JAKARTA, duniafintech.com – Berita kripto hari ini akan membahas soal Ratu Kripto, Ruja Ignatova yang menipu investor hingga Rp60 triliun.
Sang Missing Cryptoqueen, yang berperan dalam sebuah penipuan kripto ini, disebutkan menghilang usai menerima bocoran informasi pertemuan polisi. Ia sudah menghilang sejak 5 tahun lalu.
Untuk diketahui, Ignatova dicari lantaran diduga memiliki peran dalam menjalankan penipuan cryptocurrency yang dikenal sebagai OneCoin senilai US$4 miliar atau setara Rp60 triliun (dengan asumsi Rp15.000/US$).
Baca juga: Berita Kripto Hari Ini: Makau Usulkan Kripto Jadi Alat Pembayaran
Ratu Kripto ini pun lenyap sejak 25 Oktober 2017 dan per Juni 2022 namanya masuk dalam ke daftar 10 orang paling dicari FBI.
Berikut ini berita kripto terkini selengkapnya, seperti dinukil dari CNBC Indonesia.
Berita Kripto Hari Ini: File Pertemuan Europol Operation Satellite
Menurut laporan BBC, terdapat sebuah file pertemuan Europol Operation Satellite di Den Haag pada 15 Maret 2017 silam. Dokumen itu pun menuliskan pertemuan dihadiri oleh FBI, Departemen Kehakiman AS, Jaksa Distrik New York, petugas dari Inggris, Jerman, Belanda, Dubai dan Bulgaria.
Adapun dokumen itu mencakup rincian otoritas AS yang punya informasi rahasia tingkat tinggi, rekening bank OneCoin yang menerima dana investor. Di samping itu, juga ada terkait upaya gagal Kepolisian London Inggris mewawancarai Ignatova.
BBC pun menuliskan bahwa buronan yang dicari FBI mengetahui adanya upaya menangkapnya berbulan-bulan sebelum menghilang. Dokumen itu kemudian didapatkan oleh Frank Schneider, yang merupakan mata-mata dan penasihat terpercaya untuk Ignatova.
Jaksa AS pada pengadilan 2019 lalu menuding Schneider sebagai pihak yang memberi informasi pada Ignatova soal rahasia polisi. Akan tetapi, tidak jelas apakah tuduhan terkait secara khusus dengan file yang bocor dilihat oleh podcast.
“Saat Bulgaria berpartisipasi dalam pertemuan Europol tertentu, hanya butuh berjam-jam baginya untuk mendapatkan ikhtisar lengkap dan mendapatkan risalah dari apa yang disebutkan dalam pertemuan tersebut,” tuturnya.
“Saya hanya bisa menyimpulkan itu dari lingkaran di mana dia berada dan koneksi yang dimiliki lewat kepribadiannya yang berpengaruh.”
Di lain sisi, Europol menyebut bahwa mereka sedang menyelidiki masalah tersebut.
“Skenario kompleks dengan banyak pemangku kepentingan membuat sulit untuk menilai di mana dan bagaimana insiden seperti itu mungkin terjadi,” papar Europol.
Berita Kripto Hari Ini: Tipu Investor Rp60 Triliun
Dr. Ruja Ignatova, yang memproklamirkan diri sebagai ‘Cryptoqueen’ atau Ratu Kripto, telah ditambahkan oleh FBI ke dalam daftar sepuluh buronan paling dicari. Lembaga iini bahkan menawarkan hadiah US$100 ribu (Rp1,5 miliar) untuk siapa pun yang dapat menemukan Ignatova.
Sang pendiri cryptocurrency bernama OneCoin yang diluncurkan pada 2014, Ignatova, diduga menipu investor lebih dari US$4 miliar atau setara Rp60 triliun (dengan asumsi kurs Rp15.000/US$) selama tiga tahun, sebelum akhirnya menghilang.
Europol pun menambahkannya ke daftar paling dicari di Eropa pada bulan lalu. Menurut penyelidik, proyek yang berbasis di Bulgaria itu tidak punya transaksi pengamanan blockchain dan koin yang dicetak begitu saja.
Lantas, Distrik Selatan New York mengadakan konferensi pers untuk mengumumkan penambahan Ignatova ke daftar buronan teratas. Asisten direktur FBI yang bertanggung jawab atas kantor New York, Mike Driscoll, mengatakan, dirinya yakin mereka akan menemukan sang buronan ini.
Baca juga: Berita Kripto Hari Ini: Potensinya Besar, Kripto Bisa Diekspor!
Sementara itu, Damian Williams, pengacara AS untuk Distrik Selatan New York, menyatakan bahwa Ignatova sebagai buronan internasional yang diduga mendalangi penipuan di seluruh dunia.
“Ignatova sekarang duduk berdampingan dalam daftar Sepuluh Besar dengan para pemimpin kartel, pembunuh, dan teroris,” sebutnya.
Ignatova telah berada di sistem peradilan pidana setidaknya selama setengah dekade. Dia didakwa oleh dewan juri federal pada Oktober 2017, dan Distrik Selatan New York kemudian mengeluarkan surat perintah penangkapan.
Surat dakwaan pengganti dikeluarkan pada Februari 2018. Dakwaan kepada Ignatova masing-masing satu dakwaan konspirasi untuk melakukan penipuan kawat, penipuan kawat, konspirasi untuk melakukan pencucian uang, konspirasi untuk melakukan penipuan surat berharga dan penipuan surat berharga. Setiap hitungan membawa hukuman hingga 20 tahun penjara.
Terkait keberadaan Ignatova, FBI mencatat dalam siaran pers bahwa pendiri OneCoin melakukan perjalanan dari Bulgaria ke Yunani pada 25 Oktober 2017.
“Dia mungkin bepergian dengan paspor Jerman ke Uni Emirat Arab, Bulgaria, Jerman, Rusia, Yunani dan/atau Eropa Timur,” kata FBI.
Konstantin, Saudara laki-laki Ignatova, yang juga menjabat dalam peran kepemimpinan dengan OneCoin, sudah ditangkap pada tahun 2019 lalu. Ia pun mengaku bersalah atas beberapa kejahatan pada tahun yang sama.
Skema Piramida Internasional
Adapun penyelidik menggambarkan penipuan skala besar ini mirip dengan skema piramida internasional. Diduga, Ignatova membuat pernyataan palsu untuk meminta investasi.
Korban lantas akan mengirimkan uang tunai ke akun OneCoin untuk membeli koin. Di puncak popularitas OneCoin pada tahun 2016, Ignatova naik ke panggung di Wembley Arena Inggris dengan gaun pesta untuk memamerkan koin yang katanya akan melampaui bitcoin.Â
Ignatova pun dikenal lantaran mengadakan pesta mewah di kota-kota di seluruh dunia. FBI kemudian meminta siapa saja yang punya informasi soal keberadaannya menghubungi biro ditips.fbi.gov.
Sekian ulasan tentang berita kripto hari ini yang perlu diketahui. Semoga bermanfaat.
Baca juga: Berita Kripto Hari Ini: 3AC Bangkrut, Dulu Berduit Rp150 T
Baca terus berita fintech Indonesia dan kripto terkini hanya di duniafintech.com