30 C
Jakarta
Kamis, 28 Maret, 2024

Aplikasi Pengatur Keuangan UKM, Intip Daftar Rekomendasinya di Sini

JAKARTA, duniafintech.com – Aplikasi pengatur keuangan UKM atau Usaha Kecil Menengah saat ini sudah banyak tersedia. Apa saja rekomendasinya?

Seiring dengan kian canggihnya perkembangan zaman, saat ini banyak bermunculan aplikasi yang memudahkan masyarakat dalam setiap sendi kehidupan, termasuk dalam berbisnis.

Terbaru, ada jenis aplikasi yang tengah populer di kalangan pelaku UMKM, yakni aplikasi pengatur keuangan.

Sejalan dengan namanya, aplikasi ini berguna untuk menyimpan data keuangan harian dalam berbisnis.

Misalnya dana yang keluar untuk modal dan pemasukan dari hasil penjualan. Nah, untuk mengetahui rekomendasi aplikasi terbaiknya, simak ulasan berikut ini, seperti dinukil dari Plugin Ongkos Kirim.

Baca juga: Aplikasi Keuangan Rumah Tangga Terbaik, Cek Rekomendasinya

Daftar Rekomendasi Aplikasi Pengatur Keuangan UKM

1. BukuWarung

Pertama, ada aplikasi BukuWarung yang dikembangkan oleh Chinmay Chauhan dan Abhinay Peddisetty.

Diluncurkan pada 2019, aplikasi ini bertujuan untuk membantu pelaku UMKM dalam membuat pembukuan dengan cara yang lebih praktis.

Sesuai namanya, target utama pengguna aplikasi ini, yaitu para pemilik warung. Pemilihan target ini berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh pengembang sebelum membuat aplikasi.

Dalam hal ini, banyak pemilik warung yang tidak melakukan pembukuan sama sekali sehingga keuangan bisnis menjadi kacau.

Adapun fitur utama dari BukuWarung, di antaranya pencatatan penjualan, pencatatan pemasukan dan pengeluaran, mesin kasir, dan pencatat utang piutang.

Seperti warung pada umumnya, salah satu kendala yang paling sering dijumpai, yaitu konsumen yang berutang.

Nah, untuk mengatasi hal itu, BukuWarung menghadirkan fitur untuk mencatat utang dan menagihnya kepada konsumen.

Aplikasi yang satu ini dapat mengirimkan pesan berupa penagihan kepada orang yang belum membayar utangnya saat jatuh tempo.

2. LunasBos – Aplikasi Pengatur Keuangan UKM

Aplikasi ini dikembangkan oleh Adjie Purbojati, dengan tujuan utama untuk mempermudah urusan utang piutang antara kreditur dengan debitur.

Pasalnya, utang piutang tidak jarang menjadi urusan yang rumit, apalagi dalam bisnis. Kelebihan dari aplikasi ini, yaitu memiliki fitur pencatatan utang dua arah.

Di sini, debitur dan kreditur akan punya catatan masing-masing yang terhubung satu sama lain.

Hal itu adalah sebuah terobosan cemerlang untuk mengurangi kesalahpahaman antara kedua belah pihak.

Adapun data antara debitur dan kreditur tersinkronisasi di dalam aplikasi LunasBos dengan memanfaatkan nomor ponsel atau WhatsApp.

Nantinya, seluruh data juga tersimpan di dalam cloud storage sehingga tidak perlu khawatir akan hilang.

LunasBos menjadi pilihan utama bagi UMKM untuk menggantikan catatan utang piutang manual.

Tampilannya pun sederhana dan mudah dimengerti. Di sini, kamu pun bisa menyimpan nomor rekening tabunganmu di dalam aplikasi untuk keperluan pembayaran.

Namun, aplikasi ini hanya berfungsi sebagai pencatat utang, bukan aplikasi pengatur keuangan umum.

Maka dari itu, kamu perlu aplikasi lain untuk membuat pembukuan dan laporan keuangan.

3. Catatan Keuangan Harian

Aplikasi berikut ini berguna untuk mencatat keuangan harian, baik pemasukan maupun pengeluaran.

Kamu bisa menggunakan Catatan Keuangan Harian untuk mencatat keuangan pribadi dan juga UMKM.

Catatan Keuangan Harian punya tampilan yang cukup sederhana. Kamu dapat menambahkan dan menghapus berbagai macam kategori sehingga lebih fleksibel. 

Di setiap periode, aplikasi ini bisa menghasilkan laporan keuangan dalam bentuk spreadsheet, text, dan PDF.

Adapun tampilannya bisa diubah sesuai dengan keinginan. Akan tetapi, pengguna hanya bisa mengubah warna tampilan.

Di samping itu, kamu pun bisa menambahkan PIN untuk mengamankan data yang tersimpan dalam Catatan Keuangan Harian.

Di sini, ada 20 jenis mata uang berbeda yang bisa digunakan dalam mencatat keuangan. Akan tetapi, Catatan Keuangan Harian hanya mampu menyimpan data tunggal.

Dalam artian bahwa kamu tidak bisa mengelola keuangan UMKM bersamaan dengan keuangan pribadi di dalam aplikasi ini.

Sayangnya, data di dalam aplikasi belum bisa disinkronisasi secara otomatis ke cloud storage.

Dalam hal ini, kamu harus melakukan back up secara manual jika ingin memindahkan data ke perangkat lain. Tentu, hal itu sangat merepotkan dan data rawan hilang.

4. Finansialku – Aplikasi Pengatur Keuangan UKM

Sudah beroperasi cukup lama, aplikasi DinaFinansialku diluncurkan pertama kali pada 2017.

Tujuan utama pembuatan aplikasi ini, yaitu untuk membantu masyarakat dalam mengelola keuangan sehari-hari.

Ada tiga fitur utama yang disediakannya, yakni:

  • Fitur untuk konsultasi keuangan. Di dalam aplikasi ini tersedia pilihan untuk bertanya dengan ahli finansial
  • Membuat rencana keuangan sesuai dengan kebutuhan, seperti biaya untuk membeli rumah, menikah, dan pendidikan anak
  • Fitur keuangan yang lengkap, meliputi pencatatan transaksi, pembuatan estimasi anggaran, sinkronisasi dengan rekening, dan membuat laporan keuangan per bulan

Baca juga: Aplikasi Trading Kripto Terbaik 2022, Inilah Rekomendasinya

5. Money Lover

Terakhir di daftar ini, kamu bisa mencoba Money Lover. Fitur yang ditawarkannya cukup lengkap, di antaranya:

  • Mencatat seluruh transaksi yang masuk dan keluar
  • Catatan untuk utang piutang
  • Menghasilkan grafik keuangan yang dapat mempermudah pengguna dalam melakukan analisis
  • Terhubung langsung dengan rekening
  • Scan kuitansi atau bukti transaksi
  • Membuat target penghasilan atau tabungan
  • Ekspor data keuangan ke dalam bentuk spreadsheet

Namun, kamu diharuskan untuk berlangganan layanan premium untuk dapat menggunakan fitur lengkap dari Money Lover.

Meski demikian, pengguna tetap dapat memanfaatkan aplikasi ini secara gratis, tetapi fitur yang dimiliki pengguna tentu akan sangat terbatas.

Aplikasi Pengatur Keuangan UKM

Tips Mengatur Keuangan UKM – Aplikasi Pengatur Keuangan UKM

Melangsir laman Kemenkop UKM, berikut ini beberapa tips yang bisa kamu terapkan.

  1. Pisahkan Keuangan Pribadi dan Bisnis

Memisahkan keuangan pribadi dan keuangan untuk bisnis UMKM merupakan hal mendasar yang penting untuk dilakukan pebisnis.

Hal ini untuk menghindari tercampurnya pengeluaran pribadi dan anggaran untuk bisnis.

Mencampur dana pribadi dan bisnis kamu dapat mengakibatkan pencatatan keuangan yang tidak teratur sehingga kamu akan kesulitan memantau keluar masuknya uang. 

Oleh sebab itu, sebaiknya pisahkan rekening bank pribadi dan rekening bisnis agar kamu pun lebih mudah untuk melacak profit, memantau pengeluaran, dan melakukan pembukuan.

  1. Buat Anggaran

Memiliki anggaran dapat membantumu mengelola keuangan bisnis UMKM. Sistem keuangan yang baik dapat memudahkanmu dalam menentukan pengeluaran dan target pendapatan.

Dengan memiliki budget, kamu bisa mengetahui bagian-bagian mana saja dari bisnismu yang memerlukan pengeluaran yang cukup besar. 

Selain itu, anggaran juga dapat membantu memperkirakan jumlah pendapatan yang akan diterima bisnis. Jika ternyata pendapatan yang diterima bisnis UMKM lebih rendah dari yang dianggarkan, kamu bisa mencari cara untuk mengurangi pengeluaran atau meningkatkan pendapatan. 

  1. Monitor Aset

Mengelola keuangan tidak melulu soal kas saja. Aset juga menjadi salah satu aspek penting yang perlu diperhatikan dalam menjalankan bisnis.

Aset bisa berupa barang-barang atau alat yang menunjang operasional bisnis. Misalnya jika kamu menjalankan bisnis kuliner, peralatan masak merupakan aset dari bisnismu. 

Periksa secara berkala aset-aset yang dimiliki dan sisihkan anggaran untuk melakukan perawatan.

Tujuannya tidak lain adalah agar aset bisa tahan lama dan tidak mudah rusak. Apabila aset rusak, operasional bisnis akan terhambat sehingga keberlangsungan bisnis pun bisa terganggu.

Setelah melakukan pembukuan dan anggaran, evaluasi secara berkala pengeluaran bisnismu.

Periksa pengeluaran mana yang efektif untuk bisnis dan mana yang kurang mendatangkan manfaat. Lakukan evaluasi secara menyeluruh mulai dari biaya produksi dan operasional, gaji karyawan, pemasaran, dan lain-lain.

Dari hasil evaluasi tersebut, kamu kemudian bisa merencanakan dan menyesuaikan anggaran ke depannya agar lebih optimal.

  1. Kelola Stok

Pantau dan kelola stok bisnis UMKM kamu secara berkala untuk menghindari terjadinya kelebihan atau kekurangan stok.

Kelebihan stok akan membuat pengeluaranmu berlebih, sementara kurangnya ketersediaan stok akan membuatmu terpaksa harus menolak calon pembeli.

Dengan melacak pembelian dan penjualan stok, kamu bisa memperkirakan jumlah stok yang kira-kira harus tersedia. 

  1. Bayar Tagihan Tepat Waktu

Hindari menunda membayar tagihan seperti hutang dan pinjaman atau pembayaran kartu kredit.

Pembayaran yang terlambat dapat menambah pengeluaranmu karena harus membayar bunga tambahan.

Ditambah lagi, menunda pembayaran juga dapat mengakibatkan hubungan yang tidak baik antara kamu dengan vendor bisnis UMKM kamu.

Supaya tidak lupa, catat tenggat waktu pembayaranmu dan setel pengingat baik di buku catatan ataupun pada smartphone.

  1. Kurangi Pengeluaran yang tidak Perlu

Setelah menerapkan anggaran dan mengevaluasi pengeluaran, langkah selanjutnya adalah menentukan pengeluaran mana yang dirasa kurang perlu dan dapat ditekan atau dipotong.

Pengeluaran ini merupakan biaya-biaya yang kurang berkontribusi terhadap kemajuan bisnismu atau terlalu besar sehingga menghambat kelancaran arus kas. 

Baca juga: Aplikasi Paylater Bunga Rendah Terbaik saat Ini, Intip Yuk!

Sekian ulasan tentang aplikasi pengatur keuangan UKM yang perlu diketahui. Semoga bermanfaat.

Baca terus berita fintech Indonesia dan kripto terkini hanya di duniafintech.com

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Iklan

ARTIKEL TERBARU

LANGUAGE