31.2 C
Jakarta
Selasa, 23 April, 2024

Berita Kripto Hari Ini: Tertinggi Sejak November 2022, Harga Bitcoin Sempat Sentuh Rp288,8 Juta

JAKARTA, duniafintech.com – Berita kripto hari ini terkait harga Bitcoin yang secara singkat menembus Rp 288,8 juta pada Kamis (12/1).

Diketahui, harga cryptocurrency terbesar dari kapitalisasi pasar itu naik 8 persen untuk hari itu dan mencapai level tertinggi sejak penurunan tajam pasar yang disebabkan oleh kecelakaan FTX pada awal November. 

Berikut ini berita kripto hari ini selengkapnya, seperti dinukil dari Liputan6.com.

Baca juga: Berita Kripto Hari Ini: Aset Likuid Rp 77,1 T Berhasil Dipulihkan FTX

Berita Kripto Hari Ini: Saham Terkait Kripto Memperoleh Keuntungan

Melangsir CoinDesk, Jumat (13/1/2023), saham yang terkait dengan kripto juga memperoleh keuntungan lebih besar karena reli di sektor ini berlanjut.

Bitcoin sempat melemah pada hari sebelumnya usai laporan Indeks Harga Konsumen (CPI) AS terbaru menunjukkan inflasi melambat bulan lalu. 

Namun, tidak lama kemudian, Bitcoin kembali mengalami lonjakan cepat pada Kamis sore dan telah kembali ke kisaran USD 18.800 atau setara Rp 285,8 juta.

Pada perdagangan Jumat (13/1/2023) pagi, Bitcoin melanjutkan penguatan dan diperdagangkan di kisaran USD 18.850 atau setara Rp 286,5 juta.

Sementara itu, Ether (ETH), cryptocurrency terbesar kedua, baru-baru ini mengikuti arah BTC, naik 6 persen pada Jumat dan diperdagangkan di sekitar USD 1.427 atau setara Rp 21,6 juta. 

Berdasarkan data dari Etherscan, tampak bahwa lebih dari 16 juta ETH telah disetorkan ke dalam kontrak staking Beacon Chain Ethereum pada Kamis, mewakili lebih dari USD 22 miliar atau setara Rp 334,4 triliun dengan harga saat ini.

Untuk saham, diketahui ditutup lebih tinggi pada Kamis menyusul data inflasi yang positif.

Baik Nasdaq Composite yang padat teknologi dan Dow Jones Industrial Average (DJIA) naik 0,6 persen, sedangkan S&P 500 naik 0,3 persen.

Pasar saham AS dan kripto memiliki korelasi yang erat sehingga ikut berdampak positif ke zona hijau.

Berita Kripto Hari Ini: Setelah Inflasi AS Merosot, Pasar Kripto Semringah

Adapun pasar kripto secara keseluruhan dan Bitcoin sejak Kamis, 12 Januari 2023, melonjak ke harga tertinggi dalam lebih dari dua bulan karena para investor dan trader mencerna data inflasi AS dan pengacara FTX sudah menemukan aset bernilai miliaran dolar Amerika Serikat.

Melangsir CNBC, Jumat (13/1/2023), mata uang digital terbesar di dunia berdasarkan kapitalisasi pasar naik di atas USD 19.000 atau setara Rp 288,8 juta (asumsi kurs Rp 15.203)19.000 untuk pertama kalinya sejak 8 November, meningkat nilainya sebesar 8,4 persen.

Diketahui, Bitcoin terakhir diperdagangkan pada USD 19.013 atau setara Rp 288,9 juta, sebelum akhirnya kembali turun.

Berdasarkan data inflasi AS yang dirilis pada Kamis, tampak adanya penurunan moderat. Indeks harga konsumen turun 0,1 persen pada Desember secara bulanan, sejalan dengan perkiraan Dow Jones.

Akan tetapi, masih meningkat 6,5 persen dari tahun ke tahun. Ini turun dari lonjakan 7,1 persen pada November dan jauh dari tingkat puncak 9,1 persen pada Juni.

Baca juga: Berita Kripto Hari Ini: Sepanjang 2022, Inilah Daftar Bos Perusahaan Kripto yang Mundur dari Jabatannya

Investor berharap penurunan tersebut dapat memberi tekanan pada Federal Reserve AS untuk membalikkan kenaikan suku bunga.

The Fed dan bank sentral lainnya telah menaikkan suku bunga selama sekitar setahun terakhir dalam upaya untuk menjinakkan inflasi yang melonjak.

Langkah itu memaksa saham dan kripto turun tajam pada 2022. Harapannya saat ini, yaitu bank sentral AS akan memangkas suku bunga, menghilangkan beberapa tekanan dari aset berisiko.

Bitcoin turun sekitar 74 persen dari level tertinggi sepanjang masa November 2021 di USD 68.990 atau setara Rp 1 miliar.

Pada tahun lalu, nilai hampir USD 1,4 triliun terhapus dari pasar cryptocurrency, karena para pedagang membuang aset berisiko seperti saham teknologi dan pertumbuhan.

berita kripto hari ini

Senator AS Tegaskan Bitcoin Adalah Komoditas, Bukan Mata Uang

Diberitakan sebelumnya, Senator AS John Boozman mengungkapkan bahwa meskipun disebut mata uang kripto, Bitcoin tetap dianggap sebuah komoditas bukan mata uang.

Ia pun menekankan, pertukaran di mana komoditas diperdagangkan, termasuk bitcoin, harus diatur oleh Commodity Futures Trading Commission (CFTC).

“Bitcoin, meskipun mata uang kripto, itu tetap adalah komoditas. Ini adalah komoditas di mata pengadilan federal dan pendapat ketua Securities and Exchange Commission (SEC). Tidak ada perselisihan tentang ini,” ucapnya dalam sebuah sidang, dikutip dari Bitcoin.com.

Menyebut keruntuhan FTX mengejutkan, sang senator berkata laporan publik menunjukkan kurangnya manajemen risiko, konflik kepentingan, dan penyalahgunaan dana pelanggan. 

Ia pun melanjutkan untuk berbicara tentang regulasi kripto dan memberdayakan Commodity Futures Trading Commission (CFTC) sebagai pengatur utama pasar spot kripto. 

“CFTC secara konsisten menunjukkan kesediaannya untuk melindungi konsumen melalui tindakan penegakan hukum terhadap aktor jahat,” imbuhnya.

Dirinya meyakini bahwa CFTC merupakan agensi yang tepat untuk peran regulasi yang diperluas di pasar spot komoditas digital.

Pada Agustus 2022, Boozman dan beberapa senator memperkenalkan Undang-Undang Perlindungan Konsumen Komoditas Digital (DCCPA) untuk memberdayakan CFTC dengan yurisdiksi eksklusif atas pasar spot komoditas digital. 

Adapun dua RUU lainnya sudah diperkenalkan di Kongres tahun ini untuk menjadikan regulator derivatif sebagai pengawas utama untuk sektor kripto.

Sementara bitcoin adalah komoditas, Ketua SEC Gary Gensler berulang kali mengatakan sebagian besar token kripto lainnya adalah sekuritas.

Baca juga: Berita Kripto Hari Ini: Prediksi Harga Bitcoin pada 2023 Menurut Tim Draper hingga Standard Chartered

Sekian ulasan tentang berita kripto hari ini yang perlu diketahui. Semoga bermanfaat.

Baca terus berita fintech Indonesia dan kripto terkini hanya di duniafintech.com

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Iklan

ARTIKEL TERBARU

LANGUAGE