30.8 C
Jakarta
Senin, 23 Desember, 2024

Dana Darurat adalah: Fungsi hingga Cara Menghitungnya

JAKARTA, duniafintech.com – Dana darurat adalah hal yang penting dipersiapkan di tengah ketidakpastian kondisi keuangan yang dialami seseorang.

Fungsi dana darurat adalah sebagai dana yang tersedia dan mudah diambil sewaktu-waktu ketika kamu membutuhkannya segera dalam kondisi mendesak.

Dana darurat pada dasarnya menjadi kumpulan uang dalam besaran tertentu yang bersifat mudah dicairkan dan diakses di kala kamu berada dalam keadaan darurat serta sebaiknya tidak dicampurkan dengan dana lainnya. 

Nah, untuk memahami lebih jauh tentang dana darurat, simak ulasan selengkapnya berikut ini, seperti disitat dari Qoala.

Baca juga: Jenis Dana Pensiun, Apa Saja? Ketahui Yuk di Sini!

Dana Darurat adalah

Dana darurat adalah sejumlah dana yang berfungsi secara khusus untuk menghadapi berbagai kondisi tak terduga atau mendesak. 

Dana darurat menjadi pos penting dalam keuangan anggaran bulanan kita, tetapi dalam faktanya memang banyak orang yang cenderung lupa untuk menyisihkan dana guna mengisi pos ini.

Sejalan dengan namanya, pos keuangan ini hanya dapat digunakan pada keadaan yang bersifat darurat yang tidak biasa diatasi dengan kondisi keuangan kita secara normal. 

Di samping itu, kondisi ini merupakan kondisi yang tidak bisa diprediksi kapan terjadi. 

Misalnya saja musibah, sakit, kecelakaan, dan bahkan terkena PHK.

Maka dari itu, dana darurat haruslah bersifat jangka pendek, tidak rentan terkena fluktuasi, mudah diakses kapan saja dan di mana pun, serta bersifat likuid agar mudah dicairkan ketika dibutuhkan. 

Jangan menyimpan atau mengalihkan dana darurat dalam bentuk instrumen yang hanya bisa dicairkan dalam waktu tertentu, contohnya seperti deposito.

Perbedaannya dengan Investasi

Banyak yang keliru menganggap bahwa dana darurat itu sama dengan investasi atau dana darurat bisa dijadikan untuk investasi, padahal keduanya memiliki fungsi yang berbeda. 

Dana darurat umumnya berbentuk tabungan jangka pendek yang bersifat fleksibel, harus likuid, dan mudah dicairkan ketika sewaktu-waktu dibutuhkan dan disiapkan khusus untuk tujuan tertentu sehingga tidak bisa digunakan untuk kepentingan selain ketika menghadapi kondisi darurat.

Sementara itu, investasi biasanya mempunyai tujuan yang lebih spesifik serta waktu penggunaan dananya juga bisa diukur, entah itu 6, 12, atau bahkan 24 bulan.

Kemudian, menabung investasi secara berkala yang didapatkan dari persentase pendapatannya.

Perihal dana darurat vs investasi ini memang masih banyak diperdebatkan karena banyak yang takut terlalu banyak mengeluarkan uang pada pos tersebut. 

Pos keuangan ini bersifat wajib, tetap, dan berjumlah banyak, sementara investasi adalah pilihan yang baik jika kamu sudah mempunyai uang dingin atau uang yang tidak digunakan dalam waktu dekat.

Fungsi Dana Darurat adalah

  1. Biaya berobat saat sakit

Musibah yang datang bisa bermacam-macam bentuknya, salah satunya adalah ketika sakit atau kecelakaan.

Keduanya tidak bisa kita prediksi kapan terjadinya, maka dari itu sangat penting untuk berjaga-jaga dengan adanya pos keuangan khusus untuk keadaan darurat. 

Apalagi bisa saja ada tagihan rumah sakit yang tidak bisa tertutup oleh asuransi kesehatan yang kamu miliki saja.

Apabila kamu sudah menyediakan dana darurat sebelumnya, kamu bisa menggunakannya untuk membayar tagihan medis tersebut. 

Manfaat dana darurat memang tidak bisa kita rasakan langsung sekarang, tapi kita rasakan di kemudian hari yang tidak bisa kita prediksi.

  1. Cadangan saat kehilangan pekerjaan

Pekerjaan juga suatu hal yang tidak pasti, karena tidak ada jaminan kamu akan dipekerjakan seumur hidup di dalam sebuah perusahaan.

Bisa saja karena kinerja perusahaan yang buruk (bangkrut) atau kesalahan yang tidak disengaja bisa jadi alasan kamu harus berhenti kerja atau terkena PHK.

Contoh di atas menunjukkan pentingnya memiliki pos dana cadangan yang bisa menjadi “pegangan” selama kamu tidak memiliki penghasilan rutin karena mencari pekerjaan baru.

Kondisi finansialmu akan terjaga tetap aman hingga kembali mendapatkan pekerjaan.

  1. Memperbaiki aset pribadi

Satu hal darurat lainnya yang mungkin tidak terpikirkan oleh kita adalah aset pribadi yang bisa rusak sewaktu-waktu.

Kita tidak pernah bisa memastikan kondisi aset pribadi kita selalu dalam kondisi baik. 

Misalnya ponsel yang tiba-tiba rusak, atau mobil mogok dan membutuhkan servis besar, atau kerusakan di beberapa bagian rumah yang harus segera diperbaiki.

Kondisi-kondisi tersebut bisa saja terjadi di luar perhitungan kamu. 

Oleh karena itu, mulailah menyisihkan pendapatan untuk mengumpulkan dana cadangan agar bisa mengatasi masalah tersebut.

  1. Terhindar dari utang

Pernahkan kamu mengalami kondisi gaji yang habis di tengah bulan karena ada pengeluaran tak terduga? 

Ketika kamu tidak memiliki tabungan ataupun dana darurat, biasanya kamu akan meminjam sejumlah uang untuk bisa memenuhi kebutuhan harian atau tagihan yang bersifat penting. 

Bisa meminjam menggunakan kartu kredit atau pada kerabat.

Berutang, mau kecil atau besar, ibaratnya bagaikan menyimpan bom waktu. 

Jika terbiasa berutang maka di ujung nanti kamu yang akan kerepotan karena tidak bisa melunasi hutang yang jumlahnya semakin banyak. 

Di situlah pentingnya menabung dana cadangan yang bersifat darurat untuk mencegah ledakan utang saat kondisi darurat terjadi. 

Perlu dicatat, hindari juga mengumpulkan dana darurat dengan cara berutang di aplikasi pinjaman online ilegal agar kamu tidak terkena masalah yang berat suatu hari nanti.

Cara Menghitung

  1. Bagi Lajang

Besaran dana bagi kamu yang belum menikah, berstatus lajang atau single, dan tidak memiliki tanggungan, setidaknya harus memiliki dana darurat sebesar 6 kali dari jumlah pengeluaran bulanan rutin. 

Misalnya, jika setiap bulan pengeluaranmu mencapai Rp3 juta, maka dana yang harus kamu sisihkan sebesar Rp18 juta. 

Jika sewaktu-waktu sumber pendapatan bulananmu berhenti maka dana cadangan darurat ini bisa kamu gunakan sementara untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari hingga mendapatkan pendapatan baru.

  1. Bagi pasangan menikah

Bagi kamu yang sudah menikah, tetapi belum memiliki anak, dana yang kamu butuhkan untuk keluarga setidaknya 9 kali jumlah pengeluaran bulanan rumah tangga. 

Sebagai contoh, pengeluaran kamu tiap bulan mencapai Rp5 juta, kalikan dengan 9 maka dana untuk kebutuhan yang ideal untuk disiapkan adalah Rp45 juta.

Baca juga: Tabungan Anak BNI, Intip Jenis-jenisnya Yuk di Sini

  1. Bagi pasangan menikah dengan anak

Lalu, bagaimana cara menghitung dana darurat bagi keluarga yang memiliki 1 anak atau lebih? 

Tentunya besaran dana yang dibutuhkan akan lebih banyak, yakni setidaknya 12 kali jumlah pengeluaran bulanan rumah tangga. 

Misalkan pengeluaran bulanan rumah tangga kamu mencapai Rp7 juta, kalikan dengan 12 maka total besaran dana yang perlu kamu sisihkan adalah Rp84 juta.

Besaran dana ini tidak perlu ditambah kecuali ada perubahan pada pengeluaran bulanan atau seiring bertambahnya jumlah tanggungan yang dimiliki. 

Segeralah memperbarui jumlah dana sesuai dengan jumlah pengeluaran bulanan, misalnya jika kamu akan menikah atau segera memiliki anak dalam waktu dekat. 

Kemudian, jika dana darurat tahun ini tidak terpakai maka kamu juga tidak perlu menambah besarannya jadi dua kali lipat di tahun berikutnya.

Tips Menabung Dana Darurat

  1. Cek kondisi keuangan saat ini

Kondisi keuangan kita saat ini akan menentukan berapa jumlah uang yang bisa kamu sisihkan. 

Hitunglah jumlah pendapatan dan pengeluaran kamu setiap bulannya.

Kamu bisa juga membiasakan untuk mencatat cash flow dan juga merancang anggaran bulanan juga sangat membantu.

Kamu bisa menggunakan buku atau aplikasi yang berguna untuk memantau cash flow serta pengeluaran yang sebenarnya tidak penting dan bisa dikurangi sehingga memudahkan kamu untuk menyisihkan uang khusus untuk pos ini .

  1. Buat target dana yang diperlukan

Dari cara menghitung yang sudah dibahas di atas tadi, kamu pasti sudah tau jumlah besaran dana yang perlu kamu persiapkan. 

Dari situ, kamu bisa membuat target dana yang dibutuhkan atau melakukan hitungan prediktif untuk hal-hal yang mungkin terjadi nantinya, misalnya biaya perbaikan mobil mencapai Rp3 juta atau kerugian rumah karena banjir sebesar Rp5 juta.

Setidaknya, dalam satu bulan, kamu harus menyisihkan 5—10 persen dari total pendapatan kamu untuk masuk ke pos keuangan darurat. 

Kalau sudah memiliki target maka kamu bisa tahu harus mempersiapkannya mulai dari mana.

  1. Buka rekening khusus

Mungkin kamu belum tahu dana cadangan darurat itu sebaiknya disimpan di mana. 

Berbeda dengan tabungan, dana darurat sebaiknya disimpan dalam rekening baru yang terpisah dari pengeluaran bulanan rutin. 

Tujuannya adalah agar kamu tidak teralihkan untuk membiayai keperluan lain.

Pertimbangkan juga untuk memilih rekening yang tidak membutuhkan saldo awal yang besar saat pertama kali membuka rekening dan tidak mematok biaya administrasi bulanan yang terlalu besar. 

Kamu pun harus punya akses yang cepat dan mudah agar tidak kesulitan untuk menggunakan uang tersebut saat terjadi kondisi darurat, misalnya tersedia mobile banking.

Dana Darurat adalah

  1. Mulai kumpulkan secara perlahan

Bisa jadi kamu cukup kaget melihat besaran dana darurat yang perlu kamu persiapkan. 

Namun, tidak perlu khawatir karena mengumpulkan dana cadangan darurat ini bisa dimulai perlahan seperti dicicil dan tidak langsung menaruh dana besar. 

Jumlah uang tersebut pastinya akan terkumpul asal kamu tetap rutin dan konsistensi untuk menyisihkan uang tiap bulannya.

Selain itu, pos keuangan ini juga bersifat jangka panjang, jadi bukan suatu hal yang bisa kamu kerjakan dengan cepat dan langsung bisa diselesaikan. 

Kamu bisa memulainya dengan nominal kecil dan berapapun gaji yang kamu terima, sebaiknya selalu disisihkan untuk pos keuangan yang sifatnya darurat ini.

  1. Langsung alokasikan saat gajian

Jangan pernah menunda untuk menyisihkan uang untuk pos keuangan ini agar cepat terkumpul dan tidak terpakai. 

Pada hari pertama kamu mendapatkan pendapatan, langsung pisahkan dana darurat kira-kira 20 persennya. 

Sebesar 80 persen lainnya bisa kamu gunakan untuk kebutuhan pengeluaran bulanan lainnya.

Semakin kamu menunda untuk menabung dana darurat, semakin besar juga alokasi bulanan yang seharusnya disisihkan. 

Oleh karena itu, lebih cepat mulai mengumpulkan dana akan lebih baik karena tidak ada yang mampu memprediksi apa yang akan terjadi di kemudian hari.

  1. Tekan pengeluaran konsumtif

Menekan pengeluaran konsumtif sangat penting, yakni untuk hal-hal yang sebenarnya tidak terlalu mendesak atau mungkin tidak kamu butuhkan.

Kamu pun dapat menyiasatinya dengan mencari pengganti yang harganya lebih murah tapi menawarkan fungsi dan kualitas yang sama.

Dengan menekan pengeluaran, maka akan semakin banyak uang yang tersisa yang kemudian bisa kamu alokasikan untuk pos keuangan yang sifatnya darurat. 

Kamu pun dapat memperoleh manfaat lainnya, misalnya membentuk kebiasaan belanja yang lebih bijak.

  1. Cari penghasilan tambahan

Selain dengan cara menyisihkan uang, kamu juga bisa mencari penghasilan tambahan sebagai sumber pendapatan baru untuk dana darurat. 

Misalnya dengan berbisnis, berinvestasi, atau menjadi pekerja lepas. 

Manfaatkan keterampilan yang kamu miliki untuk menghasilkan pendapatan di luar pekerjaan utama.

Pengadaan dana darurat di dalam anggaran keuangan kita adalah hal yang sangat penting dan wajib dilakukan oleh setiap orang.

Kelola keuangan dengan bijak dan siapkan dana darurat mulai dari sekarang dengan kedisiplinan dan komitmen yang tinggi, agar kamu bisa siap menghadapi kondisi darurat apapun yang bisa terjadi kapan saja. 

Baca juga: Tabungan Haji BSI: Produk, Syarat, dan Cara Buka Tabungan

Baca terus berita fintech Indonesia dan kripto terkini hanya di duniafintech.com

Iklan

mau tayang di media lain juga

ARTIKEL TERBARU