31.7 C
Jakarta
Senin, 23 Desember, 2024

Cara Mengidentifikasi Golden Cross pada Grafik Harga Pasar

JAKARTA, duniafintech.com – Kebanyakan investor yang baru memulai investasi saham masih bingung tentang bagaimana cara mengidentifikasi golden cross pada grafik harga pasar. Di mana, pola ini saling berhubungan karena dapat menentukan langkah investor untuk melakukan langkah jual atau beli.

Padahal banyak cara yang bisa dilakukan dalam melakukan analisis teknikal dari sebuah chart atau grafik pergerakan harga pasar. Dalam hal ini, cara yang dimaksud adalah memperhatikan sejumlah pola-pola pergerakan harga dengan tujuan untuk memperkirakan pergerakan harga selanjutnya. Hal ini tentu akan sangat berguna bagi investor maupun trader dalam mengambil keputusan dalam berinvestasi.

Apa itu Golden Cross?

Untuk mengetahui pola yang ini, tentunya kamu harus memahami terlebih dahulu tentang moving average. Moving average atau MA itu sendiri merupakan salah satu indikator yang mengacu pada price action sebelumnya dengan tujuan untuk mengetahui pergerakan harga di jangka waktu tertentu dan batas support atau resistance pada suatu aset.

Sementara itu, golden cross merupakan sebuah pola harga ketika moving average jangka pendek tengah melintas di atas moving average jangka panjang. Pada golden cross, yakni MA 50 hari digunakan untuk MA jangka pendek dan MA 200 hari digunakan untuk MA jangka panjang.

Akan tetapi, golden cross ini tidak hanya mengacu pada kerangka waktu tersebut saja, melainkan juga pada berbagai kerangka waktu. Hanya saja, selama MA jangka pendek ini melintasi MA jangka panjang, maka kondisi ini akan dianggap sebagai golden cross.

Cara Mengidentifikasi Golden Cross

Mengutip ajaib, adapun cara untuk dapat mengetahui pola pada grafik harga pasar menunjukkan golden cross atau death cross, maka ada sejumlah tahapan-tahapan yang menunjukkan akan terjadi kondisi di antara kedua pola ini dan merupakan salah satu cara mengidentifikasi golden cross pada grafik harga pasar. Pada pola golden cross, ada tiga tahapan yang menunjukkan terjadinya pola seperti berikut ini:

  1. MA jangka pendek berada posisi di bawah MA jangka panjang saat tren tengah menurun.
  2. Tren berbalik dan MA jangka pendek tengah memotong di atas MA jangka panjang.
  3. Tren naik dimulai saat MA jangka pendek tetap yang berada di atas MA jangka panjang.

Sedangkan untuk tahapan death cross yang merupakan kebalikan dari tahapan golden cross adalah sebagai berikut:

  1. MA jangka pendek berada di atas MA jangka panjang saat tren harga naik.
  2. Tren berbalik dan MA jangka pendek memotong ke posisi bawah MA jangka panjang.
  3. Tren harga turun yang dimulai saat MA jangka pendek tetap berada di bawah MA jangka panjang.

Rentang Waktu Moving Average Terbaik

Langkah investor dalam menentukan rentang waktu moving average, baik itu yang ada pada kedua pola ini akan dibedakan berdasarkan lamanya berinvestasi. Pada dasarnya, moving average yang paling sering digunakan investor profesional pada pola Golden Cross yaitu selama 200 hari dan juga 50 hari atau MA 200 dan MA 50.

Namun untuk trader yang ingin berinvestasi dengan jangka waktu pendek atau lebih sempit maka rentang waktu yang dipilih adalah 5 hari dan 15 hari atau MA 5 dan MA 15.

Sedangkan untuk rentang waktu moving average pada pola death cross ini sedikit berbeda dari pola golden cross khususnya untuk trader. Di mana, moving average yang sering digunakan pada pola death cross adalah 200 hari dan 50 hari atau MA 200 dan MA 50. Hal ini untuk mengetahui cara mengidentifikasi death cross pada moving average menggunakan rentang waktu 30 hari dan 100 hari atau MA 30 dan MA 100.

Walaupun saat ini Anda sudah memahami pola golden cross dan death cross sebagai dasar dalam menentukan strategi investasi, maka ada satu hal yang harus diingat yaitu kedua pola ini hanya sebagai pilihan indikator untuk digunakan saat trading atau investasi. Masih ada banyak pola dan cara yang dapat dilakukan untuk bisa memperkirakan pergerakan harga pasar.

Mengkombinasikannya dengan sinyal dari indikator lainnya tentu akan membuat kamu lebih mudah mengambil keputusan secara tepat.

Jika kamu tidak ingin mengambil risiko lebih, kamu bisa memilih berinvestasi secara jangka panjang. Pilihlah emiten saham yang memiliki laporan keuangan baik dan bisnis yang sehat. Dalam hal ini, kamu lebih mengacu pada analisis fundamental perusahaan dengan prospek bisnis menjanjikan di masa mendatang.

 

 

 

Penulis: Kontributor / M. Raihan Muarif

Editor: Anju Mahendra

Iklan

mau tayang di media lain juga

ARTIKEL TERBARU