26.2 C
Jakarta
Minggu, 22 Desember, 2024

Elizabeth Stark, “Jagoan Wanita” dalam Dunia Kripto Aset

duniafintech.com – Coba Anda ingat-ingat kembali, ada berapa nama wanita yang populer di dunia kripto aset? Elizabeth Stark hanyalah salah satu dari segelintir perempuan yang memiliki kiprah cemerlang di bidang ini.

Stark dikenal sebagai seorang Blockchain entrepreneur, pendidik dan seorang open internet advocate. Tidak seperti Vitalik Buterin atau Satoshi Nakamoto yang menjadi pembuat kripto aset, dia adalah sosok di balik jaringan lightning yang digunakan oleh Bitcoin. Tanpa Stark, Lighting Network mungkin akan berakhir sebagai ide belaka.

Kerja kerasnya telah menjadikan Lighting Network sebagai sebuah sistem pembayaran yang berfungsi dengan baik. Ini sekaligus menjadi suar harapan bagi mereka yang percaya bahwa suatu saat Bitcoin benar-benar dapat digunakan sebagai alat pembayaran. Stark melakukan ini hanya dalam waktu satu tahun saja.

Sebagai lulusan sekolah hukum, dia memang tidak banyak ikut campur dalam urusan koding. Tapi banyak orang yang memuji CEO Lighting Labs itu sebagai sosok yang luar biasa dalam proyek tersebut.

“Dia benar-benar membantu semua orang untuk bisa menciptakan sesuatu yang berguna,” kata Tadge Dryja, salah satu sosok yang ikut menyusun white paper dalam proyek Lightning Network.

Karena itu, Stark sering digambarkan sebagai semacam ratu prajurit, yang sekarang memimpin pasukan pengembang elit. Lightning sekarang memiliki kapasitas untuk memproses sekitar $2 juta transaksi kripto, berdasarkan saldo yang dimiliki lebih dari 13.000 saluran pembayaran. 

Baca juga:

Dari Sekolah Hukum ke Kripto Aset

Lulus dari sekolah hukum Harvard mungkin membuat banyak orang bertanya-tanya tentang kiprahnya di dunia kripto aset. Namun dalam sebuah wawancara dengan Coindesk, Stark menceritakan bagaimana dirinya di masa remaja yang menyukai teknologi. Ia mengaku bahwa apa yang dilakukannya hari ini sama saja dengan hobinya dulu.

Ketertarikannya pada kripto aset sendiri dimulai pada tahun 2010. Saat itu dia mendengar tentang Bitcoin pertama kali dari seorang pembicara. Pada saat ia bertemu dengan Dryja pada tahun 2015, pengembang mulai berteori tentang apa yang kemudian menjadi Lightning Network, yang kemudian berubah dari sekadar konsep, menjadi perusahaan startup yang dipimpin langsung oleh Stark.

Elizabeth Stark mengatakan dia didorong oleh keinginan untuk menciptakan teknologi signifikan yang akan memiliki efek di dunia dalam 10 tahun ke depan dan seterusnya. Dalam benaknya, Lightning Network adalah bagian penting untuk memastikan Bitcoin dapat eksis dalam waktu lama.

-Dita Safitri-

Iklan

mau tayang di media lain juga

ARTIKEL TERBARU