31.7 C
Jakarta
Senin, 23 Desember, 2024

Ucapan Mendag soal Bongkar Mafia dan Kembali Turunkan Harga Minyak Goreng Belum Terbukti

JAKARTA, duniafintech.com – Terkait polemik minyak goreng, diketahui ada beberapa ucapan Menteri Perdagangan (Mendag) RI, Muhammad Lutfi, yang masih belum terbukti hingga saat ini.

Sebagai pengingat, ada dua ujaran penting dari Mendag Lutfi yang sejauh ini masih dinantikan oleh publik, yaitu mengumumkan nama mafia minyak goreng dan soal penurunan harga minyak goreng.

Adapun janji Mendag untuk mengungkap mafia minyak goreng dan prediksi turunnya harga minyak goreng dalam waktu dekat itu disampaikannya dalam kesempatan yang berbeda. Inilah ulasan soal ucapan Mendag terkait permasalahan minyak goreng yang hingga kini belum terbukti, seperti dikutip dari Kompas.com, Rabu (23/3/2022).

  1. Janji bongkar mafia minyak goreng

Di hadapan Komisi VI DPR, Kamis (17/3/2022), Mendag diketahui sempat membeberkan temuannya soal mafia minyak goreng yang selama ini dituduhkannya sebagai dalang penyebab sulitnya mengendalikan minyak goreng dalam beberapa bulan terakhir.

“Dengan permohonan maaf Kemendag tidak dapat mengontrol karena ini sifat manusia yang rakus dan jahat,” katanya dalam Rapat Kerja dengan DPR Komisi VI.

Ia pun kala itu menunjukkan foto kuitansi sebagai bukti dugaan adanya mafia minyak goreng ke hadapan anggota Komisi VI DPR. Menurut Mendag, bersama kepolisian, pihaknya sudah menemukan salah satu terduga mafia minyak goreng.

“Kalau minyak goreng kan sopirnya itu tangannya berminyak kan, tapi ini bisa mengeluarkan bon dan itu bonnya bersih, putih,” sebutnya.

Namun, ia tidak menjelaskan lebih rinci soal kuitansi itu. Dari foto yang ditunjukkan oleh Mendag, kuitansi ini diketahui atas nama Sadikin. Di samping itu, juga ada nominal Rp26.964.000 untuk pembayaran pelunasan minyak curah sebanyak 2.520 kilogram, dengan harga satuan Rp10.700 per kilogram.

Kemudian, juga tertera tempat dan tanggal kuitansi ini dibuat di Medan pada 9 Maret 2022. Kuitansi ini dibubuhi materai Rp10.000 dan ditandatangani serta distempel bertuliskan nama perusahaan.

“Kami sudah temukan dan ini jumlahnya ribuan ton. Nih kuitansinya, begitu bentuknya,” tuturnya.

Lebih jauh, berdasarkan keterangan yang diperoleh Mendag, sudah ada tiga calon tersangkanya pada Senin (21/3/2022) untuk tiga kasus, yakni minyak curah subsidi dilarikan ke industri menengah atas, minyak goreng curah subsidi di-repacking (dikemas ulang) menjadi minyak goreng premium, dan minyak goreng curah subsidi dilarikan ke luar negeri.

“Ini sekarang sudah kami serahkan kepada pihak Polri lewat Kabareskrim. Sudah mulai ditangkap-tangkap dan diperiksa,” jelasnya.

Namun, janji Mendag untuk membongkar mafia minyak goreng itu sejauh ini masih belum terealisasi. Ketika hari pembuktian tiba, Senin (21/3/2022), Mendag pun menyebut bahwa pihaknya sudah menyerahkan kepada polisi terkait dugaan mafia minyak goreng yang menyebabkan kelangkaan dan tingginya harga di pasaran.

  1. Harga minyak goreng diramalkan turun lagi 

Yang kedua adalah soal harga minyak diramalkan turun lagi. Ucapan Mendag yang satu ini pun ditengarai masih belum terbukti.

Adapun pernyataan ini sebelumnya disampaikan Mendag saat meninjau ritel modern di Jakarta Timur dan Jakarta Utara pada Jumat (18/3/2022) lalu. Ucapan itu terlontar saat ia melihat stok minyak goreng yang melimpah, tetapi harganya mahal.

“Tadi sudah kami lihat bersama, minyak goreng kemasan sudah mulai normal, bahkan melimpah,” ucapnya.

Ia pun  mengatakan, menurut informasi dari penjual, banyaknya permintaan toko terhadap kebutuhan minyak goreng sudah mampu dipenuhi 100 persen. Dengan begitu, harga minyak goreng kemasan berpotensi mengalami penurunan, sesuai dengan mekanisme pasar yang berlaku.

“Saya juga melihat ketersediaannya cukup. Nanti, jika merek minyak gorengnya makin banyak, harganya akan menurun sesuai dengan kompetisi dan levelling (penyamarataan, red) dari market mereka,” paparnya.

Apabila merujuk pada prediksi ramalan Mendag ini, semestinya sudah ada tren harga minyak goreng kemasan menurun saat ini. Akan tetapi, sebaliknya, yang terjadi adalah harga minyak goreng kemasan di sejumlah daerah malah mengalami tren cenderung naik. Bahkan, harganya disebut lebih mahal ketimbang saat Mendag mengucapkan prediksinya itu.

 

Penulis: Kontributor/Boy Riza Utama

Admin: Panji A Syuhada

Iklan

mau tayang di media lain juga

ARTIKEL TERBARU