duniafintech.com – Sudah banyak rumah yatim berdiri di Indonesia. Tapi, Rumah Yatim Indonesia mengklaim bukanlah panti asuhan pada umumnya. Di dalam Rumah Yatim Indonesia, terdapat anak yatim Indonesia yang belum mampu mandiri, tapi telah terputus nafkah dari keluarganya.
Di sana juga merupakan rumah tempat untuk memproses kemandirian anak-anak dari masyarakat umum lainnya.
Rumah Yatim Indonesia memfasilitasi para anak yatim Indonesia dan dhuafa mendapatkan haknya agar dapat mengenyam hidup dan pendidikan yang layak di tempat mereka terdampar saat ini. Rumah Yatim Indonesia siap bersinergi kepada semua pihak, baik secara kelembagaan maupun personal yang ingin memberikan kontribusi dan solusi nyata dalam memberdayakan para anak yatim yatim Indonesia dan dhuafa.
Rumah Yatim Indonesia telah menjalankan sejumlah program. Salah satunya adalah Qurban untuk Yatim. Program ini menyalurkan paket hewan kurban yang ditujukan kepada anak yatim. Rumah Yatim Indonesia menyalurkan beragam Paket Qurban mulai dari kambing seharga Rp2,5 juta (berat kisaran 20 kg) hingga sapi seharga Rp17,85 juta atau @Rp2,55 juta.
Ada pula Program Tanah ‘Sorga”. Sebuah kebun seluas 50.000 m2 dikelilingi dengan pegunungan, di dalamnya tertanam berbagai macam pepohonan begitu sejuk dan asri, yang akan membuat anak-anak asuh begitu betah dan nyaman belajar di dalamnya. Di sinilah mereka akan dihabiskan untuk menghafal Al-Qura’an, belajar, bermain, dan berlatih berbagai macam life skills.
Kebun tersebut saat ini sedang ditawarkan kepada Rumah Yatim Indonesia yang terletak di Pegunungan Cinunjang, Tasikmalaya, Jawa Barat. Rumah Yatim Indonesia pun mengajak masyarakat luas untuk mewakafkan hartanya untuk tanah tersebut. Di tempat ini, akan terjadi pendidikan dan pembinaan intensif untuk para anak yatim Indonesia dan dhuafa.
Selain itu, ada juga program yang cukup menarik, yakni Sedekah Sampah. Sedekah Sampah? Mengapa tidak? Sampah memang bukan sama sekali sudah tak berarti. Sampah masih bisa jadi sedekah. Bagaimana caranya?
Kalau kita mau jujur, di lemari kita atau lemari anak-anak kita pasti ada pakaian yang kita simpan sudah lebih dari satu tahun bahkan lebih. Pakaian tersebut tak pernah kita pakai karena sudah kesempitan atau karena sudah tidak ‘ngetren’ lagi. Lalu, kenapa tak kita sedekahkan saja? Masih banyak lho orang yang susah membeli pakaian.
Kita juga dulu pernah sekolah dan kuliah. Demikian juga anak-anak kita. Ada banyak buku-buku pelajaran dan bacaan bekas yang menumpuk di gudang dan lorong rumah kita, banyak juga buku-buku bacaan di rak buku kita yang sudah kita baca dan sudah bertahun-tahun tak kita baca lagi hanya untuk koleksi, dan sampai berapa tahun lagi sampah buku-buku itu kita simpan di gudang dan rak buku kita? Apa itu juga bukan namanya sampah? Masih banyak lho orang yang ingin membaca buku, tapi tak bisa beli buku, sedangkan kita bisa beli buku-buku baru yang lebih berkualitas sesuai kebutuhan kita saat ini.
Masih banyak benda-benda bekas lainnya yang bisa kita sedekahkan. Sepeda bekas, mainan bekas, furniture bekas, gadget bekas, atau alat elektronik bekas. Semuanya itu kalau kita simpan akan memenuhi gudang atau bagian rumah kita. Padahal, sebagian benda-benda tersebut bisa menjadi polusi tersendiri yang mengganggu kesehatan.
Masih banyak kegiatan lainnya yang dilakoni oleh Rumah Yatim Indonesia antara lain:
- Sekolah Bahasa Al-Qur’an & Informatika (SAI Homeschooling) di Tasikmalaya (khusus yatim dan dhuafa, beasiswa penuh)
- Pesantren Tahfidh Al-Qur’an Yatim dan Dhu’afa Hamalatul Qur’an di Tasikmalaya
- Panti Asuhan Al-Alaq & TK Ya Bunayya di Tasikmalaya.
- Komunitas Rumah Belajar Kampung Kalawagar Magkubumi Tasikmalaya.
- Komunitas Pemusik Jalanan (KPJ) Tasikmalaya, Terminal Type A Tasikmalaya
- Taman Pendidikan Al-Qur’an Yatim & Dhu’afa Nurul Islam di Bekasi
- Rumah Yatim Safinah di Bekasi
- Pondok Yatim Menulis Setu Taman di Ciapus, Bogor
- Pesantren Tahfidh Al-Qur’an Yatim dan Dhu’afa At-Taqwa di Sukoharjo Jawa tengah
Source: rumahyatimindonesia.com
Written by: Sebastian Atmodjo