26.3 C
Jakarta
Senin, 23 Desember, 2024

Ekonomi Indonesia Masih Ekspansif di Tengah Terjangan Varian Omicron

JAKARTA, duniafintech.com – Varian Covid-19 Omicron yang merebak di Indonesia dalam beberapa bulan terakhir tak berdampak besar terhadap perekonomian nasional. Hal ini tercermin dari Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur Indonesia yang masih berada di zona ekspansi, yaitu di level 51,2.

Meskipun level ekspansinya melambat dibandingkan bulan Januari 2022 yang berada di 53,7, namun kondisi ini lebih baik dibandingkan saat gelombang kedua pandemi Covid-19 varian delta di Juli 2021 yang membuat PMI manufaktur kontraktif di angka 40.

“Indeks PMI yang masih berada di zona ekspansif ini mencerminkan bahwa dampak penyebaran Omicron relatif terbatas pada ekonomi Indonesia khususnya di sektor industri dibandingkan gelombang Delta sebelumnya,” kata Kepala Badan Kebijakan Fiskal, Kementerian Keuangan, Febrio Kacaribu. 

Febrio menjelaskan, pemerintah akan terus fokus pada upaya penanganan pandemi termasuk mempercepat vaksinasi dan vaksinasi booster yang terbukti menjadi game changer pada perekonomian. 

Dia menyebut, pemerintah mengalokasikan anggaran program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) untuk tahun 2022 sebesar Rp455,62 triliun, untuk menanggulangi dampak pandemi Covid-19.

Dari total anggaran tersebut, sebesar Rp122,54 triliun dialokasikan untuk bidang kesehatan, dan untuk perlindungan masyarakat sebesar Rp154,76 triliun, serta Rp178,32 triliun untuk penguatan pemulihan ekonomi.

Di samping itu, pemulihan ekonomi juga semakin terlihat, yang ditandai dengan aktivitas pembelian bahan baku atau barang modal yang tetap kuat di tengah masa penyebaran varian Omicron. 

Selain itu, tingkat penyerapan tenaga kerja terindikasi semakin cepat, seiring dengan kebutuhan dunia usaha untuk berproduksi. Bahkan laju penyerapan tenaga kerja ini tumbuh dengan mencapai level tertinggi sejak Februari 2020. 

Dari sisi dunia usaha juga tetap mengantisipasi risiko penyebaran varian Omicron. Hal ini terlihat dari kebijakan dunia usaha dalam menentukan peningkatan jumlah persediaan yang mulai dibatasi. 

Para pelaku usaha pun memperkirakan dampak dari risiko terkini, terutama akibat dari penyebaran varian Omicron, akan dapat dilewati dengan cepat. Dengan begitu, tingkat produksi sektor manufaktur diperkirakan akan terus meningkat, seiring dengan persiapan dalam menghadapi bulan Ramadhan di awal April 2022.

Laju Inflasi Terkendali

Sementara itu, laju inflasi Februari 2022 tercatat terkendali di 2,06% (yoy) di tengah kenaikan permintaan dan harga komoditas global. Angka ini turun dibanding Januari 2022 sebesar 2,18%.

Turunnya inflasi Februari ini salah satunya karena upaya stabilisasi harga yang dilakukan pemerintah yang berdampak pada turunnya inflasi komponen volatile food menuju 1,81% dan relatif rendahnya administered price pada angka 2,34%.

“Sementara itu, terjadi kenaikan inflasi komponen inti menuju 2,03%  di mana Januari 2022 sebesar 1,84%) ll seiring dengan menguatnya permintaan,” ujarnya.

Sementara itu, penyumbang deflasi utama adalah turunnya beberapa harga komoditas pangan seperti minyak goreng, seiring dengan implementasi program minyak goreng satu harga. 

“Minyak goreng memberikan andil dalam angka deflasi bulan ini karena pada awal Februari, Pemerintah menerbitkan peraturan tentang penetapan harga eceran tertinggi (HET) di tengah kenaikan harga CPO di pasar global”, lanjut Febrio. 

Inflasi administered price Februari 2022 juga dipengaruhi oleh penurunan aktivitas masyarakat akibat adanya peningkatan Omicron, sehingga terjadinya normalisasi tarif angkutan udara. 

Pemerintah masih akan melanjutkan kebijakan yang akomodatif pada harga energi domestik untuk menjaga momentum pemulihan ekonomi. 

Terkait masyarakat miskin dan rentan, pemerintah tetap memberikan bantuan untuk menjaga daya beli kelompok tersebut dengan mengalokasikan anggaran perlindungan sosial yang tetap tinggi di tahun 2022 sebesar Rp431,5 triliun.

 

 

 

Penulis: Nanda Aria

Editor: Anju Mahendra

Iklan

mau tayang di media lain juga

ARTIKEL TERBARU