JAKARTA, duniafintech.com – Berita fintech Indonesia terkait strategi beberapa fintech P2P Lending di tengah industri yang terus melaju.
Adapun saat ini, industri fintech P2P atau peer-to-peer lending terus berkembang dan melayani masyarakat yang unbanked and underserved.
Fintech memang punya profil risiko berbeda dengan segmen industri keuangan lain, misalnya multifinance dan bank.
Berdasarkan data statistik dari Otoritas Jasa Keuangan(OJK) per Januari 2023, tercatat ada 102 penyelenggara fintech, baik konvensional maupun syariah.
Diketahui, dari 102 penyelenggara fintech tersebut, beberapa fintech telah menyalurkan total pinjaman secara akumulasi (sejak berdiri) yang cukup besar hingga triliunan rupiah kepada pelaku usaha.
Berikut ini berita fintech Indonesia selengkapnya, seperti dinukil dari Kontan.co.id, Senin (13/3/2023).
Baca juga: Berita Fintech Indonesia: Rekomendasi Pinjaman Online Syariah 2023 Berizin OJK
Berita Fintech Indonesia: Investree Bukukan Pinjaman Rp 20,33 Triliun
Ambil contoh, PT Investree Radhika Jaya atau Investree yang secara akumulasi hingga akhir Januari 2023 telah membukukan catatan total fasilitas pinjaman sebesar Rp 20,33 triliun dan nilai pinjaman tersalurkan senilai Rp 12,88 triliun dengan rata-rata tingkat imbal hasil 16,24% per tahun serta rata-rata TKB90 97,14%.
“Di tahun 2023 ini Investree akan berfokus pada pendapatan perusahaan agar profit dan menjaga kualitas aset,” ucap CO-Founder & CEO Investree, Adrian Gunadi.
Kemudian, juga ada PT Modal Rakyat Indonesia yang secara akumulasi sejak berdiri telah menyalurkan pinjaman sebesar Rp 10,7 triliun.
Menurut Marcel Limbong selaku National Sales Head Modal Rakyat, pihaknya menargetkan hingga akhir tahun 2023 ini Modal Rakyat mampu menyalurkan pinjaman hingga Rp 15 triliun.
Kata Marcel, terdapat beberapa strategi yang akan dilakukan Modal Rakyat, di antaranya membangun ecosystem partnership dengan beberapa existing borrower dan new business dengan skema Supply Chain Financing (SCF) di berbagai macam pelaku industri UMKM dan perusahaan rintisan atau startup.
Di samping itu, imbuhnya, Modal Rakyat akan memperluas jangkauan pendanaan yaitu dengan memperluas wilayah non Jabodetabek seperti Surabaya, Bali, Semarang, Jogja, dan luar Pulau Jawa, yakni Makassar dan Kalimantan dengan skema SCF untuk para pelaku-pelaku usaha di wilayah tersebut.
KoinWorks Targetkan Penyaluran Pinjaman Rp 15 Triliun
Di sisi lain, Chief Executive Officer KoinWorks, Benedicto Haryono mengatakan bahwa sejak didirikan pada 2016, KoinWorks telah menyalurkan pinjaman sebesar Rp 15 triliun rupiah kepada para borrowers.Â
“Target penyaluran sepanjang 2023 ini diproyeksikan sebesar Rp 10 triliun,” jelasnya.
Ditegaskannya, KoinWorks terus memperkuat edukasi dan memperkuat relasi dengan para pengguna.
Dengan demikian, sambungnya, KoinWorks optimistis bisa terus meraih kepercayaan dari para pengguna, baik itu lenders ritel, institusi, maupun borrowers, sehingga dapat meningkatkan penyaluran dana dan meningkatkan impact yang dihasilkan.
Baca juga: Berita Fintech Indonesia: Warga RI Bisa Utang ke Beberapa Pinjol Sekaligus, Ini Tanggapan AFPI
“KoinWorks juga terus memperluas jangkauannya ke seluruh Indonesia untuk menjangkau lebih banyak pengguna. Selain itu, melalui KoinWorks NEO yang menyediakan fitur dan solusi pengembangan bisnis, KoinWorks ingin menjangkau lebih banyak pengusaha mikro,” tutupnya.
Berita Fintech Indonesia: Akseleran telah Salurkan Rp 7 Triliun Pinjaman
Sementara itu, menurut CEO & Co-Founder Akseleran, Ivan Nikols Tambunan, secara akumulasi sejak berdiri pada 2017 telah menyalurkan Rp 7 triliun lebih pinjaman.
“Tahun 2023, kami menargetkan penyaluran sebesar Rp 6 triliun atau naik sekitar dua kali lipat dari tahun 2022,” bebernya.
Ada beberapa strategi yang akan dilakukan Akseleran, antara lain dari sisi penyaluran pinjaman Akseleran akan menggapai lebih banyak borrower dengan memperdalam kerja sama supply chain financing, menambah jumlah relationship manager untuk memperluas network nasabah potensial, meningkatkan penetrasi produk employee loan untuk turut menopang pertumbuhan pinjaman produktif.
Sedangkan dari sisi funding, Akseleran akan menggaet lebih banyak pemberi pinjaman dengan mempertahankan kualitas pinjaman dengan baik (target gross NPL untuk cohort pinjaman yang disalurkan di 2023 tidak lebih dari 1%), meningkatkan kualitas pengalaman pengguna di aplikasi Akseleran, dan memperdalam kerja sama dengan institutional lender.
Sementara itu, Co-Founder & CEO Modalku Reynold Wijaya mengatakan, hingga saat ini, Grup Modalku telah menyalurkan pendanaan sebesar lebih dari Rp 41 triliun kepada lebih dari 5,1 juta total transaksi UMKM di Indonesia, Singapura, Malaysia, Thailand dan Vietnam.
“Kami tentunya mengharapkan pertumbuhan yang konsisten dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Namun, kami tidak hanya fokus pada target angka, melainkan bagaimana kami bisa mengembangkan produk pendanaan yang sesuai dengan kebutuhan UMKM dalam mengembangkan bisnis mereka,” kata dia.
Di tahun 2023, Modalku akan lebih fokus untuk menjawab dan mengatasi tiga tantangan yang dialami oleh UMKM, seperti menyediakan akses pendanaan, menghadirkan fasilitas transaksi, serta membantu mengelola arus transaksi UMKM.
“Kami juga akan terus memperkuat bisnis dengan meningkatkan profitabilitas perusahaan serta mengakselerasi akses pendanaan bagi UMKM yang masih underserved,” ujar Reynold.
Untuk mencapai target yang profitable, Reynold menegaskan Modalku akan terus fokus untuk mengembangkan fundamental dan bisnis. Pengembangan tersebut dilakukan salah satunya melalui penguatan di lisensi bisnis, bijak dalam pengeluaran perusahaan, memperluas kolaborasi, meningkatkan reputasi brand di industri yang belum terjangkau Modalku, serta mengembangkan teknologi untuk mendukung strategi perusahaan.
Baca juga: Berita Fintech Indonesia: OJK Ungkap 57 Pinjol Masih Merugi
Baca terus berita fintech Indonesia dan kripto terkini hanya di duniafintech.com