duniafintech.com – Pada Jumat (28/9) lalu, gempa mengguncang Donggala, Sulawesi Tengah. Gempa hari itu dideteksi pertama kali pukul 14.00 WIB. Gempa tersebut berkekuatan magnitudo 6 dengan kedalaman 10 km. Bantu Aja hadir untuk tanggapi bencana.
Akibat gempa itu, satu orang meninggal dunia, 10 orang luka, dan puluhan rumah rusak di Kecamatan Singaraja, Kabupaten Donggala.
Setelah itu, gempa kembali terjadi pukul 17.02 WIB dengan kekuatan yang lebih besar, yaitu magnitudo 7,4 dengan kedalaman yang sama, 10 km di jalur sesar Palu Koro. Lima menit pascagempa, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyampaikan peringatan dini tsunami. Gempa dan tsunami yang terjadi kemudian di Palu tersebut mengakibatkan ratusan jiwa meninggal dunia.
Bantu Aja mengklaim sebagai pelopor aplikasi yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan logistik saat bencana terjadi di berbagai pelosok daerah Indonesia. Perlunya manajemen sumber daya saat terjadi bencana menjadi kebutuhan utama. Namun, aplikasi ini tidak hanya akan digunakan saat bencana terjadi. Bantu Aja dapat dimanfaatkan untuk berdonasi kapanpun dan di manapun pos donasi membutuhkan. Pengguna dapat dengan mudah memantau proses donasi sampai ke tangan penerima (laporan donasi dapat berupa foto atau video).
Bantu Aja mengutamakan kemudahan dan kenyamanan pengguna dalam berdonasi berupa barang dan jasa. Berikut langkah-langkah berdonasi melalui platform tersebut:
- Langkah 1 – Pilih POS DONASI yang tersedia di Menu Beranda.
- Langkah 2 – Baca status POS DONASI, Pilih KEBUTUHAN BARANG / JASA yang ingin didonasikan.
- Langkah 3 – Pilih CARA BERDONASI: mengirim barang sendiri atau mengirim kontak jasa dan membeli barang atau jasa dari stok penjual (supplier) lain yang telah tersedia.
- Langkah 4 – Selesaikan transaksi donasi dan tentukan bentuk LAPORAN DONASI (foto atau video).
- Langkah 5 – Pantau donasi di Menu LAPORAN DONASI.
Saat ini, Bantu Aja masih berupa aplikasi purwarupa (pilot project) yang masih belum sempurna fitur-fiturnya. Aplikasi ini berhasil memasuki babak final pada ajang Kompetisi Cipta Aplikasi Android di ALE Rainbow Hackathon 2018.
Donasi diutamakan untuk barang berupa kategori pangan, sandang, dan papan. Fitur-fitur yang sedang dikembangkan antara lain proses pembayaran, integrasi kurir, forum diskusi di pos donasi, forum diskusi produk, penilaian pos donasi dan penjual (rating), laporan donasi berupa foto dan video, dan manajemen poin donatur.
Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) diketahui memiliki kondisi geografis, geologis, hidrologis, dan demografis yang memungkinkan terjadinya bencana, baik yang disebabkan oleh faktor alam, non alam maupun manusia. Potensi bencana yang disebabkan faktor alam, seperti gempa bumi dan tsunami, letusan gunung berapi, banjir, tanah longsor, kekeringan, dan angin puting beliung. Bencana yang disebabkan faktor nonalam maupun faktor manusia di antaranya kebakaran hutan dan lahan, kegagalan teknologi, serta bencana sosial yang berupa konflik sosial.
Dampak bencana yang terjadi telah banyak menimbulkan korban jiwa, kerugian harta benda, dan rusaknya prasarana dan sarana publik, serta dampak psikologis yang dalam keadaan tertentu dapat menghambat pembangunan nasional.
Sementara itu, waktu untuk bereaksi sangat singkat, sedangkan faktor-faktor risiko sangat tinggi. Penundaan terhadap respon darurat, khususnya distribusi bantuan logistik yang tidak lancar dapat menimbulkan dampak yang buruk bagi korban bencana.
Peran teknologi tak bisa dikesampingkan dalam penanganan bencana alam. Sistem informasi yang akurat, real time, dan stabil sangat dibutuhkan. Sistem informasi ini harus dibangun menyesuaikan dengan tiap-tiap kondisi lapangan yang ada di berbagai daerah di Indonesia. Sistem ini membutuhkan data lapangan yang spesifik dan lengkap, terintegrasi dengan teknologi-teknologi kebencanaan yang ada (misalnya teknologi peringatan dini), dan melibatkan rencana atau prosedur penyelamatan yang baik serta efektif. Tak terkecuali, teknologi untuk memantau bantuan logistik ke daerah terdampak bencana.
Source:Â apkpure.com
Written by: Sebastian Atmodjo