JAKARTA, duniafintech.com – Berita fintech Indonesia terkait langkah startup fintech Koinworks yang berafiliasi dengan BPR Asri Cikupa Karya.
Afiliasi antara Koinworks dengan salah satu BPR atau Bank Perkreditan Rakyat itu diketahui terjadi usai Benedicto Haryono dan Willy Arifin, Co-Founder KoinWorks, mengakuisisi bank tersebut.
Berikut ini berita fintech Indonesia selengkapnya.
Baca juga: Berita Fintech Indonesia: Selama 2022, Bisnis Fintech Syariah Tumbuh Tinggi
Berita Fintech Indonesia: Pengembangan Bisnis Jangka Panjang
Menurut Co-Founder KoinWorks, Benedicto Haryono, penandatangan proses ini sudah resmi dilakukan pada September 2022.
Benedicto menambahkan, langkah akuisisi ini bertujuan untuk pengembangan bisnis KoinWorks dalam jangka panjang dan memperluas jangkauan pembiayaan kepada usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
Adapun strategi khusus ini dinilai akan semakin mendorong sinergi antara BPR dan perusahaan fintech di tanah air.
“Afiliasi antara unit BPR kami dengan KoinWorks akan sangat membantu dalam menciptakan inovasi bagi BPR sehingga mempunyai peluang untuk tumbuh melalui partisipasinya di ekonomi digital,” kata Benedicto dalam keterangan resmi, dikutip dari Bisnis.com, Jumat (27/1/2023).
Lebih jauh, Koinworks bakal menyuntik dana segar untuk meningkatkan modal inti milik BPR Asri Cikupa Karya agar dapat menaikkan status dari BPRKU 1 menjadi BPRKU 3.
Fokus Penyediaan Produk Deposito
Diketahui, sebagai langkah awal, afiliasi KoinWorks dan BPR Asri Cikupa Karya fokus dalam penyediaan produk deposito.
Dalam hal ini, konsumen dapat melakukan pembukaan rekening deposito secara langsung di kantor BPR Asri Cikupa Karya yang berlokasi di Kabupaten Tangerang, Banten, atau melalui aplikasi KoinWorks yang sudah mengantongi izin dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebagai funding agent.
Koinworks pun menambahkan bahwa sepanjang bulan Januari 2023, nasabah yang menempatkan dana deposito sebesar 10 juta hingga 2 miliar rupiah dengan jangka waktu 1, 3, 6, dan 12 bulan berkesempatan untuk menerima bunga sebesar 6,25 persen, sesuai yang dijaminkan oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).
“Bunga ini tentunya terbilang kompetitif dibandingkan dengan bunga deposito yang ditawarkan oleh bank umum,” jelas Benedicto.
Ia pun mengatakan, inisiatif tersebut akan membantu KoinWorks untuk mendapatkan pemahaman mendalam akan perilaku dan peran BPR dan nasabahnya dalam lanskap keuangan yang terdigitalisasi untuk membantu BPR berinovasi.
Sebagai rencana lebih lanjut menyusul digitalisasi produk deposito BPR melalui afiliasi dengan KoinWorks, kedua perusahaan ini akan melanjutkan pengembangan best practices dalam mengintegrasikan sistem banking dengan fintech.
Baca juga: Berita Fintech Indonesia: Julo Dukung Inklusi Keuangan lewat Akses Kredit Digital
“Di masa mendatang, akan tercipta peluang pertumbuhan bisnis bagi kedua pihak melalui partisipasi di ekonomi digital. BPR juga akan memperoleh manfaat dari prinsip-prinsip modern yang penting untuk perkembangannya,” tuntas Benedicto.
Berita Fintech Indonesia: Selama 2022, Total Transaksi DANA di Xendit Tembus Rp6,3 Triliun
Xendit, sebuah perusahaan financial technology (fintech), baru-baru ini menyampaikan total transaksi menggunakan dompet digital DANA mencapai Rp6,3 triliun sepanjang 2022.
Menurut Managing Director Xendit, Mikiko Steven, DANA menjadi salah satu pilihan utama merchant Xendit untuk produk uang elektronik dan telah dipakai oleh merchant, khususnya di industri financial services, gaming, hingga telekomunikasi.
Ia menyatakan, Xendit dan DANA sudah bermitra sejak 2019 dengan transaksi tahunan sebesar Rp6,3 triliun di tahun 2022.
“Xendit mulai bermitra pada Oktober 2019 go live dengan produk pembayaran uang elektronik DANA,” ucapnya dalam Media Gathering di DANA Indonesia Office Jakarta, Rabu (25/1/2023) lalu.
Kemitraan itu pun berlanjut pada Mei 2020. Pada tahun itu, Mikiko menyampaikan bahwa pihaknya melakukan go live dengan produk pembayaran Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) DANA.
“Pada Mei 2021, transaksi menyentuh lebih dari Rp100 miliar dalam sebulan dari produk uang elektronik dan QRIS,” jelasnya.
Pada periode yang sama, kata Mikiko lagi, Xendit pun menambah 1 produk DANA baru, yaitu DANA disbursement.
Di samping itu, Xendit ikut menjadi most valuable partner DANA di kategori payment gateway.
Saat ini, imbuh Mikiko, Xendit memproses lebih dari Rp500 miliar per bulan melalui kanal uang elektronik, QRIS, dan disbursement DANA.
Pada periode 2022, jumlah volume transaksi uang elektronik DANA di Xendit tumbuh 6,8 kali lipat dibandingkan periode 2021.
Apabila dirinci maka volume transaksi uang elektronik tersebut mencapai Rp4,05 triliun pada 2022, atau melesat 588 persen yoy dari periode 2021 yang hanya membukukan nilai sebesar Rp589 miliar.
“Volume transaksi produk uang elektronik DANA di Xendit naik 64 persen dibandingkan dengan produk DANA lainnya di tahun 2022,” tuturnya.
Di lain sisi, jumlah merchant aktif yang bertransaksi menggunakan uang elektronik DANA di Xendit juga telah mencapai lebih dari 1.400 merchant pada Desember 2022.
Sama halnya dengan metode pembayaran QRIS DANA di Xendit dengan volume yang mencapai Rp2,27 triliun pada 2022.
Nilai tersebut naik 310,5 persen yoy atau tumbuh 4,1 kali lipat dibandingkan periode 2021 yang mencapai Rp553 miliar.
Disampaikan Mikiko juga, porsi volume transaksi produk QRIS DANA di Xendit mengambil kue sebesar 35 persen dibandingkan dengan produk DANA lainnya di tahun 2022.
Sementara itu, merchant aktif yang bertransaksi menggunakan produk DANA di Xendit adalah lebih dari 1.300 di Desember 2022.
Baca juga: Berita Fintech Indonesia: OJK Sebut Fintech Syariah Berpeluang Besar Tumbuh
Sekian ulasan tentang berita fintech Indonesia yang perlu diketahui. Semoga bermanfaat.
Baca terus berita fintech Indonesia dan kripto terkini hanya di duniafintech.com