27.1 C
Jakarta
Senin, 23 Desember, 2024

Perkembangan Bitcoin dan Blockchain di Republik Mali

duniafintech.com – Mali atau Republik Mali merupakan salah satu landlocked country atau negara yang dikelilingi daratan di Benua Afrika.

Mali yang dulunya bernama Sudan Perancis ini merupakan negara terbesar kedua di Afrika Barat dengan batas Aljazair di sebelah utara, Nigeria di sebelah timur, Burkina Faso dan Pantai Gading di selatan, Guinea di barat daya dan Mauritania di sebelah barat.

Mali merupakan salah satu dari 10 negara termiskin di dunia dengan ekonomi yang sebagian besar didapatkan dari sektor pertanian. Mali juga termasuk negara penerima bantuan asing utama dari berbagai organisasi multilateral di dunia termasuk Bank Dunia, Bank Pembangunan Afrika dan Bank Arab. Penetrasi internet di negara ini juga masih termasuk rendah.

Baca juga: Poste Italiane Bergabung Dengan Komunitas Hyperledger Blockchain

Legalitas Bitcoin di Republik Mali

Seperti kebanyakan negara-negara Afrika yang lain, Mali juga belum memiliki aturan tersendiri terkait peredaran Bitcoin di negaranya. Bitcoin diperjualbelikan secara bebas tanpa ada regulasi yang mengikat, kecuali aturan keuangan yang bersifat umum.

Masyarakat Mali bisa melakukan pembelian Bitcoin dan berbagai kripto aset lain dengan menggunakan Franc FCA (fiat setempat) melalui platform pertukaran yang beroperasi secara global. Platform-platform tersebut antara lain Spectrocoin.com, Coindirect.com, Localbitcoins.com dan Paxful.com.

Prospek Mali dan Afrika untuk Kripto Aset

Kripto aset menjadi sangat populer belakangan ini di seluruh Afrika meski jika dilihat dari segi regulasi masih banyak yang harus diperbaiki. Meski skeptis, namun Zimbabwe memberikan izin kepada BitMari, sebuah platform pembayaran dengan kripto aset.

Setahun lalu, Senegal berencana meluncurkan kripto asetnya sendiri yang bernama eCFA Franc. Pada waktu itu, mereka berencana memperluas peredarannya hingga ke Benin, Burkina Faso dan Mali.

Baca juga: Pengamat Ini Berekspektasi Nilai Bitcoin Akan Naik?

Tidak bisa disanggah jika Afrika merupakan Benua yang memiliki potensi besar bagi perkembangan kripto aset. Dengan lebih dari 30 juta penduduk yang bekerja di luar negeri, pengiriman uang dengan menggunakan kripto aset bisa menjadi jawaban yang mudah dan murah. Apalagi Afrika, terutama Mali masih memiliki banyak presentase penduduk yang tidak tersentuh perbankan konvensional (unbanked).

Blockchain di Republik Mali

Penduduk Mali yang ingin mengikuti kelas training pengenalan Blockchain di Mali, bisa melakukannya melalui situs Unichrone.com. Kelas online ini membuka kesempatan bagi siapapun yang ingin mengenal dan mendalami lebih jauh tentang penggunaan teknologi Blockchain di Bumako, ibukota Republik Mali.

-Dita Safitri-

3 KOMENTAR

Iklan

mau tayang di media lain juga

ARTIKEL TERBARU