JAKARTA, duniafintech.com – Bank Indonesia (BI) meramal bahwa pertumbuhan kredit di 2022 akan tumbuh di kisaran 6% hingga 8%. Hal ini melanjutkan tren pertumbuhan kredit Maret 2022 yang telah mencapai 6,65%.
Gubernur BI, Perry Warjiyo mengatakan, proyeksi tersebut didasarkan pada peningkatan dan perbaikan dari sisi penawaran perbankan dan juga permintaan dari sisi korporasi dengan kinerja korporasi yang membaik.
“Kami perkirakan pertumbuhan kredit bulan Maret mencapai 6,65% terus akan menunjukkan peningkatan. Secara keseluruhan, kami perkirakan kredit akan tumbuh 6% sampai 8% untuk tahun 2022,โ katanya dalam konferensi pers virtual, Selasa (19/4).
Dia menuturkan, pola pertumbuhan kredit tersebut akan mengikuti pola pertumbuhan dari sisi ekonomi. Akan tetapi, secara keseluruhan akan terus mengalami peningkatan sejalan dengan meningkatnya mobilitas masyarakat.
Adapun, menurutnya sektor-sektor yang akan mendukung pertumbuhan kredit tersebut adalah sektor-sektor yang berorientasi ekspor, yang didukung oleh peningkatan harga komoditas global.
“Sektor lainnya adalah sektor-sektor yang terus mengalami peningkatan sejalan dengan peningkatan mobilitas, yang berkaitan dengan industri makanan minuman dan perdagangan, baik eceran maupun perdagangan besar, serta sektor transportasi dan logistik yang juga terus mengalami perbaikan,โ ujarnya.
Adapun, dia menjelaskan intermediasi perbankan pada Maret 2022 melanjutkan perbaikan dibandingkan dengan bulan sebelumnya dengan kredit tumbuh sebesar 6,65% (yoy).
Gubernur Bank Indonesia menambahkan, pertumbuhan kredit terjadi di berbagai kelompok bank, segmen kredit, dan sektor ekonomi termasuk subsektor prioritas, seiring berlanjutnya pemulihan aktivitas korporasi dan rumah tangga.
Sedangkan, pemulihan kinerja korporasi terus berlanjut, yang tercermin dari perbaikan penjualan dan belanja modal, serta terjaganya kemampuan membayar. Sementara dari sisi penawaran, standar penyaluran kredit terus melonggar seiring menurunnya persepsi risiko kredit.
Pertumbuhan kredit UMKM juga meningkat sebesar 14,98% (yoy) pada Maret 2022, khususnya bersumber dari kredit mikro dan kecil. “Dengan perkembangan tersebut, pertumbuhan kredit dan DPK pada 2022 masih sesuai prakiraan, yaitu masing-masing dalam kisaran 6%-8% dan 7%-9%,” ucapnya.
Sementara itu, Perry memaparkan, ketahanan sistem keuangan tetap terjaga dan intermediasi perbankan melanjutkan perbaikan secara bertahap.
Hal ini tercermin dari rasio kecukupan modal atau Capital Adequacy Ratio (CAR) perbankan pada Februari 2022 yang tetap tinggi sebesar 25,85%, dan rasio kredit bermasalah atau Non Performing Loan (NPL) yang tetap terjaga, yakni 3,08% (bruto) dan 0,87% (neto).
Penulis: Nanda Aria
Editor: Rahmat Fitranto