27.1 C
Jakarta
Senin, 23 Desember, 2024

Bagaimana Cara Terbaik Menerapkan Fleksibilitas Di Tempat Kerja?

duniafintech.com – Kunci keberhasilan dalam penerapan fleksibilitas di tempat kerja adalah keterbukaan dan keselarasan dalam mengukur hasil dan kesuksesan. Lalu, apa cara terbaik untuk melakukannya?

Baca juga : Bitwise kepada SEC: Bitcoin adalah Pasar Teregulasi dan Signifikan

Salah satu konsultan spesialis perekrutan profesional terkemuka di dunia, Robert Walters Indonesia membagikan wawasannya tentang cara terbaik untuk mendorong dan menerapkan fleksibilitas di tempat kerja untuk perusahaan Anda:

Kustomisasi  adalah kunci

Kostumisasi adalah salah satu kunci sukses dalam menerapkan kebijakan fleksibilitas di tempat kerja. Perusahaan harus memahami bahwa setiap karyawan berbeda – latarbelakang serta kebutuhan akan fleksibilitas dalam dunia kerja. Daripada menerapkan kebijakan ‘satu untuk semua’, cobalah melakukan survei internal untuk mengidentifikasi demografi karyawan , sehingga penerapan kebijakan fleksibilitas di tempat kerja dapat disesuaikan per kelompok karyawan.

Pada buku panduan teknologi terbaru kami yang berjudul “Five Lesson in Tackling the Tech Talent Shortage”, 57% dari para professional di bidang teknologi akan menyetujui kenaikan pendapatan yang lebih kecil apabila ditawarkan manfaat lain yang lebih tepat.

Pada umumnya, pendorong utama untuk kebijakan fleksibilitas di tempat kerja adalah keluarga dan tanggung jawab akan anak. Di lain sisi, perusahaan harus menyadari bahwa untuk mendorong dan mendukung keragaman gender di tempat kerja, fleksibilitas dalam bekerja menjadi penting baik untuk laki-laki dan perempuan karena laki-laki terus memainkan peran yang lebih besar dalam pengelolaan kebutuhan keluarga sehari-hari.

Baca juga : Fintech Perencanaan dan Agregator Beri Dampak Paling Positif

Tidak dipungkiri, hambatan dalam penerapan kebijakan fleksibilitas di tempat kerja, sebagian besar perusahaan yang telah Robert Walters tangani menyatakan bahwa mereka khawatir untuk tidak memperlakukan semua karyawan secara adil, ketakutan akan penyalahgunaan karyawan atas kebijakan fleksibilitas yang sudah diberikan, serta kesulitan dalam mengawasi karyawan di bawah kondisi kerja tersebut. Untuk mengatasi ini, Robert Walters menyarankan perusahaan untuk:

1. Ciptakan budaya fleksibilitas yang terbuka

Memiliki kebijakan kerja yang fleksibel tidaklah cukup; organisasi juga harus menciptakan budaya di mana karyawan tidak merasa akan dirugikan dengan memanfaatkan pengaturan kerja yang fleksibel.

Perusahaan harus memastikan bahwa pengaturan kerja yang fleksibel terlihat tertanam dalam pengoperasian sehari-hari dan dibahas secara terbuka baik di seluruh organisasi maupun di tingkat tim. Dalam hal ini manajer lini harus didorong untuk membahas pengaturan kerja yang fleksibel dengan semua anggota tim untuk memastikan bahwa setiap orang diperlakukan setara dan adil.

2. Menyetujui langkah-langkah kinerja dan memantau hasil dengan karyawan

Untuk mengatasi ketakutan akan penyalahgunaan kebijakan kerja yang fleksibel dan kesulitan dengan pengawasan, baik manajer maupun karyawan harus menyepakati harapan dan ukuran keberhasilan yang diharapkakan dari karyawan.

Pada akhirnya, pengaturan ini harus dirancang untuk memungkinkan karyawan bertanggung jawab atas hasil mereka sendiri, memotivasi mereka untuk memperoleh hasil yang berkualitas. Karyawan juga harus terlibat dalam diskusi terbuka dan teratur tentang efektivitas pengaturan kerja yang sedang berlangsung, dan merasa nyaman untuk beradaptasi sesuai kebutuhan.

– Dinda Luvita –

Iklan

mau tayang di media lain juga

ARTIKEL TERBARU