JAKARTA – UOB Indonesia kini hadir di 41 kota dengan total 131 cabang. Di tengah tren pengurangan jumlah kantor cabang bank yang terjadi setiap tahun akibat digitalisasi, UOB Indonesia justru memilih untuk memperbarui cabang-cabangnya di berbagai daerah.
“Kami baru saja membuka cabang-cabang besar yang benar-benar proper untuk mendukung kebutuhan di Purwokerto. Kami melakukan penyegaran pada cabang-cabang kami agar dapat melayani pelanggan dengan lebih baik,” ungkap Head of Business Banking UOB Indonesia, Dewi Tuegeh.
Dewi mengakui bahwa transisi menuju era digitalisasi tidak dapat berlangsung secara cepat dan merata. Jika di Jakarta keberadaan cabang bank mungkin tidak lagi diperlukan sebanyak dulu, ia menekankan bahwa di daerah-daerah, cabang bank masih sangat dibutuhkan.
“Di Jakarta, mungkin kita bisa hidup tanpa membawa dompet, tetapi di daerah, kondisi seperti itu belum memungkinkan. Jadi, cabang bank masih diperlukan karena masyarakat masih membutuhkan layanan seperti setor tunai dan penarikan uang tunai,” jelasnya.
Edukasi UOB di Era Serba Digital
Di sisi lain, UOB Indonesia terus mendorong edukasi kepada pelanggannya untuk beralih ke layanan digital. Bank ini telah meluncurkan UOB Infinity, sebuah platform digital yang memungkinkan nasabah bisnis mengelola kebutuhan perbankan mereka dengan lebih mudah.
“Kami terus mengedukasi pelanggan, memberikan insentif jika mereka melakukan sejumlah transaksi melalui Infinity tanpa harus ke cabang. Ini adalah bagian dari upaya kami untuk mendorong masyarakat dan pelanggan secara perlahan beralih ke digitalisasi,” tambah Dewi.
Serba Digital, Jumlah Kantor Bank Menurun?
Berdasarkan data Statistik Perbankan Indonesia (SPI), per Februari 2022, terdapat 28.350 kantor bank dari 107 bank di Indonesia. Angka ini menunjukkan penurunan sebesar 2.597 unit dibandingkan tahun 2019, di mana terdapat 31.127 kantor bank dari 110 bank.
