JAKARTA, duniafintech.com – Cross Docking adalah hal yang penting untuk diketahui pada era e-commerce online saat ini. Sistem ini pun semakin menarik perhatian.
Pada dasarnya, metode ini memiliki potensi untuk mengurangi biaya penyimpanan barang di gudang. Daya tariknya terletak pada efisiensinya dalam rantai pasok.Â
Dengan barang langsung dikirim dari produsen atau pemasok, maka waktu, biaya, dan aliran barang dapat dioptimalkan.
Meskipun demikian, apakah Cross Docking selalu menjadi pilihan terbaik untuk semua jenis produk dan perusahaan?
Nah, untuk menjawabnya, mari simak lebih dalam tentang konsep cross docking dan bagaimana sistem ini dapat mengubah paradigma kita dalam memahami serta mengelola logistik modern, seperti dikutip dari Plugin Ongkos Kirim.
Baca juga: 10 Komoditas Impor di Indonesia dan Fenomena Komoditas Internasional
Apa Itu Cross Docking
Menurut para ahli logistik, cross docking adalah suatu sistem di mana barang jadi dipindahkan langsung dari pemasok atau produsen ke pelanggan atau pengecer tanpa perlu penanganan atau penyimpanan yang signifikan.
Secara lebih mendalam, konsep cross-docking dalam perspektif logistik menggambarkan suatu metode distribusi di mana produk yang tiba dari pemasok atau produsen hanya disimpan sebentar sebelum langsung dikirimkan ke tujuan akhirnya.Â
Tujuan dari sistem ini adalah untuk mengurangi biaya penyimpanan dan meningkatkan efisiensi rantai pasokan dengan mengurangi waktu penanganan barang dan masa penyimpanan yang panjang.
Dalam praktek cross-docking, barang yang tiba di gudang diorganisir dan langsung diteruskan ke transportasi akhir yang akan membawanya ke pelanggan atau pengecer. Hal ini bertujuan untuk mengurangi waktu dan biaya penyimpanan di gudang.
Adapun cross-docking warehouse merupakan fasilitas penyimpanan yang memungkinkan transfer produk secara langsung atau lebih cepat dari barang jadi langsung dari pemasok atau produsen kepada pelanggan atau pengecer dengan sedikit atau tanpa perlu penanganan atau penyimpanan yang berlebihan.
Karakteristik cross docking:
- Proses cross-docking umumnya terjadi di terminal docking khusus di dalam gudang, di mana barang yang baru tiba diterima pertama kali di dermaga dan kemudian disortir berdasarkan destinasi akhirnya.
- Metode cross-docking dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis dasar: pra-distribusi dan pasca-distribusi. Pada pra-distribusi, barang diunggah, disortir, dan dikemas kembali sesuai dengan petunjuk distribusi yang sudah ditetapkan sebelumnya. Dengan kata lain, pelanggan diidentifikasi sebelum barang bahkan meninggalkan pemasok.
- Cross-docking bekerja optimal pada produk-produk yang membutuhkan pengiriman cepat, seperti makanan, yang sudah disortir dan dilabeli untuk pelanggan, tidak memerlukan inspeksi kualitas, atau memiliki permintaan yang stabil.
Keuntungan Cross Docking & Kekurangannya
Inilah beberapa keunggulan cross docking yang membuatnya menjadi pilihan utama dalam industri e-commerce.
- Pengurangan Biaya Persediaan
- Peningkatan Waktu Pengiriman
- Peningkatan Akurasi, Menghilangkan Kebutuhan Penanganan Manual
- Kemampuan untuk Cepat Merespons Perubahan Permintaan Melalui Pelacakan Real-time
Meskipun cross docking memiliki sejumlah keuntungan yang signifikan, perlu diingat bahwa sistem ini bukanlah solusi yang sempurna. Beberapa kelemahan dari cross docking juga perlu diperhatikan.
- Pembeli tidak dapat memilih atau memeriksa barang secara langsung.
- Ketergantungan pada tingkat kehandalan logistik yang tinggi.
- Minimnya proses pengecekan.
Secara keseluruhan, cross-docking adalah teknik logistik yang dapat memberikan peningkatan yang cukup signifikan dalam efisiensi dan waktu penanganan, khususnya untuk bisnis yang memerlukan pengiriman barang dengan cepat dan efisien melalui rantai pasokan.
Proses Cross Docking
Proses cross-docking merupakan transfer barang jadi secara langsung atau lebih cepat dari pemasok atau produsen kepada pelanggan atau pengecer, dengan minimal atau tanpa penanganan atau penyimpanan. Berikut adalah langkah-langkah yang terlibat dalam proses cross-docking:
- Penerimaan: Barang pertama kali diterima dan disortir berdasarkan tujuan akhir mereka.
- Penyortiran: Produk disortir berdasarkan tujuan pengiriman.
- Konsolidasi: Produk dari beberapa pemasok dapat digabungkan menjadi satu pengiriman, mengurangi biaya transportasi dan meningkatkan waktu pengiriman.
- Dekonsolidasi: Produk dari satu truk masuk dapat dipisahkan menjadi beberapa pengiriman keluar, meningkatkan waktu pengiriman dan mengurangi biaya transportasi.
- Pemuatan/Loading: Produk dimuat ke kendaraan keluaran dan dikirim langsung ke tujuan akhir.
Secara keseluruhan, tujuan dari proses cross-docking adalah mempercepat pengiriman barang dan meningkatkan efisiensi rantai pasokan dengan mengurangi biaya penyimpanan, penanganan, dan transportasi persediaan.
Operasi cross-docking melibatkan penanganan bahan yang lebih sedikit, mengakibatkan penurunan kebutuhan untuk melacak pergerakan, memfasilitasi penyimpanan, serta melindungi dan mengelola berbagai SKU (Unit Kontrol Stok).
Baca juga: China Mentargetkan Ekonomi Kota Diatas 5% pada tahun 2024
Jenis
Terdapat berbagai jenis cross-docking yang dapat diterapkan. Berikut adalah beberapa di antaranya:
- Pre-distribution Cross-docking: Dalam pre-distribution, barang diunggah, disortir, dan dikemas ulang sesuai dengan instruksi distribusi yang sudah ditentukan sebelumnya. Dengan kata lain, pelanggan diidentifikasi sebelum barang bahkan meninggalkan pemasok.
- Post-distribution Cross-docking: Pada post-distribution, barang disortir dan digabungkan setelah tiba di terminal cross-docking. Jenis cross-docking ini sering digunakan untuk produk yang tidak disortir atau dilabeli sebelumnya.
- Continuous Cross-docking: Jenis cross-docking ini paling sederhana dan umum. Produk langsung dipindahkan dari satu truk ke truk lainnya melalui lokasi pusat di terminal. Continuous cross-docking sering digunakan untuk produk bervolume tinggi yang memiliki permintaan tinggi secara konsisten.
- Consolidation Cross-docking: Digunakan untuk menggabungkan produk dari beberapa pemasok menjadi satu pengiriman. Ini dapat membantu mengurangi biaya transportasi dan meningkatkan waktu pengiriman.
- Deconsolidation Cross-docking: Digunakan untuk memisahkan produk dari satu truk masuk menjadi beberapa pengiriman keluar. Jenis ini membantu meningkatkan waktu pengiriman dan mengurangi biaya transportasi.
Secara keseluruhan, pilihan jenis cross-docking yang digunakan akan tergantung pada kebutuhan bisnis yang spesifik dan sifat produk yang diangkut.
Contoh
Walmart sering diakui sebagai salah satu perusahaan besar yang sukses menerapkan sistem cross docking. Namun, bagaimana dengan implementasi cross docking di Indonesia?
Di tanah air, terdapat beberapa penyedia jasa logistik pihak ketiga (P3L) yang telah mengadopsi konsep cross docking. Perusahaan seperti Yusen Logistics, SAI Indonesia, dan Crewdible adalah contoh nyata dari penyedia layanan logistik dan manajemen tenaga kerja yang siap membantu perusahaan untuk mengoptimalkan proses cross-docking.
Yusen Logistics, sebagai pemain utama dalam industri logistik global, memiliki infrastruktur canggih dan pengalaman luas dalam pelaksanaan cross-docking di berbagai belahan dunia. Dengan keahliannya, mereka dapat memberikan dukungan kepada perusahaan dalam mengurangi biaya penyimpanan, mempercepat proses pengiriman, dan meningkatkan efisiensi rantai pasokan.
SAI Indonesia, yang beroperasi di Indonesia, membanggakan pengalaman yang mendalam dalam manajemen rantai pasokan di tingkat lokal. Mereka dapat membantu perusahaan merancang strategi cross-docking yang sesuai dengan kebutuhan pasar Indonesia, sambil menyediakan layanan logistik yang komprehensif.
Crewdible, sebagai spesialis dalam manajemen tenaga kerja sementara, dapat memberikan dukungan kepada perusahaan dalam perekrutan pekerja gudang dan tenaga kerja yang terlatih untuk operasi cross-docking. Selain itu, Crewdible juga dapat membantu dalam manajemen operasional sehari-hari dan memastikan ketersediaan staf yang memadai selama pelaksanaan proses cross-docking.
Demikianlah ulasan terkait cross docking adalah hal yang penting dalam dunia e-commerce online pada saat ini.Â
Pada dasarnya, sistem ini pun semakin menarik perhatian. Adapun daya tariknya terletak pada efisiensinya dalam rantai pasok. Semoga informasi ini bermanfaat.
Baca juga: Account Receivable adalah: Ciri-ciri, Cara Mendapatkan, hingga Contohnya
Baca terus berita fintech Indonesia dan kripto terkini hanya di duniafintech.com