26.4 C
Jakarta
Selasa, 24 Desember, 2024

Perusahaan Startup Gulung Tikar Buntut PHK Massal Shopee?

JAKARTA, duniafintech.com – Ketatnya persaingan dunia digital menyebabkan ‘gugurnya’ perusahaan startup alias gulung tikar, bahkan sebelum diambang ‘gugur’ perusahan startup seperti Shopee harus melakukan efisiensi dengan PHK karyawan. Hal itu dilakukan agar perusahaan ‘bangkit’ dari terpuruknya keuangan hingga biaya operasional perusahaan.

Pengamat Ekonomi Digital dari Institute for Development of Economics and Finance Nailul Huda menilai sebelum Shopee melakukan PHK, beberapa perusahaan startup lokal juga melakukan PHK karyawan bahkan gulung tikar. Menurutnya kebijakan PHK karyawan hingga gulung tikar pada perusahaan startup dikarenakan dua hal yaitu kesulitan pendanaan dan kebutuhan akan efisiensi biaya.

Selain itu, menurutnya persaingan yang ketat di beberapa sektor industri digital juga menyebabkan ‘musim dingin’ industri startup digital lokal. Bahkan, dia memperkirakan situasi ‘musim dingin’ industri startup digital masih tetap berlanjut.

“Jika pendanaan masih seret dan persaingan semakin ketat, saya rasa masih akan ada lagi perusahaan digital yang melakukan efisiensi berupa PHK karyawan, bahkan tutup usaha,” kata Huda kepada duniafintech.com. Jakarta, Selasa (20/9).

Huda menilai kebijakan Shopee dengan PHK karyawan merupakan langkah terakhir agar perusahaan dapat lebih efisien. Selain itu, jika dilihat dari laporan perusahaan induknya yaitu SEA Limited dalam keuangannya mengalami penurunan. Lalu pendapatan dari Garena juga mengalami penurunan.

Sehingga, dari sekian perusahaan dibawah SEA Limited, Shopee yang menjadi andalan induk perusahaan dan dimungkinkan perusahaan akan melakukan efisiensi dalam pengantaran makan dan minuman.

“Persaingan di industri food delivery juga ketat dan kemungkinan sudah masuk ke endemi menyebabkan orang akan makan minum di tempat lagi,” kata Huda.

Baca juga:Shopee PHK Karyawan, Sekitar Ratusan Orang Jadi Pengangguran 

Sementara itu, praktisi ekonomi digital Wisnu Agung Prasetya menilai permasalahan Shopee bukan hanya terkait bisnis model e-commerce tetapi juga jejaring kapital yang pertumbuhan pengembaian yang sangat tergantung pada kondisi domestik masing-masing. Misalnya, fenomena yang sama ditunjukkan dengan PHK massal di India, Perancis, Spanyol.

Menurutnya akibat kondisi pandemi Covid-19 menjadi situasi yang tidak bisa diperkirakan dan mempengaruhi kinerja perusahaan. Dia menilai bagi pengusaha sebaik apapun kinerja dan momentum pemulihan, pandemi juga menyisakan soal tersendiri secara keuangan.

“Bagaimana krisis kesehatan yang berujung resesi ini tak hanya menekan dari sisi financial, struktural namun juga knowledge,” kata Wisnu kepada duniafintech.com.

Dia menjelaskan dari sisi financial, capital flow ditandai dengan utang korporasi yang membengkak. Kemudian secara secara struktural supply chain pun juga mengalami gangguan, akibatnya distribusi pada customer dan row material juga mengalami perubahan yang drastis.

Lalu secara knowledge, dia menambahkan untuk integrasi proses dan perubahan layanan menuntut reskilling atau upskilling karyawan dan staf.

“Hal-hal ini dua tahun menekan ditengah pemulihan yang belum kembali, terutama karena juga soal ketegangan kawasan,” kata Wisnu.

Baca juga:Shopee PHK Karyawan & Pastikan Operasional Perusahaan Stabil 

Sebagaimana diketahui, Perusahaan teknologi Shopee Indonesia, Senin (19/9) melepas sejumlah karyawan sebagai bagian dari langkah efisiensi yang dilakukan perusahaan.

Head of Public Affairs Shopee Indonesia Radynal Nataprawira menjelaskan bahwa dengan berat hati, Shopee Indonesia harus melepas sejumlah karyawannya. Keputusan ini merupakan langkah terakhir yang harus ditempuh, setelah melakukan penyesuaian melalui beberapa perubahan kebijakan bisnis.

“Kondisi ekonomi global menuntut kami untuk lebih cepat beradaptasi serta mengevaluasi prioritas bisnis agar bisa menjadi lebih efisien. Ini merupakan sebuah keputusan yang sangat sulit,” katanya.

Langkah efisiensi sejalan dengan fokus perusahaan secara global untuk mencapai kemandirian dan keberlanjutan, yang merupakan 2 komponen penting dalam menjalankan bisnis di tengah ketidakpastian ekonomi global saat ini.

“Perusahaan akan berfokus ke pertumbuhan bisnis yang mandiri serta berkelanjutan, dan kami ingin memperkuat dan memastikan operasional perusahaan kami stabil di situasi ekonomi saat ini,” tambahnya.

Baca juga:Dari Berbagai Bidang, Inilah Daftar Perusahaan Startup di Indonesia

Baca terus berita fintech Indonesia dan kripto terkini hanya di duniafintech.com

Iklan

mau tayang di media lain juga

ARTIKEL TERBARU