JAKARTA – Pada semester I Tahun 2024, PT Bank Jago Tbk (ARTO) berhasil memperoleh laba. Capaian itu berhasil dibukukan sebesar Rp 50 miliar. Pencapaian tersebut meningkat 23% dari periode sama tahun lalu.
Menyikapi hal itu, Direktur Utama Bank, Jago Arief Harris Tandjung mengatakan, ke depan pihaknya akan terus melakukan sejumlah inovasi. Konsepnya, akan mengedepankan kolaborasi dengan ekosistem digital dengan target pertumbuhan bisnis secara berkelanjutan.
Bank Jago Cetak Laba Rp49,96 M di Semester I/2024 Naik 23,32%
Bank Jago optimis mampu menjaga pertumbuhan bisnis secara positif. Tentunya, dengan tetap mempertahankan kualitas maksimal.ย Ditinjau dari rasio kredit bermasalah (nonperforming loan/NPL) gross, Bank Jago juga telah mencatatkan perbaikan kualitas aset.
Hal ini mengalami penurunan dari 1,2% per Juni 2023, menjadi 0,38% per Juni 2024.ย “Kemudian, NPL net susut dari 0,19% menjadi 0,01%,” kata Direktur Utama Bank Jago Arief Harris Tandjung dalam keterangan tertulis pada Jumat (26/7/2024).
Secara pendanaan, Bank Jago juga dinyatakan telah meraup dana pihak ketiga (DPK). Jumlahnya mencapai Rp14,8 triliun per kuartal II/2024. Pertumbuhannya mencapai 47% yoy.ย
Jumlah itu sebanyak 61% dari jumlah DPK atau sebesar Rp9,1 triliun. Hal itu merupakan dana murah atau current account and savings account (CASA). Dari sisi intermediasi, kata Arief, telah menyalurkan kredit sebesar Rp15,7 triliun.
Itu terwujud pada kuartal II/2024 dengan capain yang melesat 40% yoy. “Aset emiten bank digital berkode ARTO ini pun menjadi Rp24,2 triliun,” paparnya.
Mengacu pada kuartal II/2024, alami pertumbuhan sebesar 29% yoy. Menurut Arief, capaian itu berkat kerjasama dan dukungan mitra ekosistem strategis. Diantaranya adanya ekosistem GoTo serta platform reksadana online Bibit.
“Ini semua terhubung secara seamless dengan aplikasi Jago,” jelasnya. Menurutnya, hal ini justru memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pertumbuhan bisnis.
Terlihat dari jumlah nasabah funding aplikasi Jago juga mengalami peningkatan sebanyak 66 persen. Semuanya berasal dari mitra ekosistem. Berdasarkan catatannya, kinerja penyaluran kredit Bank Jago juga terdorong berkat skema partnership.
Kerjasama tersebut berbentuk channeling yang semakin erat dengan ekosistem dan platform digital. “Hingga akhir kuartal II 2024, 40 persen yoy atau mencapai Rp15,7 triliun dana dapat teralurkan,” paparnya.
Capain positif itu kata Arief, diiringi dengan kualitas terutama dari segi penyaluran kredit. “Hal itu juga tercermin dari rendahnya rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) gross yang sebesar 0,4 persen,” terangnya.
Terjaganya pertumbuhan kredit ini sambung Arief, berhasil membukukan laba bersih setelah pajak (net profit after tax) sebesar Rp50 miliar. Saat ini total aset Bank Jago ikut meningkat sebesar 29 persen yoy.
“Dari Rp18,9 triliun di semester I 2023 menjadi Rp24,2 triliun di semester I 2024,” paparnya. Rasio kecukupan modalnya kata Arif, mencapai 50 persen. “Ini menunjukkan kuatnya tingkat permodalan dalam proses mendukung ekspansi bisnis ke depan,” jelasnya.
Arief mengungkapkan, Bank Jago juga menggabungkan sejumlah strategi sehingga berhasil menjaga konsistensi pertumbuhan. “Hal itu semakin memperkuat keyakinan perseroan,” terangnya.
Inovasi dan kolaborasi ini kata Arief, dalam ekosistem digital merupakan model bisnis yang tepat. Acuannya sebut Arief adalah teknologi (tech-based bank). Bank Jago menurut Arief, tidak akan berhenti melakukan inovasi dan kolaborasi. “Tentu tujuannya ekosistem digital,” paparnya.
Ia sangat optimis, melalui kombinasi keduanya manajemen risiko dan tata kelola mampu wujudkan harapan. “Ini merupakan landasan yang kuat bagi Bank Jago untuk bertumbuh lebih tinggi lagi,” pungkasnya.