JAKARTA, duniafintech.com – Berita ekonomi hari ini terkait Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengumumkan bahwa pemerintah Indonesia berencana menambah kepemilikan sahamnya di PT Freeport Indonesia sebanyak 10%. Rencana ini, menurut Jokowi, telah memasuki tahap akhir pembahasan dan diharapkan dapat selesai pada akhir November tahun ini.
Dalam pertemuan dengan Chairman Freeport McMoRan, Ricard Adkerson, di Hotel Waldorf Astoria, Washington DC, Jokowi menyampaikan keyakinannya terkait penambahan saham sebesar 10% ini.
“Saya senang mendengar pembahasan penambahan 10% saham Freeport di Indonesia dan perpanjangan izin tambang selama 20 tahun telah capai tahap akhir,” ungkap Jokowi.
Baca juga: Berita Ekonomi Hari Ini: Tanah Menyusut, Pemerintah Atur Bor Air
Dengan penambahan saham ini, diharapkan PT Freeport Indonesia akan memperoleh perpanjangan izin tambang hingga tahun 2041. Momen ini akan sejalan dengan habisnya masa Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) yang berlaku.
Jokowi menegaskan targetnya agar pembahasan perpanjangan kontrak dan penambahan saham dapat diselesaikan pada akhir November 2023. “Selesai di akhir bulan ini,” kata Jokowi dengan tegas.
Sejak awal tahun ini, Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia telah menyatakan niat pemerintah untuk menambah kepemilikan saham di PT Freeport Indonesia sebesar 10%. Hal ini sejalan dengan rencana perpanjangan pengelolaan Freeport di Indonesia.
“Pemerintah sedang memikirkan untuk melakukan perpanjangan, tetapi dengan penambahan saham di mana pemerintah akan menambah saham kurang lebih sekitar 10%,” kata Bahlil
Baca juga: Berita Ekonomi Hari Ini: Pertumbuhan Ekonomi Tetap Terjaga Stabil
Saat ini, kepemilikan saham pemerintah di PT Freeport Indonesia mencapai 51%, dan pemerintah berharap dapat meningkatkan kepemilikannya menjadi 61%. Selain itu, pendapatan perusahaan juga terus membaik, menjadikan langkah ini sebagai strategi yang potensial untuk mendukung pengelolaan tambang yang berkelanjutan di masa depan.
Freeport Indonesia Rencanakan Pembangunan Smelter Baru di Fakfak, Papua Barat
PT Freeport Indonesia berencana untuk membangun smelter baru di Fakfak, Papua Barat, demikian diumumkan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) setelah bertemu dengan Chairman Freeport McMoRan, Ricard Adkerson, di Hotel Waldorf Astoria, Washington DC.
Baca juga: Berita Ekonomi Hari Ini: Ekonomi Bertumbuh, Daya Beli Stabil
Jokowi menyampaikan bahwa komitmen Freeport untuk membangun smelter di lokasi lain di Indonesia, khususnya di Kabupaten Fakfak, Papua Barat, telah disampaikan langsung oleh pihak Freeport.
“Pihak Freeport pun menunjukkan komitmennya untuk membangun smelter di lokasi lain di Indonesia, tidak hanya di Surabaya, tapi di Kabupaten Fakfak, Papua Barat misalnya,” ungkap Jokowi melalui akun Instagramnya, @jokowi.
Baca juga:Â Berita Ekonomi Hari Ini: Mendag Tetapkan Daftar Positive Impor
Jokowi menekankan bahwa saat ini Freeport, yang kepemilikan sahamnya sudah didominasi oleh BUMN, tidak hanya fokus pada penambangan barang mentah, melainkan juga berkontribusi dalam misi hilirisasi mineral yang menjadi prioritas pemerintah.
“Saat ini Freeport tidak hanya melakukan penambangan emas dan tembaga saja, tapi telah membangun smelter untuk mengolahnya,” ujar Jokowi.
Freeport sendiri telah memiliki dua fasilitas smelter di kawasan Gresik, Jawa Timur. Smelter pertama, PT Smelting, merupakan kerjasama dengan Mitsubishi, dan telah berdiri sejak 1996 dengan porsi kepemilikan 40% oleh Freeport dan 60% oleh Mitsubishi.
Smelter ini menggunakan teknologi Mitsubishi Continuous Process, dan kapasitas pengolahannya sedang diperbesar menjadi 1,3 juta ton per tahun. Di sisi lain, Freeport juga tengah mengembangkan smelter baru di Kawasan Ekonomi Khusus Java Integrated Industrial and Port Estate (JIIPE) di Gresik, Jawa Timur. Proyek ini telah mencapai lebih dari 80% pembangunan sesuai target linimasa pemerintah.
Penyelesaian konstruksi fisik diharapkan pada akhir Desember 2023, dan tahap pre-commissioning dan commissioning akan dilakukan untuk memastikan seluruh fasilitas berfungsi tanpa masalah. Dengan rencana operasional pada akhir Mei 2024, smelter ini diharapkan mencapai kapasitas produksi penuh pada Desember 2024.
Baca juga: Berita Ekonomi Hari Ini: Mendag Tetapkan Daftar Positive Impor
Investasi yang telah ditanamkan oleh PT Freeport Indonesia untuk pembangunan smelter kedua mencapai US$ 2,9 miliar atau sekitar Rp 43 triliun per akhir Oktober 2023, dari total anggaran US$ 3 miliar. Smelter ini, setelah beroperasi penuh, akan mampu mengolah konsentrat tembaga dengan kapasitas produksi 1,7 juta dry metric ton (dmt) dan menghasilkan katoda tembaga hingga 600.000 ton per tahun.