duniafintech.com – Blockchain memiliki kemampuan besar dalam menyimpan aset digital, pengiriman, ketahanan, biaya pengiriman, dan biaya transaksi yang cepat. Yang terbaru untuk mengetahui keunggulan ini adalah bank sentral Kazakhstan.
Baca juga :Â https://duniafintech.com/teknologi-blockchain-sahabat-pariwisata/
Hutang Kazakhstan pada aplikasi seluler
Bank sentral Kazakhstan telah mengumumkan rencana untuk mluncurkan sistem berbasis Blockchain pada paruh kedua tahun 2017, di mana ia akan menjual obligasi jangka pendek kepada investor ritel. Investor akan bisa mengakses sistem dengan menggunakan aplikasi mobile dan akan bisa langsung membeli obligasi, tanpa komisi. Penyelesaian cepat, biaya transaksi yang rendah dan kemudahan pembelian diharapkan membuat obligasi ini menarik bagi nasabah ritel.
Pencatatan aset Blockchain
Menyimpan aset digital di Blockchain bukanlah ide baru. Digital Asset Holdings, dipimpin oleh mantan J.P. Morgan bankir Blythe Masters adalah salah satu perusahaan terkenal di bidang ini. Pada awal 2015 emiten dapat menggunakan teknologi Nasdaq Linq Blockchain untuk mencatat transaksi efek pribadi. Bank-bank di seluruh dunia terlibat dalam studi percontohan untuk melihat bagaimana basis data warisan mereka yang ada, terutama di segmen sekuritas dapat diganti dengan teknologi Blockchain.
Sikap U-turn
Salah satu alasan mengapa otoritas pemerintah menolak Bitcoin atau kripto yang lain adalah mereka takut kehilangan kendali atas sistem moneter. Pada 2013, menteri keuangan Kazakhstan menyatakan bahwa posisi negaranya dalam sistem keuangan global dapat dirusak oleh Bitcoin.
Tapi pemerintah mendukung teknologi Blockchain, mengingat potensinya untuk mengurangi biaya. Dengan menyimpan obligasi di Blockchain, bank sentral bertujuan untuk memanfaatkan keuntungan dari Blockchain tanpa menipiskan norma identifikasi ketat yang diperlukan bagi pengguna.
Sistem ini juga bisa digunakan untuk memasarkan sekuritas lainnya termasuk saham yang ditargetkan dijual ke investor ritel selama IPO.
Â
-Arina Calista Putri-