas dijadikan dasar alat tukar sehingga pada saat itu dikenal sebagai gold-standard (selanjutnya, silver-standard dan double-standard juga mulai bermunculan dan dikembangkan). Jaman dahulu terdapat kurs pertukaran harga dari emas ke barang apapun dan sebaliknya. Dengan begitu, Anda bisa membeli apa saja yang Anda butuhkan, dengan cara menukarnya dengan barang yang memiliki harga emas yang sama. Sistem seperti ini bisa berjalan karena semua orang setuju dan paham bahwa emas itu bersifat langka, sehingga menjadi sesuatu yang berharga. Tidak perlu ada otoritas manapun yang harus mengumumkan bahwa sekian gram emas itu seharga sekian banyak papan kayu, contohnya. Yang terjadi adalah nilai suatu barang diambil dari nilai fisik mereka, sehingga munculah sebuah sistem yang terdesentralisasi.

Sejarah baru-baru ini: Sistem sentralisasi dengan mata uang yang dijamin oleh komoditas

Sistem ini melangkah lebih dekat ke arah sistem keuangan yang kita ketahui saat ini. Dalam sebuah sistem sentralisasi dengan mata uang yang dijamin oleh komoditas, seorang pelanggan tidak lagi membeli makanan dengan cara memberikan sejumlah emas ke penjual, melainkan kini dilakukan dengan cara memberikan selembar kertas, atau sertifikat, yang ditandatangani oleh pihak bank, yang menunjukkan bahwa bank tersebut sudah menerima sejumlah emas di brankasnya. Siapapun yang menggenggam kertas tersebut, dapat mencairkan emasnya kembali dengan cara memberikannya ke bank, sehingga, kertas tersebut menjadi bisa dipindahtangankan dan bisa digunakan untuk membeli makanan atau produk-produk yang lain. Dari sana, kita bisa melihat bahwa bank adalah titik sentral dari sistem ini karena merekalah yang menyimpan emas untuk pengguna mereka, dan merekalah yang membubuhkan tandatangan pada kertas tersebut agar terbukti valid. Titik penting disini adalah peran dari lembaga perbankan itu sendiri. Bila Anda ingin bermain di dalam sistem ini, Anda harus percaya pada bank dan bisa membuktikan bahwa kertas yang dibayarkan oleh seseorang kepada Anda memang terbukti valid atau, sebaliknya, terbukti memiliki tandatangan palsu.

Modern: Mata Uang “Fiat” yang Tersentralisasi

Inilah jenis mata uang yang kita ketahui sekarang karena selalu kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari. Seperti halnya mata uang yang dijamin oleh komoditas, sistem keuangan ini juga menggunakan kertas dan koin. Namun dalam sistem keuangan dengan mata uang Fiat, kertas dan koin ini tidak lagi merepresentasikan barang tertentu seperti emas atau perak. Kertas ini hanya memiliki nilai karena ada peraturan dari pemerintah yang mengharuskannya untuk memiliki nilai; sebagai contoh, bila Anda menjual hot dogs di pinggir jalan di kota New York, maka Anda harus setuju untuk menerima pembayaran dalam bentuk dollar AS. Anda tidak menerima dollar AS karena nilai fisiknya (berhubung bentuknya hanya selembar kertas), namun karena pemerintah Anda memaksa Anda untuk menerimanya. Dengan begitu, pemerintah menjadikan dollar AS sesuatu yang sangat sering digunakan saat ini (bahkan sekarang lebih berguna daripada sebongkah emas). Seperti yang dijelaskan sebelumnya, kertas-kertas ini sebenarnya tidak ada harganya, namun karena regulasi menghendaki demikian, kertas ini akhirnya seharga dengan nomor yang tertera di dalamnya (nomor-nomor ini dikenal juga dengan sebutan “face value” dalam dunia ekonomi). Penjelasan diatas juga menunjukkan alasan mengapa tipe uang yang seperti ini dikenal dengan istilah “Fiat”, yang diambil dari bahasa Latin dengan arti “biarkan saja terjadi” berhubung dibuat murni berdasarkan regulasi dari pemerintah semata tanpa memiliki nilai yang sebenarnya.

Masa Depan: Blockchain yang Terdesentralisasi

Kini lebih mudah bagi kita untuk memahami apa itu Blockchain dan bagaimana cara kerjanya menggunakan analogi sebuah rekening bank. Jika Anda memiliki sebuah rekening bank, Anda mungkin sudah tahu bahwa Anda bisa menanyakan tentang saldo rekening Anda, dan juga melihat seluruh riwayat transaksi yang pernah Anda lakukan, contohnya transaksi mengirimkan atau menerima uang via rekening bank Anda. Bank menyimpan informasi-informasi ini di dalam catatan pribadi atau database mereka, dan menyediakan data itu kepada klien bila ditanyakan. Satu-satunya cara untuk mengakses catatan tersebut adalah melalui pihak banknya langsung, dalam arti Anda tidak akan bisa mengecek berapa jumlah saldo di rekening bank teman Anda. Sekarang anggaplah catatan yang digunakan bank tersebut memiliki jumlah halaman yang tidak terbatas (anggap saja, bank tidak akan mengalami masalah “kehabisan kertas”). Bank mulai mengisi catatan tersebut dari halaman pertama, nomor satu, dan terus menulisnya hingga halaman-halaman berikutnya.

Bank mengikuti dua aturan mengaudit dengan sangat hati-hati, yaitu:

  1. Tidak dapat diulang – Ketika bank sedang menulis transaksi pada halaman X, maka bank tidak akan mengulang dan mengubahnya kembali ke halaman dengan nomor halaman yang lebih rendah dari X.
  2. Tersembunyi – Ketika bank sedang menulis di halaman X, maka transaksi-transaksi yang muncul di halaman X belum dinyatakan valid sehingga tidak akan bisa diandalkan ketika klien menanyakan tentang saldo rekening bank mereka (aturan ini tercermin pada cara kerja rekening bank dimana kita perlu menunggu selama beberapa saat sampai akhirnya kita bisa melihat transaksi yang kita lakukan).

Dua aturan ini berarti bahwa halaman X adalah satu-satunya halaman yang dapat ditulis namun tidak dapat dibaca (berhubung bank tidak bisa mengandalkan apa yang tertulis di halaman X). Di sisi lain, halaman 1, 2, …,(X-1) bisa dibaca, namun tidak bisa ditulis ulang.

Isu penting lainnya adalah biaya transaksi: Ketika bank memproses transaksi dari Alice ke Bob, maka Alice harus membayarkan sejumlah uang ke bank sebagai bentuk komisi atas penggunaan layanan mereka. Biaya transaksi ini jumlahnya tidak tetap seperti yang terjadi dulu. Sekarang, cara kerjanya murni secara free-market, dimana Alice memberitahu pihak bank terlebih dahulu bahwa ia hendak melakukan sebuah transaksi bersamaan dengan jumlah komisi yang ia setujui untuk dibayarkan ke pihak bank; semakin tinggi komisinya, semakin tinggi juga kesempatan bagi transaksi Alice untuk dimuat didalam halaman yang sedang dituliskan oleh bank, dalam arti transaksi tersebut akan divalidasi lebih cepat oleh pihak bank.

Didesentralisasikan saja!

Apa yang telah dijelaskan di atas merangkumkan bagaimana cara kerja sistem yang tersentralisasi. Sekarang, mari kita lihat bagaimana cara kerja sistem yang desentralisasi. Dalam sistem yang terdesentralisasi, kita harus bisa menemukan suatu cara yang bisa diandalkan untuk menyimpan data transaksi-transaksi sebelumnya, tapi tanpa bantuan bank sentral yang mengontrol segalanya. Penting juga untuk dibahas bahwa ketika tidak ada entitas sentral yang bisa dipercaya (seperti halnya bank atau pemerintah), kita perlu menemukan suatu teknik dimana semua orang bisa setuju bahwa suatu objek memiliki nilai, seperti halnya kertas atau koin, tapi sekarang kita membutuhkannya dalam bentuk data yang digital. Dalam pembahasan dibawah ini, kita akan terlebih dahulu mempelajari tentang buku catatan yang terdesentralisasi dan melihat bagaimana objek digital yang memiliki suatu nilai (uang yang digunakan) dilahirkan dari sistem.

Jadi, bukannya menggunakan bank, kita kini memiliki sejumlah juru tulis yang bisa memproses transaksi, katakanlah, milik Alice. Alice hanya mengetahui sedikit dari mereka. Ketika Alice ingin mengirimkan uang ke Bob, dia mengirimkan informasi ke setiap juru tulis yang dia tahu. Informasi ini meliputi nomor rekening Bob, jumlah uang yang ditransfer, dan jumlah biaya transaksi yang rela ia bayarkan atas penggunaan layanan tersebut. Setidaknya salah satu dari juru tulis tersebut, katakanlah namanya Clair, menerima pesan dari Alice dan melihat bahwa komisi yang ditawarkan jumlahnya cukup untuk memproses transaksi. Untuk mendapatkan biaya transaksi yang ditawarkan, Clair harus mencatat transaksi tersebut ke dalam halaman yang saat ini sedang ia tulis, lalu, ketika halaman tersebut sudah penuh, Clair berusaha menambahkan halaman ini ke dalam satu buku catatan besar yang dimiliki oleh semua juru tulis yang ada. Clair melakukannya karena ia membutuhkan semua juru tulis yang lain untuk setuju bahwa dialah yang memproses transaksi yang ada di halaman tersebut sehingga dialah yang berhak mendapatkan semua biaya transaksi yang dicantumkan Alice didalam transaksinya. Ketika semua juru tulis setuju,  semua transaksi yang ada di dalam halaman tersebut akan dinyatakan valid dan Clair akan menerima semua komisinya.

Seperti yang mungkin telah terlintas di benak Anda sebelumnya, usaha Clair dalam menambahkan halaman transaksi baru ke dalam buku besar dan mengajak semua orang untuk setuju dengannya bukanlah hal yang mudah. Katakanlah saat itu ada juga juru tulis yang bernama Dan yang juga menerima informasi mengenai transaksi yang ingin dilakukan oleh Alice, dan Dan ingin menambahkan halamannya ke dalam buku besar di saat yang bersamaan dengan Clair dimana didalam halaman yang dibuat Dan tertulis juga transaksi dari Alice ke Bob. Transaksi Alice tidak boleh diproses dua kali, tentunya, berhubung jika transaksinya diproses dua kali, maka Alice akan kehilangan uang yang tidak dimaksudkan untuk terkirim ke Bob. Lalu siapa yang berhak mendapatkan komisi dari Alice? Clair atau Dan? Jawabannya sangat sederhana: siapa cepat, dia dapat. Jika Clair memproses halamannya lebih dulu dan mampu meyakinkan semua juru tulis bahwa dia yang melakukannya, maka halaman Clair akan dimuat di dalam buku besar. Keadaan ini mengharuskan Dan untuk mengedit halamannya, karena transaksi dari Alice dan Bob sudah ada di dalam buku besar dan tidak boleh diproses dua kali.

Di dunia yang sebenarnya, memproses transaksi menggunakan komputer merupakan sebuah tugas yang sangat mudah, dan bila dikerjakan menggunakan komputer normal hanya akan membutuhkan waktu beberapa millisecond saja (atau bahkan bisa kurang), sehingga akan ada kompetisi yang ketat antara Clair dan Dan, dan situasi dimana sebagian juru tulis setuju dengan Clair dan sebagian sisanya setuju dengan Dan sebenarnya sangat mungkin untuk terjadi. Waktu pemrosesan transaksi harus memakan waktu yang sedikit lebih lama, agar setiap orang bisa diyakinkan oleh satu juru tulis saja. Hal ini dapat diselesaikan dengan cara menambahkan teka-teki didalamnya. Untuk semua halaman yang akan dimasukkan ke dalam buku besar oleh seorang juru tulis, akan ada sebuah teka-teki yang sulit untuk ditebak. Setiap halaman akan mendapatkan teka-teki yang unik dan berbeda dengan halaman lainnya, sehingga halaman yang diproses oleh Clair akan berbeda dengan halaman yang diproses oleh Dan (meskipun keduanya masih berisi transaksi milik Alice). Teka-teki untuk Clair akan berbeda dengan teka-teki untuk Dan, sehingga waktu penyelesaian teka-teki tersebut juga pasti akan berbeda. Siapapun yang bisa menemukan solusi teka-tekinya terlebih dahulu, akan memiliki waktu lebih banyak untuk meyakinkan semua orang agar halamannya disetujui dan ditambahkan ke dalam buku besar.

Jadi sekarang kita sudah tahu bagaimana caranya uang bisa terkirim, dan bagaimana cara juru tulis mendapatkan komisi dari setiap tranksasi yang diproses. Tapi apa sebenarnya uang ini, dan bagaimana Alice bisa mendapatkan sejumlah uang ini untuk ditransfer ke Bob?

Kita sudah tahu bahwa uang ini tidak memiliki bentuk fisik berhubung kita tidak mempercayai entitas sentral manapun untuk mencetak uang dan menyebarkannya ke masyarakat. Untuk menjawab pertanyaan ini, kita kini merujuk kembali pada para juru tulis yang sudah dijelaskan di atas dan menyebutnya dengan istilah “penambang” (miners). Istilah penambang ini mencerminkan kerja keras yang mereka lakukan, yaitu mencari solusi untuk memecahkan teka-teki yang diberikan, seperti halnya penambang emas yang berkerja keras untuk menemukan emas dari dalam tanah.

Sekarang hanya perlu dijelaskan bagaimana uang ini diciptakan. Seperti yang bisa Anda bayangkan, para penambang adalah orang-orang yang membawa jenis uang baru ke dunia ini. Mereka rela mengerahkan kerja keras dan usaha yang besar karena sistem akan memberikan upah atas kerja keras mereka. Mereka bisa mendapatkan uang dari biaya transaksi dan juga bisa mendapatkan uang dalam jumlah tetap untuk setiap halaman yang mereka tambahkan ke dalam buku besar. Jumlah uang yang diberikan tergolong besar, dan kini berharga sekitar 13,000 dollar AS. Kita harus memperhatikan fitur penting di dunia Bitcoin – seorang penambang bisa saja tidak mendapatkan apa-apa dari usaha keras yang mereka kerahkan. Para penambang ini mentaati satu peraturan penting: Hanya akan ada satu penambang, siapapun yang bisa menemukan solusi untuk memecahkan teka-teki dalam waktu yang paling cepat, yang bisa mendapatkan komisi dari biaya transaksi dan juga mendapatkan uang dalam bentuk koin digital dalam jumlah tetap yang tercipta berkat usahanya. Bahkan, koin-koin baru dalam jumlah tetap ini muncul menjadi transaksi pengiriman uang baru yang dimasukkan oleh penambang tersebut ke halamannya dengan alamat tujuan yang bisa ia pilih sesuka hati, kebanyakan ke alamat pribadinya.

Gabungkan semuanya

Alice, yang ingin melakukan transaksi pengiriman uang ke Bob sebenarnya bisa menjadi siapa saja yang memiliki sebuah aplikasi dompet Bitcoin di smartphone atau PC-nya. Dompet ini merupakan program yang bisa menyimpan Bitcoin di dalam komputer Anda dan juga bisa melacak alamat IP para penambang. Penambang yang berada dibelakang alamat-alamat IP ini akan diberitahu ketika pengguna menjalankan program yang ada di dalam dompet untuk mengirim uang ke orang lain; selain itu, dompet ini juga akan menginfokan halaman-halaman yang baru tercipta ke para penambang dengan alamat-alamat IP tersebut untuk mengecek apakah uangnya sudah diterima di dompet itu (dalam arti, apakah seseorang sudah mengirimkan uangnya pada Anda).

Setelah Anda mengabari para penambang tentang transaksi yang akan Anda lakukan, mereka akan berusaha memasukkannya ke dalam halaman berikutnya dan menemukan solusi untuk teka-teki yang terhubung dengan halaman tersebut. Penambang pertama yang berhasil memecahkan teka-teki itu akan mendapatkan biaya transaksi yang Anda berikan dan juga uang hadiah dalam jumlah tetap yang diberikan oleh sistem.

Terakhir, mari kita ganti semua kata-kata yang ada diatas dengan istilah-istilah resmi yang diberikan oleh komunitas Bitcoin: sebuah halaman dengan daftar transaksi yang terpapar jelas diatasnya disebut sebagai “blok” dari transaksi-transaksi, sehingga buku besar disini dikenal dengan istilah “block-chain”, berhubung buku besar ini merupakan rantai kumpulan blok-blok yang ada, dimana tiap blok memiliki sejumlah transaksi didalamnya yang sudah divalidasi. Teka-teki yang sangat sulit dan  berusaha dipecahkan oleh para penambang sebenarnya adalah sebuah cara untuk menemukan suatu output dari fungsi hash kriptografi khusus (topik ini akan dijelaskan pada post berikutnya). Sebagai tambahan, berhubung para penambang harus mencoba mencari pasangan kunci yang tepat untuk menyelesaikan teka-teki ini, dan terbukti mereka harus bekerja keras untuk menemukan solusinya, banyak yang menyebutnya sebagai PoW – proof of work atau bukti hasil kerja.

Artikel ini merupakan terjemahan dari artikel berbahasa asing yang berjudul “Bitcoin – Money Decentralization” yang ditulis oleh Avishay Yanay, seorang peneliti kriptografi di Cryptography Research Group of the Bar-Ilan Cyber Center. Artikel asli dapat dilihat di link ini.

1 KOMENTAR

Iklan

mau tayang di media lain juga

ARTIKEL TERBARU