JAKARTA, duniafintech.com – Sentimen pasar atau market sentiment merupakan konsensus atau sikap secara keseluruhan dari pelaku pasar atau investor terhadap pergerakan harga suatu pasar. Sentimen ini adalah perasaan atau psikologi investor yang datang dari aktivitas mereka dan pergerakan harga di dalam suatu pasar. Secara umum, terdapat dua istilah populer yang sering menggambarkan market sentiment, yaitu bullish yang berarti positif & optimis dan bearish berarti negatif & pesimis.
Pentingnya Memahami Sentimen Pasar
Investor diharuskan untuk mengetahui dan memahami hal ini, sebab hal tersebut memiliki sejumlah keuntungan bagi para investor. Ketika mereka sudah berhasil mengenali dan mengevaluasi market sentiment sebelum berinvestasi, maka hal tersebut memungkinkan investor untuk mengevaluasi aset berdasarkan dari manfaat fundamental. Selain itu, dengan memahami hal ini pun nantinya juga dapat membuat investor mengidentifikasi tahap siklus market sentiment yang akan mereka masuki.
Contohnya
Sebagai contoh, dalam kasus crypto investor bisa melihat market sentiment pada Bitcoin. Pada tahun 2017 lalu, aset Bitcoin mendapatkan banyak perhatian publik dan juga banyak media yang memberitakan tentang kenaikan harga. Pada saat itu, kondisi pasar memang sangat meriah sehingga membuat banyak orang terdorong untuk ikut membeli pada saat harga sedang berada di puncak.
Ketika Bitcoin akhirnya banyak dijual oleh investor, maka hal ini dapat menyebabkan kerugian bagi investor yang terlambat membeli Bitcoin (membelinya pada harga tinggi). Dari hal ini, maka investor bisa melihat bagaimana market sentiment itu penting untuk dipahami lebih dulu. Sebelumnya memang tidak banyak pemberitaan terkait dengan harga Bitcoin. Kemudian, ketika harganya semakin melonjak mulai dari $2000-an hingga sebesar $19,000 di tahun 2017, ketika semakin banyak pemberitaan mengenai bitcoin yang akan membawa banyak orang tergerak untuk membeli Bitcoin.
Investor yang telah memahami market sentiment cenderung lebih berhati-hati ketika melihat pasar sedang positif. Para investor tersebut tidak gegabah dalam mengambil keputusan, mereka akan menganalisa kembali dan menghindari mengambil keputusan investasi karena mereka merasa nantinya malah berpotensi terkena kerugian.
Bagaimana Sentimen Pasar Mempengaruhi Harga?
Sentimen akan mendorong permintaan dan penawaran (demand & supply), yang pada akhirnya akan mengarah pada pergerakan harga. Market sentiment akan memperlihatkan tren bullish saat harga sedang naik, sedangkan bearish pada saat harga sedang turun. Biasanya, para trader maupun investor akan menggabungkan sebuah indikator market sentiment dengan kerangka perdagangan atau bentuk analisis lain untuk mempermudah mereka dalam menerima sinyal masuk dan keluar pasar. Kunci untuk mendapatkan hasil yang maksimal bagi investor adalah untuk mengukur mood yang terjadi di pasar dengan benar dan akan bertindak lebih cepat pada saat mengetahui perkiraan.
Terdapat dua teori yang bisa dijadikan pelajaran bagi investor untuk memahaminya, antara lain:
- Teori Perilaku Keuangan (The Behavioral Finance Theory)
Pada awalnya, teori ini dikemukakan oleh Kahneman & Tversky, yang mana teori ini akan menunjukkan berbagai bentuk “Irasionalitasโ seorang investor yang berlandaskan psikologis. Dalam investasi, ada banyak bukti atau kasus yang dapat menunjukkan bahwa investor seringkali tidak mengacu pada aturan fundamental. Melainkan, mereka juga sering menggantungkan keputusan investasinya berdasarkan persepsi mereka sendiri atau keputusan investor lain.
Dengan kebiasaan investor tersebut yang sering menggunakan persepsi personal ini, pada akhirnya akan memunculkan banyak bias. Kahneman & Tversky juga menyebutnya sebagai cognitive and emotional biases, untuk mengetahuinya bisa dilihat dari ciri-cirinya, antara lain: pertama adalah terlalu percaya diri pada kemampuan untuk meramalkan, lalu menggunakan aturan praktis dalam alokasi investasi, mengalami kesulitan dalam menyesuaikan pandangan dengan informasi baru, dan ketergantungan secara berlebihan pada kinerja masa lalu. Sehingga, hal ini dapat memunculkan keputusan investasi yang bias.
- Teori Animal Spirit
Hampir sama dengan teori sebelumnya, namun teori ini akan memperlihatkan bagaimana investor bergerak ke dalam suatu pasar dengan mengandalkan naluri. John Maynard Keynes sebagai investor yang mengemukakan teori ini mengasumsikan bias kognitif di mana di bawah ketidakpastian, individu didominasi oleh naluri mereka, dan tindakan mereka ditentukan oleh sentimen mereka.
Ketika pasar sedang naik, maka investor akan berbondong-bondong untuk masuk ke pasar itu dengan mengharapkan keuntungan yang lebih tidak realistis hingga mengalokasikan portofolio mereka ke dalam pasar tersebut. Kemudian, pada saat harga pasar turun drastis, mereka akan pesimis dengan dirinya sendiri, tapi mereka tetap mempertahankan portofolio mereka untuk menghindari kapitalisasi kerugian. Perilaku seperti ini memungkinkan bahwa adanya antusiasme yang tidak rasional dari seorang investor.
Kesimpulan
Dari pembahasan tersebut, maka diharapkan investor bisa memahami bahwa sebelum terjun ke suatu pasar, selain harus memahami tentang aturan fundamental, perlu juga untuk memahami sentimen pasar yang juga akan membawa manfaat bagi para investor. Hal ini juga dapat membantu investor untuk dapat melihat kecenderungan pasar sebelum membuat keputusan investasi.
Penulis: Kontributor
Editor: Anju Mahendra