JAKARTA, duniafintech.com – PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) resmi memulai rangkaian penawaran umum saham perdana atau initial public offering (IPO). IPO ini dilakukan di tengah kerugian yang masih melandasi perusahaan.
Berdasarkan prospektus perusahaan, entitas gabungan Gojek dan Tokopedia itu masih mencatatkan rugi bersih sebesar Rp11,58 triliun per September 2021. Nilai kerugian ini meningkat dibandingkan dengan September 2020 yang sebesar Rp10,43 triliun.
Dalam prospektus disebutkan GOTO memiliki total aset Rp158,17 triliun per akhir September 2021. Sedangkan, pendapatannya mencapai Rp3,40 triliun, naik dari periode yang sama pada 2020 sebesar Rp2,34 triliun.
Membaca langkah GOTO ini, Analis sekaligus Founder Traderindo.com Wahyu Tri Laksono mengatakan bahwa, keputusan GOTO untuk mencatatkan namanya di Bursa Efek Indonesia (BEI) telah direncanakan sejak lama.
Sehingga, menurutnya tidak tepat jika dikatakan bahwa langkah IPO ini sebagai strategi perusahaan untuk menambal kerugiannya.
“Yang jelas ini bukan strategi menambal kerugian. IPO sangat wajar. Sejak lama direncanakan,” katanya kepada Duniafintech.com, Rabu (16/3).
Bahkan, sambungnya, rencana IPO GOTO ini telah lebih dulu mengemuka dibandingkan dengan Bukalapak (BUKA). Meskipun, Bukalapak kemudian yang berhasil listing lebih dulu dengan raihan dana IPO sebesar Rp 21,90 triliun.ย
Dia bilang, menurutnya saat ini adalah momen yang pas bagi GOTO untuk melakukan penawaran saham perdananya, yaitu sebelum masuknya tahun politik, di mana investor akan cenderung wait and see.
“Ini bahkan menjadi keharusan dan kebutuhan bagi investor untuk masuk ke GoTo yang sangat besar ekosistem bisnis digitalnya. Dan potensinya sangat bagus di masa depan,” ujarnya.
Adapun, dalam IPO-nya startup dengan ekosistem terbesar di Indonesia itu akan menawarkan 48 miliar saham baru dengan kemungkinan ditingkatkan sampai sebanyak-banyaknya 52 miliar saham baru seri A.
Untuk tiap lembar sahamnya, GoTo mematok harga perdana sebesar Rp316 hingga Rp346 per saham. Dengan jumlah saham yang ditawarkan, perusahaan dapat mengumpulkan dana antara Rp 15,2 triliun hingga Rp 17,99 triliun.
Saham yang dilepas ini mewakili sebanyak-banyaknya 4,35% dari modal yang ditempatkan dan disetor penuh perseron.ย
Bahkan, kapitalisasi pasar GOTO saat melantai di BEI diperkirakan akan mencapai antara Rp376,6 triliun hingga Rp 413,7 triliun. Jauh dibandingkan, market cap BUKA yang hanya di kisaran Rp80 triliun.
Selain itu, dengan patokan harga saham yang lebih rendah ini, GOTO diperkirakan akan kebih sukses dibandingkan BUKA. Harga yang lebih rendah ini menurut Wahyu strategi GOTO untuk dapat menjaga harga sama tetap stabil dan menjangkau lebih banyak investor.
“Selain banyak pertimbangan lainnya seperti valuasi atau nilai wajar. Orientasi jangka panjang. Yang terpenting adalah publik bisa membeli lebih murah, namun banyak atau kapitalisasi besar yang ujungnya tetap besar dan bahkan terbesar di Indonesia,” ucapnya.
Penulis: Nanda Aria
Admin: Panji A Syuhada