JAKARTA, 11 Oktober 2024 – Bank digital asal Afrika bidik pasar lokal? Indonesia tampaknya tengah menjadi incaran investor dari sejumlah negara. Terbaru, ada kabar bank digital asal Afrika Selatan bakal ikut menancapkan kukunya di tanah air.
Kehadirannya, tentu bakal turut meramaikan Industri keuangan RI.
Bank digital asal Afrika, Tyme Group, yang tengah bersiap meluncur di Indonesia dengan fokus pembiayaan Usaha Mkro Kecil dan Menengah (UMKM).
Ramai diberitakan bahwa Tyme Group berniat masuk ke Indonesia dengan produk Merchant Cash Advance.
Indonesia akan jadi negara keempat dalam sasaran ekspansi global Tyme.
Bank ini akan fokus mengincar usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM)
Sejatinya, kabar Tyme mau melebarkan sayap ke Indonesia sudah mencuat sejak April lalu.
Dalam laporan Dealstreetasia, Coenraad Jonker, CEO Tyme Bank, mengungkap, ia tertarik membawa bank yang ia pimpin ke Indonesia.
Alasannya, Indonesia tengah berfokus membuat layanan keuangan lebih mudah diakses.
Selain itu, Tyme memiliki pengalaman positif dengan regulator Indonesia.
Jonker mengatakan, Tyme berencana memperkenalkan produk merchant cash advance di Indonesia sebelum akhir tahun ini.
“Indonesia adalah pasar yang ideal untuk model kami,” ujar Jonker.
Telah Kumpulkan 3 Juta Pengguna
Ekspansi ini menyusul peluncuran Tyme sebelumnya di Filipina sebagai GoTyme Bank yang telah mengumpulkan 3 juta pengguna dan simpanan sebesar PHP 17,3 miliar hingga Agustus tahun ini.
Hal tersebut pun telah dikonfirmasi oleh Timothy Delahunty yang memperbarui profil linkedin-nya dengan jabatan sebagai CEO GoTyme Capital Indonesia sejak Oktober 2024.
Ia juga membenarkan apa yang telah diberitakan sejumlah media.
Dinilai Bisa Tingkatkan Layanan Perbankan
Direktur Keuangan Bank Raya Rustarti Suri Pertiwi menilai, kehadiran bank asing bisa meningkatkan layanan perbankan bagi UMKM.
Namun, ia mengingatkan bank harus memahami dulu karakteristik UMKM di Indonesia, agar produk yang ditawarkan sesuai. Sebab, bukan tak mungkin UMKM Indonesia dan negara lain berbeda.
Apalagi, kata Tiwi, menyasar segmen UMKM tak cukup sekadar menyalurkan kredit, tapi bank harus bisa memastikan kualitas asetnya terjaga dengan baik.
“Di Bank Raya, kami sudah punya produk yang sesuai dengan target pasar yang dituju di ekosistem BRI Group,” ujarnya.
Menurut Ekonom sekaligus pendiri Segara Institute Piter Abdullah, bank asing tak akan mudah bersaing dalam menyasar UMKM.
Di banyak negara, pasar ritel umumnya dikuasai bank lokal yang memiliki keunggulan daya saing.
Ini terutama dari sisi pemahaman budaya.
“Meski potensi pasar UMKM memang cukup besar, sejauh ini sudah dikuasai bank domestik seperti BRI, BTPN dan PNM. Bank-bank asing banyak yang gagal,” ujarnya.
Bank Digital Asal Afrika ke Indonesia? OJK Belum Mengetahui
Menanggapi hal itu, Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae mengaku belum mengetahui rencana masuknya Tyme ke Indonesia.
OJK belum ada melakukan pembicaraan dengan bank tersebut.
“Enggak tahu, belum jelas. Kalau izin bank digital mestinya ke saya,” tegasnya.
Sejauh ini ada beberapa bank digital di Tanah Air yang sedang memfokuskan diri menyasar segmen UMKM.
Di antaranya Bank Hibank Indonesia dan Bank Raya Indonesia Tbk.