30.1 C
Jakarta
Selasa, 5 November, 2024

Berita Ekonomi Hari Ini: Stok Beras Cukup, Pemerintah Tetap Impor

JAKARTA, duniafintech.com – Berita ekonomi hari ini terkait Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan, bersama Presiden RI Joko Widodo, melakukan peninjauan terhadap stok beras Bulog di Gudang Bulog, Komplek Pergudangan Sunter Timur II, Sunter, Jakarta Utara. Selain mengawasi cadangan beras, Zulkifli juga mendampingi Presiden RI dalam peluncuran Program Bantuan Pangan Cadangan Beras Pemerintah di lokasi yang sama.

“Targetnya dipercepat, seharusnya Oktober. Dipercepat agar Kepala Bulog bisa segera melakukan operasi pasar. Kita lihat perkembangannya,” kata Zulkifli.

Zulkifli menjelaskan program ini merupakan upaya pemerintah untuk memberikan bantuan pangan berupa beras kepada masyarakat. Setiap bulan, pemerintah menyiapkan 210 ribu ton beras untuk didistribusikan kepada 21,3 juta keluarga penerima manfaat di seluruh 38 provinsi.

Baca juga: Berita Ekonomi Hari Ini: Hasil KTT Asean 2023: 93 Dokumen dan 2 Kesepakatan Konkret

Program ini akan berlangsung selama tiga bulan, yaitu dari bulan September hingga November, dan akan dievaluasi secara berkala.

Zulkifli mengungkapkan bahwa program ini adalah bagian dari usaha pemerintah untuk memastikan bahwa masyarakat dapat mengakses barang kebutuhan pokok, terutama beras.

Selain itu, dia mengatakan bahwa stok beras saat ini mencukupi dengan jumlah sekitar 1,6 juta ton. Ia mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan berbelanja seperti biasa.

“Kita memiliki stok beras di gudang Bulog saat ini sebanyak 1,6 juta ton. Jadi, masyarakat harap tenang, kondisi aman dan masyarakat tidak perlu berebut. Stoknya lebih dari cukup,” kata Zulkifli.

Stock Beras Cukup, Pemerintah Rencanakan Impor Beras

Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan penjelasan mengenai keputusannya untuk mengimpor beras sebanyak 250 ribu ton dari Kamboja. Menurut Jokowi, langkah ini diambil untuk memastikan bahwa Indonesia memiliki cadangan strategis yang mencukupi, terutama menghadapi penurunan produksi akibat dampak fenomena El-Nino.

Baca juga: Berita Ekonomi Hari Ini: QR Code Jadi Salah Satu Proyek Strategis ASEAN

“Kami melakukan impor ini untuk memastikan bahwa kita memiliki cadangan strategis yang memadai, yang harus kita lakukan untuk mencegah kenaikan harga beras. Terlebih lagi, produksi beras memang cenderung turun akibat El-Nino, meskipun dalam jumlah yang tidak begitu signifikan,” kata Jokowi.

Jokowi menambahkan bahwa impor beras sebanyak 250 ribu ton masih dalam proses dan merupakan bagian dari rencana impor dari beberapa negara.

“Impor ini sudah berjalan dan semua barang sudah dalam perjalanan menuju gudang-gudang Bulog. Paling lambat, direktur Bulog menyatakan bahwa beras akan sampai pada bulan November. Namun, banyak hal yang harus dipertimbangkan dalam negosiasi, termasuk harganya,” ujar Jokowi.

Selain impor dari Kamboja, Presiden Jokowi mengungkapkan bahwa impor beras juga sedang diperhitungkan dari beberapa negara lainnya. Ia telah berkomunikasi dengan berbagai pemimpin negara untuk membahas proses impor beras yang akan melibatkan Badan Urusan Logistik (Bulog).

Baca juga: Berita Ekonomi Hari Ini: Pemerintah Dorong Transformasi APBN

“Saya telah berbicara dengan Perdana Menteri Hun Manet dari Kamboja, Presiden Bangladesh, Perdana Menteri Modi, serta pemerintah Tiongkok. Meskipun pembicaraan telah dimulai, namun masih ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam negosiasi, terutama dalam hal harga,” ujar Jokowi.

Jokowi menegaskan bahwa meskipun stok beras nasional saat ini terbilang cukup, pemerintah tetap ingin mengantisipasi potensi penurunan produktivitas di tahun-tahun mendatang.

“Meskipun stok beras saat ini sudah mencukupi, kita harus melihat lebih jauh untuk masa depan dan berusaha mengamankan pasokan beras untuk tahun-tahun mendatang serta sebagai langkah antisipasi,” tambah Jokowi.

Baca juga: Berita Ekonomi Hari Ini: Industri Halal Tingkatkan PDB US$5,1 Miliar

Sebelumnya, Jokowi telah menyampaikan niat Indonesia untuk mengimpor beras sekitar 250 ribu ton per tahun dari Kamboja dalam pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri Kamboja Hun Manet di Istana Merdeka, Jakarta, pada tanggal 4 September 2023. Selain itu, Indonesia juga berkomitmen untuk mendukung Kamboja dalam infrastruktur ketahanan pangan melalui pasokan pupuk dan pelatihan dalam sektor pertanian.

Iklan

mau tayang di media lain juga

ARTIKEL TERBARU