DuniaFintech.com – Memasuki tatanan era new normal, sejumlah startup ini mulai dilirik modal ventura untuk menanamkan modalnya di Indonesia. Setidaknya ada enam sektor perusahaan rintisan yang diincar, antara lain yang bergerak pada bidang edukasi teknologi (edutech), kesehatan (healthtech), teknologi keuangan (fintech), logistik, pertanian (agritech), hingga sektor new retail.
Jefri R Sirait selaku Ketua Asosiasi Modal Ventura Untuk Startup Indonesia (Amvesindo) menjelaskan bahwa startup di sektor edutech, healthtech, fintech, dan logistik bakal banyak diincar modal ventura saat new normal. Pasalnya, ke empat startup ini mulai dilirik modal ventura karena memiliki kontribusi nyata selama pandemi corona.
Belum lama ini, salah satu perusahaan multinasional asal Jepang, SBI Holdings, bahkan membentuk dana usaha patungan dengan perusahaan modal ventura Indonesia, Kejora Capital Management Pte. Ltd. untuk dikucurkan kepada startup tahap awal di Tanah Air. Adapun, jumlah dana yang akan digelontorkan oleh kedua perusahaan mencapai US$30 juta.
Jefri menambahkan pada fase awal pandemi Covid-19, para startup di sektor tersebut sudah cukup mampu mengedepankan teknologi dari sisi kecerdasan buatan (Artificial Intelgince/AI), machine learning, security, bio technology, dan sebagainya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
Baca Juga:
- 3 Pinjaman Online yang Siap Bantu Petani Berikan Akses Modal
- Cari Pinjaman Cepat Tanpa Jaminan? 3 Aplikasi ini Siap Bantu
- Hadapi Era New Normal, Koinworks Fokus Dampingi UMKM Digital
Sebelumnya, pendiri Bukalapak Achmad Zaky juga mendirikan perusahaan investasi Init-6, yang mengalokasikan dana investasi antara US$50.000 hingga US$20 juta kepada startup tahap awal. Hal ini merupakan anomali. Pasalnya, pendanaan startup tahap awal Indonesia yang tercatat paling tinggi di Asia Tenggara, justru memiliki riwayat โstartup gagalโ yang tidak kalah tinggi.
CEO MDI Ventures Donald Wihardja mengatakan, sektor startup ini mulai dilirik modal ventura di era new normal adalah merupakan perusahaan yang dianggap berhasil menjembatani kebutuhan konsumen dan bisnis selama pandemi corona. Pihaknya telah melihat tren positif tersebut dan mengaku terus berinvestasi di startup sektor tersebut karena dinilai berhasil mencatat kenaikan transaksi dua sampai tiga kali lipat dalam tiga bulan terakhir.
Tingginya minat investor, juga tidak terlepas dari potensi pangsa pasar Indonesia yang masih mendukung perusahaan rintisan tahap awal untuk bertumbuh. Di samping itu, investor yang baik adalah semakin yang mendukung kelancaran siklus investasi di beberapa tahapan startup. Dan hasil akhirnya bergantung pada kemampuan perusahaan rintisan penerima dana dalam mengembangkan potensi dengan kecepatan yang seharusnya.
(DuniaFintech/VidiaHapsari)