JAKARTA, duniafintech.com – Berita kripto hari ini datang dari Bitcoin Cs. Aset kripto tersebut masih terus melanjutkan koreksi harga.
Investor juga turut mulai khawatir karena pasar belum mencapai titik terendah. Para investor juga masih menunggu laporan rilisnya data indeks harga konsumen (CPI) Amerika Serikat (AS).
Hingga saat ini, masih ada banyak kekuatan negatif yang mendorong harga kripto turun lebih rendah yang menyebabkan ketakutan, ketidakpastian, dan keraguan bagi para investor kripto.
Baca juga: Berita Kripto Hari Ini: Bank Indonesia Soroti Pentingnya Kerangka Regulasi Kripto
Harga Koreksi dan Para Investor Tunggu Rilis Inflasi AS–Berita Kripto Hari Ini
Inilah berita kripto hari ini, yang masih menunjukkan harga Bitcoin Cs koreksi. Sementara para investor masih menunggu rilis data inflasi AS.
1. Harga Masih Lanjutkan Koreksi
Misalnya, pada perdagangan Rabu (13/7/2022) kemarin, Bitcoin diperdagangkan di kisaran USD 19.400 atau setara Rp 290,6 juta. Angka tersebut turun 2,33 persen dalam satu hari terakhir dan 4,41 persen dalam sepekan.
Demikian juga harga ethereum yang turut bergerak di zona hijau. Harga ethereum (ETH) melonjak 6,28 persen dalam 24 jam terakhir.
Sementara itu, selama sepekan, harga ethereum merosot 6,61 persen. Kini, harga ethereum berada di posisi USD 1.109,83 atau sekitar Rp 16,65 juta.
Di samping itu, kripto jajaran teratas lainnya juga mengalami hal serupa.
Melansir Liputan6.com, analis komoditas senior di Bloomberg, Mike McGlone prediksi harga Bitcoin akan kembali naik pada semester dua 2022. Ini menunjukkan harga BTC mungkin bersiap untuk kembali positif tahun ini.
Dibandingkan dengan jenis aset yang lebih terkenal, harga bitcoin secara signifikan lebih sulit untuk diperkirakan dan lebih sensitif terhadap kekuatan pasar karena ketidakpastian dan penurunan harga baru-baru ini.
McGlone membagikan pendapatnya di Twitter pada 6 Juli, menunjukkan tren yang menggembirakan dalam data Bloomberg’s Galaxy Crypto Index (BGCI).
“Dengan Indeks Crypto Galaxy Bloomberg mendekati penarikan yang sama dengan bagian bawah 2018 dan diskon Bitcoin untuk rata-rata pergerakan 50 dan 100 minggu yang serupa dengan fondasi sebelumnya, risiko vs imbalan miring ke arah investor yang responsif di 2H,” jelas McGlone dikutip dari News BTC, Rabu (13/7/2022).
BGCI adalah tolak ukur, melacak cryptocurrency signifikan yang diperdagangkan dalam dolar. Menurut pendapat McGlone, bagian bawah pasar bearish pada 2018 diikuti oleh pemulihan yang signifikan di semester pertama 2019, mungkin sejajar dengan indikasi saat ini.
Sebelumnya pada 4 Juli, dalam tweet prediksi Bitcoin-nya, McGlone menyatakan peningkatan 75 bps Juni bisa menjadi yang terakhir jika ekuitas terus menurun pada tingkat yang sama seperti yang terjadi pada paruh pertama tahun ini.
Kemudian dalam tweet 6 Juli, dia menegaskan mengingat harga rendah saat ini dimulai pada paruh kedua tahun ini, Bitcoin mungkin mengalami salah satu pasar bull terbesarnya.
Baca juga: Berita Kripto Hari Ini: Oktober 2022, Aturan Kripto Global Diusulkan untuk Disahkan pada G20
2. Investor tunggu rilis data inflasi AS
Sejak kemarin kripto dipenuhi oleh berita buruk salah satunya laporan soal pendiri Three Arrows Capital (3AC) yang kabur menjelang sidang yang dijadwalkan pada Selasa waktu setempat untuk membahas langkah selanjutnya dalam proses likuidasi.
Karena ketidakhadiran pendiri 3AC membuat likuidator kesulitan memahami apa saja dan dimana aset yang dimiliki perusahaan. Akibat hal tersebut, pengadilan Amerika Serikat (AS) memberikan izin likuidator untuk mengeluarkan panggilan pengadilan dan mengklaim aset perusahaan.
Di sisi lain, salah satu berita baik adalah Dewan Stabilitas Keuangan (FSB) mengatakan pada Senin (11/7/2022), pihaknya akan mengusulkan aturan global yang “kuat” untuk crypto pada Oktober mendatang, menyusul gejolak baru-baru ini di pasar yang telah menyoroti perlunya mengatur sektor “spekulatif”.
FSB, badan regulator, pejabat perbendaharaan dan bank sentral dari Kelompok 20 ekonomi (G20), sejauh ini membatasi dirinya untuk memantau sektor kripto, dengan mengatakan itu tidak menimbulkan risiko sistemik.
Namun, gejolak baru-baru ini di pasar kripto telah menyoroti volatilitas, kerentanan struktural, dan peningkatan tautan ke sistem keuangan yang lebih luas.
Sebelumnya, pergerakan pasar kripto sepekan terakhir cukup bervariasi. Hal ini juga terjadi indeks saham Amerika Serikat (AS) dan aset kripto terlihat berjaya pekan lalu, tetapi pada Senin, 11 Juli 2022, kripto terpantau kembali melemah.
Dari pergerakan ini investor terlihat menjauh dari aksi price actions di akhir pekan lalu.
Selain itu efek domino dari kenaikan suku bunga acuan The Fed adalah meningkatkan tingkat imbal hasil instrumen berpendapatan tetap. Hasilnya, selera investor kripto dan saham juga bisa semakin pudar, sehingga menyebabkan penurunan nilai.
Sentimen pekan ini, tampaknya investor akan memilih wait and see menanti perilisan data inflasi AS Juni. Implikasinya, harga-harga pasar kripto kemungkinan masih bakal bergerak stagnan sepanjang pekan ini.
Mengingat tekanan makroekonomi masih cukup tinggi pekan ini, investor bisa berharap harga-harga aset kripto akan melakukan retest level support-nya berulang kali. Sepertinya, penguatan Bitcoin akan sangat rapuh.
Itulah ulasan mengenai berita kripto hari ini. Semoga informasi ini bermanfaat bagi Anda.
Baca juga: Berita Kripto Hari Ini: Harga Bitcoin Cs Masih Koreksi, Investor Harap-harap Cemas Inflasi AS
Baca terus berita fintech Indonesia dan kripto terkini hanya di duniafintech.com.
Penulis: Kontributor/Panji A Syuhada