30.3 C
Jakarta
Senin, 18 November, 2024

Berita Fintech Indonesia: OJK Sebut Outstanding Pembiayaan Pinjol Melonjak 72,7 Persen, Segini Jumlahnya

JAKARTA, duniafintech.com – Berita fintech Indonesia terbaru kali ini akan mengulas tentang outstanding pembiayaan pinjol yang melonjak naik.

Menurut Otoritas Jasa Keuangan (OJK), kinerja industri financial technology peer-to-peer (P2P) lending atau pinjol (pinjaman online) masih mencatatkan pertumbuhan hingga November 2022 dengan outstanding pembiayaan mencapai Rp50,30 triliun.

Berikut ini berita fintech Indonesia selengkapnya, seperti dinukil dari Bisnis.com, Selasa (3/1/2022).

Baca juga: Berita Fintech Indonesia: Ini Strategi Fintech P2P Lending Cegah Gagal Bayar ke Lender

Berita Fintech Indonesia: Tumbuh Sebesar 72,7 Persen

Disampaikan Kepala Eksekutif Pengawas Industri Keuangan Non-Bank (IKNB) OJK, Ogi Prastomiyono, outstanding pembiayaan fintech P2P lending mengalami pertumbuhan sebesar 72,7 persen secara tahunan (year-on-year/yoy). 

Sementara itu, secara bulanan, nilai tersebut naik Rp0,96 triliun dari posisi Oktober 2022 yang bernilai Rp49,33 triliun.

“Kinerja fintech peer-to-peer lending pada November 2022 masih mencatatkan pertumbuhan dengan outstanding pembiayaan tumbuh sebesar 72,7 persen yoy, dan meningkat sebesar Rp0,96 triliun dibandingkan posisi per Oktober 2022 menjadi Rp50,30 triliun,” kata Ogi pada Rapat Dewan Komisioner Bulanan (RDKB) Desember 2022 secara daring, Senin (2/1/2023) kemarin.

Nilai outstanding pembayaran pada industri tekfin dari tahun ke tahun dan bulan ke bulan secara rinci terus mengalami pertumbuhan.

Adapun pada periode Desember 2020, misalnya, outstanding pembiayaan fintech P2P lending hanya mencatatkan sebesar Rp15,32 triliun.

Nilai tersebut lantas berlanjut pada Desember 2021 yang menorehkan outstanding pembiayaan sebesar Rp29,88 triliun.

Di sisi lain, tingkat risiko kredit secara agregat atau tingkat wanprestasi (TWP90) di industri fintech P2P lending tercatat menurun tinggal 2,83 persen pada November 2022, turun 0,07 persen dari periode Oktober 2022 di angka 2,90 persen.

TWP90 merupakan tingkat pengukuran kredit macet dalam industri pinjol. Nilai TWP90 mencerminkan keberhasilan nasabah mengembalikan pinjaman 90 hari setelah jatuh tempo.

“Namun demikian, OJK mencermati tren kenaikan risiko kredit dan penurunan kinerja di beberapa fintech P2P lending,” sebutnya.

berita fintech indonesia

Berita Fintech Indonesia: Ini Strategi Fintech P2P Lending Cegah Gagal Bayar ke Lender

Sebelumnya diberitakan, kasus gagal bayar yang mencoreng industri fintech P2P atau peer-to-peer lending telah membuat investor yang berinvestasi menjadi pendana atau lender di fintech P2P lending lebih berhati-hati.

Saat ini, para pemain fintech pun harus berbenah supaya kasus serupa tidak terulang kembali.

Sekalipun terdapat kasus gagal bayar yang menimpa industri ini, sebagian pemain fintech tetap pede dengan linis bisnis investasi dari lender pada 2023.

Baca juga: Berita Fintech Indonesia: Jumlah Deals Turun, tetapi Nilai Pendanaan Startup Fintech Naik

Menurut Chief Platform Officer KoinWorks, Jonathan Bryan, pada tahun 2022 kemarin, penyaluran pembiayaan KoinWorks mencapai Rp 8 triliun hingga pertengahan Desember 2022 dan masih meningkat di penghujung tahun.

Dalam hal ini, KoinWorks menargetkan pembiayaan produktif untuk usaha kecil bisa meningkat.

Apalagi, imbuhnya, sepanjang 2022 lalu, KoinWorks lebih banyak menyasar kepada usaha berskala mikro dan menengah sehingga bisa meningkatkan penyaluran pembiayaan.

Sementara itu, untuk para lender di KoinWorks, mereka memperoleh imbal hasil dengan rentang yang bervariasi pada setiap produk pendanaan yang dipilih.

“Di tahun 2022 ini, imbal hasil yang ditawarkan berada di rentang 5%—14% p.a untuk KoinRobo dan untuk KoinP2P hingga 18% p.a,” ucapnya, belum lama ini.

Ia menerangkan, dalam meningkatkan disbursement kepada para UMKM, KoinWorks pun berusaha untuk memberikan edukasi dan literasi keuangan secara konsisten kepada para pengguna.

“Peningkatan kerja sama strategis dengan para partner juga terus dilakukan sepanjang tahun 2022, salah satunya dengan menggandeng berbagai perusahaan FMCG dan lainnya untuk menyalurkan pendanaan yang tepat sasaran,” paparnya.

Targetkan Penyaluran Pinjaman Rp6 Triliun

Di lain sisi, dikatakan CEO Akseleran, Ivan Nikolas Tambunan, pada tahun 2023 ini, pihaknya menargetkan penyaluran pinjaman sekitar Rp 6 triliun.

Adapun demi menopang target tersebut, Ivan menyebut bahwa Akseleran terus menggenjot supply chain financing partnership serta menambah direct sales relationship manager untuk dapat menggapai lebih banyak borrower lagi.

“Kami juga tetap fokus dalam assesmen pinjaman secara prudent agar non performing financing (NPF) dapat dijaga rendah sehingga lender bisa terus happy,”  jelasnya.

Di Akseleran, imbal hasil lender tercatat sekitar 10,5% per tahun. Kata Ivan lagi, pada tahun 2022 lalu, Akseleran menargetkan memperoleh pinjaman dari lender sebesar Rp 3,2 triliun.

Sekian ulasan tentang berita fintech Indonesia yang perlu diketahui. Semoga bermanfaat.

Baca juga: Berita Fintech Indonesia: Sepanjang 2022, Ini 7 Hal Penting Terkait Perkembangan Fintech di Indonesia

Baca terus berita fintech Indonesia dan kripto terkini hanya di duniafintech.com

Iklan

mau tayang di media lain juga

ARTIKEL TERBARU