30.5 C
Jakarta
Senin, 23 Desember, 2024

Apa Itu DeFi? Ketahui Bedanya dengan Sistem Finansial CeFi

DeFi atau Decentralized Finance adalah sistem keuangan tak berpusat dan merupakan salah satu kelebihan dari cryptocurrency atau mata uang digital. Selama ini mungkin kita mengenal sistem keuangan terpusat atau centralized yang di mana semua dikendalikan oleh satu pihak pusat.

Misalnya, mata uang fiat pengelolaannya dikendalikan oleh satu pihak terpusat yakni Bank Indonesia (BI) sesuai dengan UU No. 7 Tahun 2011 tentang mata uang. Namun, berbeda halnya dengan Bitcoin pengelolaannya sudah dalam bentuk sistem dan sisanya tidak dikendalikan oleh pihak manapun.

Jika dalam sistem keuangan terpusat, Bank Indonesia akan mengendalikan peredaran Rupiah supaya nilai tukarnya tetap stabil. Sedangkan Bitcoin sendiri tidak dikendalikan oleh badan apapun sehingga perubahan harga dari Bitcoin murni terbentuk dari supply dan demand di market.

Bitcoin ini hanyalah satu aspek dari banyak hal tentang Decentralized Finance atau sistem keuangan tak berpusat. Decentralized Finance atau sistem keuangan tak berpusat ini sudah ada sejak 2017, tetapi pamornya baru-baru naik pada tahun 2020 lalu.

Pada bulan Juni 2020 lalu, valuasi yang terkunci di sistem keuangan tak berpusat telah mencapai USD 1 Miliar. Artinya, membutuhkan waktu tiga tahun bagi sistem ini untuk mencapai valuasi tersebut terhitung dari tahun 2017-2020. Sedangkan kini berdasarkan DefiPulse, total valuasi yang terkunci per Juli 2021 telah mencapai USD 63,48 miliar.

Apa itu Decentralized Finance (DeFi)?

Decentralized Finance menjadi tren dalam dunia kripto sejak tahun 2020 lalu, karena bisa menghasilkan pendapatan berkali-kali lipat dan jadi sumber penghasilan pasif juga. Decentralized Finance didefinisikan sebagai sebuah sistem yang menyajikan layanan terbuka, transparan dan aman, tanpa melibatkan pihak ketiga sebagai otoritas terpusat yang mengendalikan. Sistem ini juga menggunakan teknologi smart contract untuk memungkinkan developer membangun fungsionalitas canggih.

Technology Smart Contract

Smart contract adalah sebuah protokol transaksi terkomputerisasi dibuat untuk mengeksekusi, mengendalikan atau mendokumentasikan secara otomatis, dan legal atas tindakan yang diikat dalam sebuah kontrak atau perjanjian. Sebagai contoh, Anda mengadakan taruhan negara mana yang akan mendapatkan medali Olimpiade terbanyak tahun ini, lalu membuat perjanjian tersebut diikat otomatis dan sah dengan menggunakan smart contract.

Misalnya isi perjanjiannya adalah pihak yang menang akan mendapatkan seluruh uang dari pihak yang kalah dalam pertaruhan tersebut dan keuntungannya akan dibagi rata kepada para pemenangnya. Karena menggunakan sistem smart contract, maka begitu hasilnya keluar nantinya dana pihak kalah akan langsung otomatis diberikan kepada para pemenang.

Hal semacam itu bisa dilakukan dengan bantuan aplikasi terdesentralisasi atau dApps, aplikasi tersebut membolehkan pengguna memegang kendali penuh atas aset-aset mereka. Kamu bisa melakukan trading koin atau token, staking, memberikan jasa pembiayaan alias pinjaman, dan jasa pengelolaan tabungan.

Mengenal dApps

Decentralized Apps adalah aplikasi-aplikasi terfokus pada finansial, tapi aplikasi-aplikasi tersebut tak berpusat atau decentralized berarti tidak ada otoritas yang berwenang penuh atas aplikasi tersebut.

Semua aktivitas memanfaatkan teknologi Blockchain dan otomatis memanfaatkan teknologi smart contract. Smart contract akan mengatur deposit, suku bunga, dan perjanjian yang mengikat kedua belah pihak dalam bertransaksi.

Smart contract tidak akan dapat dibatalkan begitu saja, jika terjadi krisis atau excuse apapun karena terotomatisasi dan tidak tunduk pada otoritas pusat manapun. Smart contract bersifat global dan transparan dengan proses pembuatan kontrak lebih sederhana dan fleksibel.

Mendapatkan Penghasilan dari DeFi

Menggunakan Decentralized Finance dalam cryptocurrency atau mata uang digital bisa dimanfaatkan untuk memperoleh penghasilan, jika melakukan hal berikut ini:

  1. Collateralized Lending

Collateralized Lending atau pinjaman beragunan merupakan salah satu proyek Decentralized Finance dari platform pinjaman. Jadi, aset tersebut bisa dimanfaatkan untuk memberikan pinjaman sehingga bunga pinjaman tersebut bisa kamu nikmati. Sebab, banyak orang di dunia ini sedang membutuhkan pinjaman atau dana cepat, namun tidak mau menjual aset kripto mereka. Maka dari itu mereka akan mencari pinjaman dengan menjaminkan aset kripto mereka.

Dengan kontrak smart yang dijalin adalah apabila nasabah gagal bayar di waktu yang telah disepakati, maka aset kripto miliknya dapat menjadi milik Anda. Untuk mengetahui proyek Decentralized Finance dalam menawarkan program lending kunjungi DefiPulse.com dengan proyek terkenal dari Decentralized Finance seperti Compound, Aave, dan Maker. Jadi, Anda bisa jadi investor di sana daripada harus pusing-pusing melakukan trading.

Masing-masing proyek tersebut memiliki smart contract-nya sendiri, maka dari itu pastikan membaca dengan detail jalinan sistem kontrak Anda dan nasabah saat ikut serta nanti dan kenali resikonya. Pelajari juga proyeknya tentang apa agar kamu mengerti.

  1. Staking

Staking adalah berpartisipasi aktif dalam memvalidasi transaksi mengenai Blockchain Proof of Stake untuk mendapat keuntungan. Algoritma Proof of Stake ini akan membuat aset Anda berkembang dengan menguncinya di wallet dalam jangka waktu tertentu. Untuk bisa memulai staking, maka diperlukan validator atau staker agar bisa terhubung dan setelah semua persyaratan dipenuhi.

  1. Saving, Trading, etc

Untuk mendapatkan penghasilan dari Decentralized Finance sama seperti pada sistem CeFi. Aktivitas seperti trading token atau koin, menabung untuk dikelola oleh orang lain dan memperoleh bunga darinya, dan juga bisa menukar koin dengan koin lainnya di DEX (Decentralized Exchange).

Beda DeFi dengan CeFi

CeFi merupakan kebalikannya Decentralized Finance atau sistem keuangan tak berpusat, CeFi atau Centralized Finance adalah sistem keuangan terpusat. Sebagai contoh, misal terkait lending untuk bisa mengajukan pinjaman ke bank, maka diharuskan tunduk pada proses KYC (Know Your Customer). 

Proses KYC berupa menyerahkan Fotokopi KTP, mengisi formulir, dan menyerahkan agunan serta ada biaya provisi. Prosesnya terbilang cukup ribet dan jam operasional juga terbatas, yakni dari jam 9 pagi hingga jam 4 sore.

Kesimpulan

Aset DeFi (Decentralized Finance) juga bisa bangkrut, jika ketentuan yang diikat dalam smart contract dikerjakan asal-asalan. Maka itu bisa jadi aktivitas yang dilakukan berlandaskan kontrak tersebut merugi, misalnya Token Titan sebuah token buatan Iron Finance yang beroperasi di jaringan Polygon. Dalam sehari harga token tersebut jatuh menjadi $0 dari harga sebelumnya $52 per tokennya, maka dari itu diperlukan ketelitian dalam membaca kontrak di Decentralized Apps (dApps) yang Anda ikuti. 

 

Penulis: Kontributor

Editor: Anju Mahendra

Iklan

mau tayang di media lain juga

ARTIKEL TERBARU