26.4 C
Jakarta
Selasa, 24 Desember, 2024

FIRMA MODAL VENTURA ASAL SILICON VALLEY KEMBALI CARI STARTUP INDONESIA POTENSIAL

duniafintech.com – Akselerator startup sekaligus firma modal ventura asal Silicon Valley kembali mengajak para startup Indonesia untuk bergabung ke dalam program akselerasinya. Akselerator dan firma modal ventura yang dimaksud adalah Plug and Play (PnP) Indonesia.

Plug and Play (PnP) Indonesia kembali mencari startup Indonesia untuk didanai melalui program akselerator angkatan kedua. Adapun pendaftaran program akselerator angkatan kedua melalui laman Plug and Play akan ditutup pada 31 Oktober 2017.

Sebagai startup accelerator terbesar di dunia sekaligus venture capital firm teraktif di Silicon Valley, PnP diketahui telah berinvestasi di lebih dari 2.000 startup di seluruh dunia. Beberapa alumni global Plug and Play adalah Dropbox, Lending Club, dan Paypal.

Bekerja sama dengan Gan Konsulindo (GK), PnP Indonesia sebelumnya telah meluluskan sembilan startup Batch pertamanya, yaitu Astronaut, Brankas, Bustiket, DANAdidik, Karta, KYCK, Otospector, Sayurbox, dan Wonderworx.

Hingga saat ini, kami terus aktif mencari startup potensial di Indonesia untuk masuk ke dalam program kami. Setidaknya akan ada lebih dari 200 startup yang mendaftar. Kami tidak akan membatasi berapa jumlah yang masuk selama startup tersebut memang berpotensi memberikan dampak positif untuk Indonesia,” kata President Director GK – Plug and Play Indonesia Wesley Harjono di Jakarta, Senin (9/10/2017).

Dalam program akselerator yang berjalan selama tiga bulan, Wesley menjelaskan, startup terpilih akan mendapatkan berbagai fasilitas. Mulai dari seed funding, mentorship, coworking space gratis, akses ke Silicon Valley hingga kesempatan kerjasama dengan korporasi.

Kami memberikan fasilitas menyeluruh supaya startup-startup ini dapat fokus untuk product development. Harapannya, setelah lulus dari program ini mereka sudah benar-benar siap untuk go-to-market dan menerima pendanaan berikutnya,” lanjut Wesley.

Menargetkan startup yang berada dalam seed-stage, persyaratan umum untuk masuk ke dalam program akselerator GK – PnP seperti sudah memiliki produk alpha / beta. Selain itu, startup yang mendaftar juga harus berbasis di Indonesia. Hal ini dilakukan mengingat Plug and Play Indonesia berkomitmen mendukung program Pemerintah yang ingin menjadikan Indonesia sebagai pusat perekonomian digital pada tahun 2020.

Untuk masuk ke dalam program ini, para pendiri startup akan melalui beberapa proses penyaringan, mulai dari kelengkapan dokumen hingga pitching di hadapan para juri yang terdiri dari tim internal Plug and Play, investor, dan C-Level korporasi rekanan. Saat ini, GK – Plug and Play Indonesia diketahui memiliki empat corporate partners, yaitu Astra International, BNI, BTN, dan Sinar Mas.

BNI sendiri baru saja mengakhiri rangkaian program miliknya bertajuk BNI Hackfest. BNI Hackfest ini digelar di lima kota, yakni Malang, Makassar, Yogyakarta, Bandung, dan Medan. Ajang ini merupakan kompetisi hackathon untuk menjaring startup-startup potensial.

Baca: https://duniafintech.com/tiga-startup-terbaik-dalam-bni-hackfest-bandung/

Indonesia menjadi pasar yang sangat potensial untuk industri digital. Potensi ini salah satunya berasal dari pesatnya pertumbuhan penetrasi ponsel pintar. Data GSMA Research dan eMarketeer memprediksi pertumbuhan penetrasi ponsel pintar di Indonesia, merupakan yang tertinggi di antara semua negara-negara Asia. Saat ini, pengguna perangkat mobile di Indonesia berada di angka 52,2 juta orang. Pada 2020 nanti, diperkirakan jumlahnya akan bertambah sampai lebih dari 100 juta orang.

Namun dengan potensi sedemikian besar, kontribusi pengembang lokal masih belum signifikan dibandingkan pengembang dari luar negeri. Hal ini terlihat dari belum banyaknya aplikasi pengembang lokal yang berada di jajaran “Top Apps” berbayar di toko aplikasi.

Selain itu, jumlah pengembang tidak sebanding dengan pertumbuhan aplikasi. Jika dilihat dari riset Dicoding, dari 500 ribu pengembang yang ada di Indonesia, yang memiliki kemampuan membuat produk IT baru sekitar lima sampai enam persen.

Source: dailysocial.id

Written by: Sebastian Atmodjo

Iklan

mau tayang di media lain juga

ARTIKEL TERBARU