JAKARTA, duniafintech.com – Direktur Keuangan PT Bank Negara Indonesia (Perseroan) Tbk., Novita Widya Anggraini mengungkapkan bahwa restrukturisasi kredit BNI terus mengalami penurunan pada kuartal I-2022.
Dia mencatat, hingga kuartal pertama 2022 restrukturisasi kredit bagi nasabah BNI yang terdampak pandemi Covid-19 baru terealisasi Rp69,6 triliun, lebih rendah dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp84,3 triliun.
โRestrukturisasi kredit akibat pandemi terus menunjukkan perbaikan yang semakin positif pada awal 2022. Kredit restrukturisasi covid-19 tercatat Rp 69,6 triliun, turun dari posisi periode sama tahun lalu sebesar Rp 84,3 triliun,” katanya dalam public expose, Selasa (26/4).
Baca juga: BNI Catat Pertumbuhan Laba Hingga 63,2% di Kuartal I-2022
Dia menjelaskan, penurunan restrukturisasi kredit ini didorong oleh pemulihan ekonomi yang sudah mulai terjadi. Bahkan, debitur yang terdampak pandemi Covid-19 saat ini sudah mulai membayar kewajibannya.
“Sehingga kami optimis tren perbaikan kualitas kredit akan terus berjalan di semua segmen,โ ujarnya.
Di samping itu, penurunan restrukturisasi kredit ini pun terus didukung oleh posisi permodalan dan likuiditas yang kuat. Kondisi likuiditas dan permodalan ini menjadi pondasi dalam melanjutkan kestabilan kinerja sekaligus menopang pertumbuhan bisnis lebih positif.
Baca juga: Menyusul BRI dan BNI, Bank Danamon Juga Bersiap Masuk Metaverse
Likuiditas yang kuat ini tercermin dari dana pihak ketiga (DPK) yang tumbuh 8,4% secara yoy, dengan rasio dana murah atau current account and saving account (CASA) masih mendominasi dan terus meningkat menjadi 69,2% dari periode sama tahun lalu 67,9%.
Dia bilang, pertumbuhan dana murah ini mendorong perbaikan Cost of Fund dari 1,74% pada akhir kuartal pertama 2021 menjadi 1,46% pada kuartal pertama 2022.
“Ruang untuk ekspansi pun masih terbuka. Ditunjukkan dari loan to deposit ratio yang berada pada 85,02%,” ucapnya.
Di sisi permodalan, rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) tercatat berada pada posisi 19,3%, naik 120 basis poin secara yoy.
Baca juga: Kisah Nahas Nasabah BNI di Samarinda, Uang Rp3,5 M Diduga Lenyap karena โPermainanโ Orang Dalam
Novita pun menuturkan, perbaikan risiko kredit juga memberi dukungan peningkatan kinerja yang sangat baik pada awal tahun ini. Loan at risk BNI pada Q1 2022 tercatat 22,1%, atau membaik 4,8% secara yoy.
Demikian juga halnya dengan rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) BNI yang terus bergerak membaik 60 basis poin yoy ke posisi 3,5% dari periode sama tahun lalu 4,1%.
Penulis: Nanda Aria
Editor: Rahmat Fitranto