30.5 C
Jakarta
Senin, 23 Desember, 2024

Daftar Saham Syariah 2021 dan Caranya Berinvestasi

Saham syariah adalah saham yang memiliki prinsip untuk tidak bertentangan dengan prinsip syariah yang ada di Pasar Modal. Pasar modal syariah dapat diartikan sebagai kegiatan dalam pasar modal sebagaimana yang sudah ditetapkan dalam UUPM yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah.

Pada umumnya pasar modal syariah tidak memiliki perbedaan dengan pasar modal konvensional, akan tetapi terdapat beberapa karakteristik khusus pasar modal syariah, yaitu produk dan mekanisme transaksi tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah. Jadi, dapat disimpulkan bahwa efek syariah merupakan surat berharga yang tidak boleh bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah yang ada di pasar modal.

Terdapat beberapa kriteria saham agar bisa masuk dalam kategori syariah, yaitu kegiatan usaha dari perusahaan yang berarti perusahaan tidak boleh melakukan kegiatan usaha yang dianggap merusak moral dan bertentangan dengan prinsip syariah. Kriteria kedua adalah rasio keuangan perusahaan  tersebut.

Kriteria Saham Syariah yang Tidak Masuk dalam Kategori

Menurut penjelasan yang sudah dijelaskan di atas tadi, kriteria saham yang masuk dalam kategori syariah itu terbagi menjadi dua, yaitu kriteria perusahaan dalam kategori kegiatan usaha dan keuangan perusahaan tersebut. Berikut ini adalah kriteria saham yang tidak masuk dalam kategori syariah, antara lain:

1. Kegiatan Usaha 

Kegiatan usaha pada perusahaan yang tidak sesuai dengan prinsip syariah, antara lain:

  • Transaksi mengandung unsur risywah (suap).
  • Melakukan kegiatan trading, distribusi, produksi, dan menyediakan barang atau jasa haram sebagaimana telah ditetapkan oleh DSN-MUI (Dewan Syariah Nasional – Majelis Ulama Indonesia).
  • Trading yang menawarkan permintaan palsu dan tidak menyerahkan jasa atau barang.
  • Transaksi jual beli risiko dan permainan yang mengandung unsur judi atau ketidak-pastian.
  • Korporasi pembiayaan dan Bank berbasis bunga.

Jika, investor saham yang ingin melakukan investasi saham berbasis syariah, hal tersebut sangat perlu untuk diperhatikan.

2. Keuangan Perusahaan

Berikut ini adalah kriteria yang harus dipenuhi oleh perusahaan terkait rasio keuangan, antara lain:

  • Presentase total pendapatan tidak halal tidak boleh melebihi 10% dari total pendapatan usaha (revenue) dan pendapatan lainnya.
  • Presentase total hutang berbasis bunga dan total aset yang dimiliki oleh perusahaan terkait tidak boleh melebihi 45 persen.
  • Ketika perusahaan tersebut mampu untuk memenuhi kriteria di atas, maka saham akan dimuat ke dalam Daftar Efek Syariah (DES) untuk dikumpulkan menjadi efek yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah di pasar modal.
  • Jika perusahaan tersebut tidak lolos seleksi, maka perusahaan tersebut akan dikeluarkan dari Daftar Efek Syariah (DES).

Jadi, seperti itulah kriteria yang bisa masuk ke dalam golongan kategori syariah menurut rasio keuangan perusahaan terkait.

7 Daftar Saham Syariah Terbaik 2021 di Indonesia

Daftar saham syariah di Indonesia tentunya akan terdaftar di ISSI (Indeks Saham Syariah Indonesia) yang diluncurkan pada tanggal 12 Mei 2011 merupakan indeks komposit saham yang berbasis syariah dan tercatat di BEI (Bursa Efek Indonesia). ISSI merupakan indikator dari kinerja pasar saham di Indonesia. 

Konstituen ISSI adalah seluruh saham yang ada dan tercatat di Bursa Efek Indonesia dan masuk ke dalam Daftar Efek Syariah yang diterbitkan oleh OJK, artinya BEI tidak melakukan seleksi saham berbasis syariah yang masuk ke dalam ISSI. Sebab itulah pada saat memasuki periode seleksi, selalu ada saja daftar saham yang berbasis syariah keluar masuk menjadi konstituen ISSI.

Metode atau cara perhitungan daftar ISSI mengikuti cara perhitungan dari indeks saham BEI lainnya, yaitu rata-rata tertimbang dari kapitalis pasar dengan menggunakan bulan Desember sebagai dasar perhitungan ISSI.  Karena itulah ketika ingin membeli saham, pastikan terlebih dahulu saat ingin mulai berinvestasi sesuai dengan kriteria dan perencanaan keuangan.

Berikut ini adalah saham berbasis syariah terbaik yang mungkin akan berpotensi tahun depan.

1. Surya Semesta Internusa (SSIA)

Surya semesta internusa adalah badan usaha yang bergerak di bidang properti dan menawarkan efek properti, diketahui emiten properti SSIA ini mencetak pendapatan sebesar Rp1,46 trilliun pada semester I/2020. 

Nilai buku emiten pengembangan kawasan industri dari PT Surya Semesta Internusa Tbk akan tembus di angka Rp950 per saham pada kuartal kedua tahun ini setelah resmi menjual porsi kepemilikan sahamnya yang ada di tol Cikopo – Palimanan kepada PT Astratel Nusantara.

  1. PT Impact Pratama Industri Tbk (IMPC)

PT Impact Pratama Industri Tbk (IMPC) adalah salah satu perusahaan yang bergerak di bidang produksi bahan dan produk bangunan dari plastik yang berbasis di Indonesia. IMPC mencatatkan pendapatan netto sebesar Rp1,23 triliun selama bulan Januari hingga September 2020, presentase angka tersebut naik menjadi 18 persen dibandingkan dengan periode tahun lalu, yaitu sebesar Rp1,04 triliun.

Produsen dari produk material bangunan yang terbuat dari plastik ini mengantongi laba bersih sebesar Rp87 miliar per akhir September 2020 dan jumlah tersebut naik senilai 55,94 persen dibandingkan akhir September 2019 sebesar Rp56 miliar.

  1. Alam Sutera Realty Tbk (ASRI)

PT Alam Sutera Realty Tbk (ASRI) adalah sebuah perusahaan yang awalnya mempunyai nama PT Adhihutama Manunggal, perusahaan yang bergerak di bidang properti developer ini didirikan oleh Harjanto Tirtohadiguno beserta keluarga pada 3 November 1993. Pada laporan yang diterima pada tahun 2016, ASRI membukukan penjualan mereka sebesar Rp1,28 triliun. 

Pada kinerja tersebut, ASRI telah memperoleh laba bersih per saham senilai Rp28,40 dan nilai buku per saham senilai Rp363,85 dengan rasio hutang terhadap aset (DAR) 0,62 kali dan rasio hutang terhadap ekuitas (DER) 1,64 kali.

  1. Ramayana Lestari Sentosa (RALS)

Ramayana lestari sentosa (RALS) adalah perusahaan yang bergerak di bidang ritel pada jaringan toko swalayan yang mempunyai banyak cabang di Indonesia. Mengenai pendapatan yang diperoleh pada sembilan bulan pertama di tahun 2020 RALS berhasil mengantongi Rp1,9 triliun. Dengan jumlah tersebut diketahui bahwa presentase dari jumlah tersebut naik hingga 57 persen secara YoY (Year-of-Year), akan tetapi menurut hitungan kuartal jumlah tersebut menurun hingga 23 persen.

  1. Lippo Cikarang Tbk (LPCK)

PT Lippo Cikarang Tbk awal mulanya memiliki nama PT Desa Dekalb pada tahun 1987, pada tahun 1988 berganti nama kembali menjadi PT Gunung Cermai Inti, setelah mengganti namanya sebanyak dua kali, barulah pada tahun 1995 menetapkan namanya menjadi PT Lippo Cikarang. Perusahaan yang memiliki kegiatan usaha utamanya, yakni real estate yang disewakan atau dimiliki sendiri dan bergerak di bidang kawasan industri.

Kinerja positif dari PT Lippo Cikarang berhasil menorehkan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan pada entitas induk sebesar Rp793,58 miliar, jumlah tersebut naik bekali lipat dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya.

  1. Ace Hardware Indonesia (ACES)

Ace hardware merupakan perusahan ritel parabot rumah tangga dan perkakas Amerika Serikat. Pada enam bulan di tahun 2020, ace hardware berhasil mebukukan pendapatan mereka sebesar Rp3,65 triliun. Secara konsensus target yang mereka capai dari harga saham mereka diperkirakan sudah mencapai 1.690,91 pada akhir tahun ini. 

Adapun penutupan pembukuan mereka pada 5 Agustus 2020, harga saham mereka naik senilai 0,30 persen atau 5 poin ke posisi 1.685 dalam periode berjalan, saham ace hardware sudah naik 12,71 persen berlawanan dengan IHSG yang tergerus hingga 18,61 persen.

  1. Mitra Adiperkasa (MAPI)

MAPI merupakan perusahaan yang bergerak di bidang ritel di Indonesia yang berdiri pada tahun 1995. PT Mitra Adiperkasa membukukan kinerja mereka pada tahun 2019 sebesar Rp21,58 triliun dari tahun sebelumnya sebesar Rp18,92 triliun. Emiten ritel satu ini behasil menumbuhkan penjualan bersih dan laba bersih yang mencapai dua digit sepanjang tahun 2019. Sementara presentase laba bersih per tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk tumbuh hingga 21,17 persen menjadi Rp933,49 miliar.

Daftar Saham Syariah Terpercaya

Daftar saham yang termasuk dalam salah satu indeks saham berbasis syariah yang sudah mendapatkan kepercayaan adalah emiten yang terdaftar di ISSI, untuk saat ini tersedia 443 saham yang terdaftar di ISSI. 

Berikut ini adalah daftar saham yang dinilai sesuai pergerakan harga 5 tahun terakhir, pendapatan dan revenue tahunan, profit tahunan dan kapitalisasi pasar mereka. Berikut ini adalah daftar emitennya.

  • Adaro Energy Tbk (ADRO).
  • AKR Corporindo Tbk (AKRA).
  • Astra International Tbk (ASII).
  • Aneka Tambang Tbk (ANTAM).
  • Bank BTPN Syariah Tbk (BTPS).
  • Barito Pacific Tbk (BRPT).
  • Ciputra Development Tbk (CTRA).
  • Charon Pokphand Indonesia Tbk (CPIN).
  • Erajaya Swasembada Tbk (ERAA).
  • XL Axiata Tbk (EXCL).
  • Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP).
  • Vale Indonesia Tbk (INCO).
  • Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF).
  • Indocement Tunggal Perkasa Tbk (INTP).
  • Japfa Comefeed Indonesia Tbk (JPFA).
  • Jasa Marga (persero) Tbk (JSMR).
  • Kalbe Farma Tbk (KLBF).
  • Media Nusantara Citra Tbk (MNCN).
  • Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA).
  • Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS).
  • Bukit Asam Tbk (PTBA).
  • Pakuwon Jati Tbk (PWON).
  • Surya Citra Media Tbk (SCMA).
  • Semen Indonesia (persero) Tbk (SMGR).
  • Telekomunikasi Indonesia (persero) Tbk (TLKM).
  • Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA).
  • United Tractors Tbk (UNTR).
  • Unilever Indonesia Tbk (UNVR).
  • Wijaya Karya (persero) Tbk (WIKA).

Itulah tadi 30 saham yang dirangkum menurut acuan indeks Jakarta Islamic Indeks (JII).

Cara Investasi Saham Syariah

Tertarik melakukan investasi saham yang berbasis syariah? Langkah-langkah yang dilakukan cukup sederhana dan tidak berbeda jauh dengan investasi saham konvensional. Berikut ini adalah panduan untuk melakukan investasi saham berbasis syariah.

  1. Studi dan Riset

Lakukan studi dan riset sebelum memulai investasi, jadi sembari investasi ada kesempatan untuk memperluas pengetahuan dengan membaca buku ataupun berpartisipasi dengan sekolah pasar modal yang diselenggarakan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI). Luangkan waktu bagi para investor yang ingin memulai investasi saham untuk selalu membaca situs-situs finansial yang kredibel dan terpercaya untuk mengetahui perkembangan tentang investasi.

  1. Rekening Saham

Setelah melakukan studi dan riset menggunakan referensi terpercaya yang ada di media daring, pastikan juga untuk memiliki rekening efek atau saham untuk menyalurkan dana investasi. Untuk pembuatan rekening ini hanya bisa dilakukan di perusahaan sekuritas, oleh karena itu tentukan perusahaan sekuritas terbaik dan terpercaya untuk menyimpan dana investasi.

Sebagai pilihan referensi untuk pembuatan rekening, berikut adalah perusahaan sekuritas yang terbukti menjamin dana investasi dari banyak investor saham. Seperti BNI sekuritas, Mandiri sekuritas, MNC sekuritas, BCA sekuritas, IndoPremier, dan lain sebagainya.

Setelah registrasi di perusahaan sekuritas yang dipilih, nantinya calon investor akan diberikan akun RDN (Rekening Dana Nasabah), SID (Single Investor Identification), dan SRE (Sub Rekening Efek). 

  1. Mencari Saham Syariah dan Membelinya dengan Cermat

Setelah mempunyai rekening efek, selanjutnya adalah mencari saham untuk menanamkan modal awal. Lakukan deposit awal dengan jumlah minimal yang telah ditentukan, kemudian memilih saham yang ingin dibeli. Pada sesi ini diharapkan untuk mempelajari terlebih dahulu saham apa yang ingin dibeli dan jangan lupa untuk mengecek indeks saham berbasis syariah di BEI (Bursa Efek Indonesia).

Sebelum membeli saham, lakukanlah analisis teknikal dan melihat fundamental saham tersebut. Pastikan saham tersebut memiliki kapitalisasi pasar yang besar dan jangan lupa untuk melihat fundamental saham tersebut. Kemudian lakukan analisis pada chart yang disediakan oleh situs investasi.

Manfaat Investasi Saham Syariah

Manfaat yang bisa didapatkan dari saham berbasis syariah, antara lain:

  1. Melakukan Investasi Sesuai Agama

Saham yang berbasis syariah tentu terjamin halal oleh MUI (Majelis Ulama Indonesia), jadi tidak perlu khawatir untuk melakukan investasi saham lagi.

  1. Saham Likuid yang Masuk ke Indeks LQ45

Terdapat beberapa saham LQ45 yang masuk dalam kategori syariah, artinya saham tersebut termasuk likuid alias aktif diperdagangkan.

  1. Memperoleh Capital Gain atau Pembagian Dividen

Salah satu manfaat lainnya adalah dapat memperoleh capital gain maupun pembagian dividen. Artinya, jika saham tumbuh dan mencapai target di harga tertentu, saham tersebut bisa dijual kembali untuk mendapatkan keuntungan (capital gain).

  1. Saham Blue Chip dengan Risiko Minim

Saham berbasis syariah ini termasuk golongan saham dengan kapitalisasi besar dan tergolong blue chip, artinya risiko penurunan harga dari saham tersebut lebih kecil terjadi.

Risiko Saham Syariah

Setiap instrumen investasi pasti memiliki manfaat dan risiko masing-masing, berikut ini adalah risiko yang ada pada saham berbasis syariah.

  1. Capital Loss dan Tidak Mendapatkan Dividen

Pada umumnya korporasi akan membagikan dividen ketika performanya sedang baik, namun jika perusahaan tersebut mengalami penurunan kinerja atau sedang terjadi kerugian, maka investor tidak mendapatkan dividen.

Sedangkan untuk capital loss yang merupakan kebalikan dari capital gain, artinya saham yang sudah dibeli, ketika dijual kembali memiliki harga yang lebih rendah dibandingkan harga beli saham tersebut.

  1. Likuidasi dan Saham Dikeluarkan dari DES (Daftar Efek Syariah)

Perlu diperhatikan kembali bahwa sewaktu-waktu saham investasi bisa saja dihapus dari Daftar Efek Syariah (DES) karena terbukti melanggar ketentuan. Akan tetapi risiko likuidasi atau emiten terjadi bangkrut, maka pemegang saham berada di prioritas terakhir yang berarti hak investor akan dibayarkan setelah seluruh kewajiban perusahaan tersebut dibayarkan. Kemungkinan terburuk bagi pemegang saham adalah pemegang saham tidak akan mendapatkan apapun.

Kesimpulan

Kesimpulannya adalah semuanya kembali lagi kepada investor yang ingin memulai saham dan menentukan saham apa yang akan mereka ambil. Namun, setiap instrumen investasi memiliki risiko yang beragam tergantung dengan investasi yang dipilih oleh para investor. 

 

Penulis: Kontributor

Editor: Anju Mahendra

Iklan

mau tayang di media lain juga

ARTIKEL TERBARU