26.4 C
Jakarta
Selasa, 24 Desember, 2024

CINA TENGAH KEMBANGKAN MATA UANG DIGITAL

duniafintech.com – Bank sentral Cina kini tengah melangkah ke arah digital. Setelah membentuk tim peneliti pada tahun 2014, People’s Bank of China (PBOC) juga telah melakukan uji coba prototipe cryptocurrency-nya. Ini merupakan langkah lebih dekat bagi mereka untuk menjadi salah satu bank sentral pertama yang mengeluarkan uang digital yang bisa digunakan untuk membeli berbagai macam keperluan mulai dari mie instan hingga mobil.

Bagi pengguna yang bertransaksi di smartphone atau laptop, cryptocurrency yang didukung PBOC mungkin tidak akan tampak jauh berbeda dengan metode pembayaran yang ada seperti Alipay atau WeChat. Tapi bagi penjual akan sedikit berbeda, yaitu mendapatkan pembayaran digital langsung dari pembeli, sehingga menurunkan biaya transaksi karena peran perantara telah dihilangkan dari proses tersebut.

Seiring dengan pengembangan kapabilitas bank tersebut, PBOC juga mulai meningkatkan pengawasan terhadap Bitcoin dan tender digital privat lainnya. Karena mata uang secara historis telah dikeluarkan oleh negara, bukan pihak swasta, mereka tidak ingin menyerahkan ruang cryptocurrency kepada perusahaan yang mereka tidak kendalikan sendiri.

Masyarakat China sebenarnya telah terbiasa melakukan pembayaran online untuk hampir semua hal. Misalnya, komuter yang ingin membeli minuman cukup memindai kode QR di ponsel cerdas mereka ketimbang memasukan koin ke mesin penjual otomatis. Pada perayaan Tahun Baru Imlek, angpau kini diberikan lewat klik tombol di ponsel dan bukan lagi menggunakan uang kertas yang dimasukkan dalam amplop merah.

Menurut Duan Xinxing, wakil direktur OKCoin Co., salah satu perusahaan penukaran Bitcoin terbesar di Cina, semua itu memberikan tantangan bagi status PBOC sebagai bank sentral baik di dunia digital maupun fisik. Penerbitan mata uang digital akan memudahkan PBOC untuk memantau risiko di sistem keuangan dan melacak transaksi secara ekonomi, menurutnya.

Pada bulan Januari 2016, PBOC mengatakan bahwa akan memiliki kripto-nya sendiri segera, namun sampai saat ini belum ada tanggal pengumuman resmi. Sementara itu, disebut-sebut terdapat dukungan yang cukup kuat dari beberapa pejabat senior, termasuk Fan Yifei, salah satu deputi gubernur PBOC.

Bukan hanya Cina yang mulai bergeser dari uang tunai. Akhir tahun lalu, Perdana Menteri India Narendra Modi membatalkan 86 persen uang kertasnya dalam upaya untuk memerangi korupsi dan mendorong penggunaan pembayaran digital. Bank of Canada, Deutsche Bundesbank,  dan Otoritas Moneter Singapura juga tengah mempelajari potensi mata uang digital.

Mencetak uang dan memerangi pemalsuan uang merupakan sesuatu yang cukup mahal untuk Cina yang berpenduduk 1,4 miliar orang tersebut, terutama dalam biaya pengelolaan sirkulasi dan transaksi. Menambahkan mata uang digital ke sirkulasi kas dapat meningkatkan kecepatan, kemudahan dan transparansi transaksi.

Biaya pemotongan jelas merupakan keuntungan, namun dampak beralih ke uang digital berbasis Blockchain akan lebih menguntungkan,” kata Larry Cao, direktur konten di CFA Institute di Hong Kong. “Anda bisa membayar siapa pun di sistem ini, bank manapun, dan pedagang manapun secara langsung. Blockchain akan mengubah keseluruhan infrastruktur, dan ini sangat revolusioner.”

Blockchain pada dasarnya adalah buku besar digital yang berisi riwayat pembayaran setiap sirkulasi dari suatu unit. Jika versi PBOC diadopsi secara luas, itu akan menantang perantara yang ada seperti bank dan layanan pembayaran seperti Alipay (afiliasi Alibaba) dan Tencent’s WeChat – dua jaringan pembayaran online terkemuka.

Saya tidak mengatakan bahwa bank dan perusahaan pembayaran akan hilang, tapi peran mereka pasti akan berubah,” kata William Gee, seorang praktisi jaminan risiko di PwC China di Beijing. “Mereka perlu menemukan peran baru mereka di ekosistem pembayaran baru, dan mungkin kita akan melihat beberapa model bisnis inovatif di sektor ini.”

Data real-time

Bagi PBOC, menggunakan Blockchain, teknologi yang mendasari Bitcoin mata uang digital, akan memungkinkan untuk melacak transaksi dan mengumpulkan data secara real-time, lengkap dan akurat untuk mengumpulkan indikator moneter yang tepat seperti pertumbuhan jumlah uang beredar, menurut Duan.

Transparansi kegiatan ekonomi di setiap sudut di negara ini akan meningkat secara signifikan,” menurut Duan. “Bank sentral akan memiliki pengetahuan yang belum pernah terjadi sebelumnya tentang bagaimana perekonomian berlangsung.”

Jadi, alih-alih mengandalkan survei bisnis bulanan atau pengumpulan data pengeluaran dari badan statistik, PBOC dan pemerintah akan dapat melakukan pembacaan real-time terhadap denyut nadi konsumen. Kebijakan yang diambil dapat disesuaikan dengan kebutuhan sehari-hari dan bahkan jam kerja, yang memberikan tingkat presisi yang amat tinggi dalam manajemen moneter.

Sebuah makalah penelitian PBOC tahun lalu menjelaskan bagaimana mekanisme uang digital ini dilakukan:

  • PBOC menciptakan cryptocurrency dan mentransfernya ke bank komersial ketika diperlukan likuiditas lebih banyak.
  • Konsumen akan mengisi ulang mata uang digital dari mesin teller otomatis yang dimodifikasi atau dari teller bank dan menyimpannya di dompet kripto di ponsel mereka atau perangkat lainnya.
  • Untuk pembelian, konsumen mentransfer dari dompet kripto mereka ke akun merchant.
  • Merchant menyimpan cryptocurrency dalam rekening bank komersial mereka.

Cryptocurrency akan menjadi bagian dari jumlah uang beredar secara keseluruhan, dan menggantikan sebagian dari uang kertas yang beredar, sebagaimana disebut dalam sebuah artikel yang dipublikasikan di majalah bank sentral pada bulan September lalu.

“Berbicara tentang dampak uang digital sekarang adalah seperti mencoba memprediksi bagaimana Internet akan mengubah kehidupan di tahun 1980an,” kata Duan dari OKCoin.

 

Sumber: Bloomberg.com

 Written by: Rosmy Sophia

Iklan

mau tayang di media lain juga

ARTIKEL TERBARU