28.2 C
Jakarta
Minggu, 22 Desember, 2024

Konflik Rusia-Ukraina, Departemen Keuangan AS Perluas Sanksi Ekonomi Rusia hingga ke Aset Kripto

Jakarta, duniafintech.com – Kantor Pangawasan Aset Asing (OFAC) Departemen Keuangan Amerika Serikat, telah mengeluarkan panduan yang menjelaskan warga AS dan perusahaan aset digital harus mematuhi sanksi yang diberikan terhadap Rusia, termask untuk transaksi dalam mata uang atau aset kripto.

Panduan baru ini diumumkan secara resmi Jumat (11/3/2022) kemarin

Dalam laporan Reuters yang dilansir melalui Tribunnews.com menyebutkan, OFAC mengatakan dalam panduannya, orang-orang di Amerika Serikat dan perusahaan atau bisnis yang berurusan dengan cryptocurrency, harus berhati-hati dan waspada terhadap upaya untuk menghindari peraturan OFAC dan harus mengambil keputusan serta langkah-langkah berbasis risiko untuk memastikan mereka tidak terlibat dalam transaksi terlarang.

Peringatan yang diberikan OFAC ini datang, saat banyaknya industri kripto menanggapi kekhawatiran dari beberapa anggota parlemen bahwa aset digital dapat digunakan untuk menghindari sanksi yang diberikan negara-negara Barat pada Rusia.

Pejabat administrasi Biden mengatakan, mereka tidak percaya Rusia dapat menggunakan aset kripto secara sepenuhnya untuk menghindari sanksi yang telah diberikan, namun tetap memperingatkan perusahaan untuk waspada.

Jaringan Penegakan Kejahatan Keuangan AS (FinCEN) mengatakan pertukaran kripto harus melaporkan aktivitas yang mencurigakan, namun pada Jumat kemarin langkah lebih jauh telah diambil dengan menyatakan pertukaran kripto dilarang terlibat dalam memfasilitasi transaksi ilegal.

Pertukaran crypto besar, termasuk Coinbase dan Binance belum menjalankan parmintaan pejabat Ukraina untuk memblokir semua pengguna Rusia. Wakil Menteri Transformasi Digital Ukraina, Alex Bornyakov mengatakan pertukaran kripto memilih untuk tetap berada di Rusia daripada menghadapi reaksi publik yang mengecam aksi Rusia saat menyerang Ukraina.

Uni Eropa Jatuhi Sanksi Keempat

Uni Eropa juga akan menjatuhkan serangkaian sanksi keempat bagi Rusia atas invasinya ke Ukraina, yang dikoordinasikan dengan Amerika Serikat dan sekutu G7 lainnya.

Sanksi keempat Uni Eropa tersebut meliputi penangguhan perlakuan istimewa perdagangan dan ekonomi Moskow, menindak penggunaan aset kripto dan melarang ekspor barang mewah UE, serta impor besi dan baja ke Rusia, kata kepala Komisi Eropa Ursula von der Leyen, Jumat, 11 Maret 2022.

Dilansir dari Tempo.co, bersama dengan sekutu barat lainnya, seperti Amerika Serikat, blok tersebut akan mencabut status perdagangan “negara yang paling disukai” Rusia. Ini akan membuka pintu bagi blok yang melarang atau mengenakan tarif hukuman pada barang-barang Rusia dan menempatkan Rusia setara dengan Korea Utara atau Iran.

Sebagai langkah awal, UE akan melarang impor barang besi dan baja.

Penulis: Kontributor/Panji A Syuhada

Iklan

mau tayang di media lain juga

ARTIKEL TERBARU