31 C
Jakarta
Jumat, 31 Maret, 2023

Berita Fintech Indonesia: Ini Posisi Indonesia dalam Perkembangan Fintech di Asia

JAKARTA, duniafintech.com – Berita fintech Indonesia kali ini akan membahas posisi Indonesia dalam perkembangan fintech di wilayah Asia.

Adapun baru-baru ini perusahaan fintech Robocash sudah merilis sebuah laporan State of SEA Fintech 2022.

Isi laporan itu bertujuan untuk mendapatkan pemahaman mengenai perkembangan fintech di kawasan Asia Selatan dan Asia Tenggara, yang meliputi India, Indonesia, Singapura, Vietnam, Filipina, Malaysia, Bangladesh, Pakistan, dan Sri Lanka.

Baca juga: Berita Fintech Indonesia: Pinjol Cepat Cair Legal dan Bunga Rendah 2023

Berita Fintech Indonesia: Jumlah Fintech Berkembang Signifikan

Pada laporan itu, Robocash mengungkapkan bahwa jumlah fintech yang meliputi fintech pembayaran dan transfer, pinjaman alternatif, ewallet, dan perbankan digital jumlah jumlah telah berkembang dengan signifikan di Asia Tenggara.

Diketahui, dalam kurun waktu dari tahun 2000 hingga 2022, jumlah total fintech di kawasan Asia Tenggara meningkat 34 menjadi 1.254 perusahaan fintech aktif di kawasan ini.

Melangsir The Fintech Times via Warta Ekonomi, Jumat (17/2/2023), periode terbesar peningkatan fintech terjadi pada antara tahun 2015 hingga 2020.

Saat itu, terjadi peningkatan 62% jumlah perusahaan di empat kategori termasuk fintech pembayaran dan transfer, pinjaman alternatif, ewallet, dan perbankan digital.

Jumlah perusahaan terbesar juga berada di Indonesia, dengan 541 fintech berbasis di India, menyumbang proporsi 43,1% jumlah total yang ada.

Proporsi dari total jumlah fintech yang ada terdiri dari pinjaman alternatif: 544 (43,4%), pembayaran dan transfer: 496 (39,6%)., E-Wallet: 118 (9,4%), dan perbankan digital: 96 (7,7%).

Sementara itu, tingkatan posisi dari sembilan negara tersebut dalam industri fintech-nya antara lain:

Jumlah fintech:

India – 541 (43,1%)

Indonesia – 165 (13,2%)

Singapura – 162 (12,9%)

Filipina – 125 (10%)

Malaysia – 84 (6,7%)

Vietnam – 78 (6,2%)

Pakistan – 51 (4,1%)

Sri Lanka – 27 (2,2%)

Bangladesh – 21 (1,7%)

Capaian proporsi pendanaan

India – US$25,6 miliar (48%)

Singapura – US$14,7 miliar (27,6%)

Indonesia – US$7,5 miliar (14,1%)

Filipina – US$2,4 miliar (3,4%)

Vietnam – US$1,8 miliar (3,4%)

Malaysia – US$966 juta (1,8%)

Pakistan – US$240 juta (0,5%)

Bangladesh – US$24 juta (0,05%)

Sri Lanka – US$307.000 (0,001%)

Adapun laporan Robocah mencatat, pendanaan berbeda tergantung pada lokasinya dalam kurun waktu dari tahun 2000 hingga 2022, dengan empat sektor fintech mampu mengumpulkan total US$53 miliar dalam pendanaan dan menghasilkan US$17,8 miliar. 

Sesuai laporan, rata-rata fintech di Asia Tenggara melihat pengembalian sebesar 33,4% dan pada dasarnya untuk setiap dolar dana yang diterima, fintech memperoleh rata-rata lebih dari 33 sen.

Baca juga: Produk Fintech di Indonesia dan Ragam Perusahaannya

berita fintech indonesia

Berita Fintech Indonesia: Bunga Pinjaman Fintech Lending Terdampak Kenaikan Suku Bunga?

Sebelumnya dilaporkan, saat ini, suku bunga BI yang masih naik diketahui belum membuat fintech P2P lending menaikkan bunga yang bisa diperoleh lender.

Sekalipun, dalam hal ini, mayoritas pemberi dana dari fintech P2P lending berasal dari industri perbankan.

Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), perbankan berkontribusi 40,85% terhadap outstanding pinjaman fintech lending yang sebesar Rp 51,04 triliun per Desember 2022.

Melangsir Kontan, Senin (13/3/2023), menurut CEO Akseleran, Ivan Nikolas, industri perbankan masih tertarik dengan memberikan pendanaan dengan tren bunga yang belum ada kenaikan.

Dalam hal ini, lender memperoleh sekitar 10% per tahun setelah dikurangi premi asuransi.

Ia menerangkan, imbal hasil ini berbanding lurus dengan risiko yang ada. Jadi, supaya cost of fund rendah, imbuhnya, pihaknya perlu menjaga NPL dan assesment pinjaman harus terus ditingkatkan.

“Agar tetap menarik bagi bank dengan bunga yang sepadan,” paparnya.

Di lain sisi, guna menjaga agar bunga bisa dijaga dengan tidak dinaikkan, diperlukan adanya diversifikasi sumber pemberi pinjaman.

Hal itu karena kalau bunga perbankan naik maka nantinya akan dapat berpengaruh terhadap bunga yang diberikan ke peminjam.

“Di Akseleran kami perbankan support sekitar 40% funding,” sebutnya.

Menyesuaikan Suku Bunga

CEO Modalku, Reynold Wijaya, mengatakan bahwa pihaknya akan menyesuaikan suku bunga penerima dana dan pemberi dana sehubungan dengan keadaan ini.

Ia berpandangan, hal itu perlu dilakukan agar investasi di fintech P2P lending tetap menarik dan kompetitif dari sisi return yang didapatkan oleh pemberi dana.

“Modalku juga meninjau kembali kebijakan syarat pemberian kredit, karena semakin tinggi suku bunga maka akan semakin tinggi juga risiko gagal bayar,” sebutnya.

Ditambahkan COO Pinjam Modal, Agus Gozali, saat ini kondisi itu tidak banyak berpengaruh. Pasalnya, pemberi dana saat ini masih didominasi oleh BFI Finance sebagai induk.

“Kami lagi trial sama salah satu bank digital,” ungkapnya.

Bunga yang diberikan kepada pemberi dana di Pinjam Modal saat ini berada di kisaran 11% hingga 13%, dengan bunga terhadap peminjam di level 1,25% hingga 2,5% per bulan tergantung level risiko.

Baca juga: Berita Fintech Indonesia: Ini Kata IFSoc soal UU PDP dan Ekosistem Fintech

Baca terus berita fintech Indonesia dan kripto terkini hanya di duniafintech.com

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

-Inline sidebar-

ARTIKEL TERBARU

Cara Investasi Emas dan Keuntungannya, Bisa via Online Juga Lho!

JAKARTA, duniafintech.com – Cara investasi emas untuk pemula, apakah susah? Tentu saja tidak. Bahkan, caranya pun sangat mudah sekali. Seperti diketahui, emas memang bukan hanya...

Menko Airlangga Puji GoTo Dorong UMKM Menuju Ekonomi Digital

JAKARTA, duniafintech.com - Sektor ekonomi digital dinilai mampu menjadi salah satu pemantik percepatan pemulihan serta peningkatan daya tahan ekonomi. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Menko)...

Waspadai Bull Trap Kripto, Begini Tips Cara Menghindari nya Menurut CEO Indodax

JAKARTA, duniafintech.com - Hari ini, Jumat (31/3/23) pukul 12.00 WIB harga Bitcoin masih berada di kisaran lebih dari 423 juta rupiah. Kenaikan pada harga...

Hore! Pemerintah Resmi tidak Naikkan Tarif Listrik hingga Bulan Juni

JAKARTA, duniafintech.com - Penyesuaian Tarif Tenaga Listrik (Tariff Adjustment) periode April-Juni 2023 untuk 13 (tiga belas) Pelanggan Non Subsidi PT PLN (Persero) telah ditetapkan...

Cara Investasi Bitcoin bagi Pemula: Buat Akun hingga Penarikan

JAKARTA, duniafintech.com – Cara investasi Bitcoin yang benar untuk pemula tentu wajib dipahami jika kamu ingin terjun ke dunia aset kripto. Saat ini, investasi mata...
LANGUAGE