JAKARTA, duniafintech.com – Startup agregator merek online Grow Commerce berhasil meraih pendanaan tahap awal senilai US$ 7 juta atau setara Rp100,9 miliar (kurs Rp 14.421/US$).
Suntikan dana segar tersebut akan digunakan perusahaan untuk mendorong rangkaian akuisisi merek berikutnya dan membangun kecakapan teknologi serta operasi untuk mempercepat pertumbuhan.
Chief Executive Officer (CEO) dan Founder Grow Commerce Jason Lamuda mengatakan, dana yang didapatkan merupakan suntikan dari beberapa pemodal seperti di antaranya AC Ventures, East Ventures, dan Irongrey.
Adapun perusahannya merupakan hasil rebranding dari perusahaan sebelumnya yang bernama Berrybenka dengan empat merek di dalam portofolio yang memiliki nilai pendapatan tahunan mencapai US$ 20 juta.
“Kami telah mengembangkan platform online kami sendiri, membangun jaringan toko offline, berekspansi dan berjuang di berbagai pasar online,” katanya dalam press conference, Selasa (15/2).
Dia menjelaskan, dalam perjalanan tersebut, pihaknya memahami terdapat banyak titik sulit atau pain points dan kebutuhan menyeluruh yang harus dipenuhi dari sisi pemilik brand.
Karena itu Grow Commerce hadir untuk mengatasi berbagai tantangan tersebut dan berharap dapat bermitra dengan lebih banyak merek lokal dan para pengusaha di kawasan.
Grow Commerce mendiferensiasikan merek mereka dengan menggunakan model bisnis Thrasio-style. Model ini merupakan salah satu strategi bisnis yang beroperasi dengan cara mengakuisisi merek-merek berbasis digital yang tumbuh dengan cepat.
Pasar Asia Tenggara (ASEAN) dianggap sebagai area yang tepat untuk mengoperasikan model bisnis ini. Hal itu lantaran sebagian besar penduduk di wilayah ini merupakan pengguna internet berbasis mobile, terdapat campuran antara Direct-to-Consumer (DTC) dan saluran distribusi penjualan online, dan relevansi berkelanjutan dari ritel offline.
Setelah memimpin dan mengembangkan Berrybenka, merek fesyen berbasis digital pertama, Jason dan tim Grow Commerce sangat memahami tantangan dan aspirasi pemilik merek lokal dan apa yang diperlukan untuk mengembangkan bisnis semacam itu secara eksponensial.
Hingga saat ini perusahaan telah meningkatkan jumlah tim mereka sebanyak lebih dari 150 orang, dan optimistis dapat tumbuh secara signifikan selama enam bulan ke depan. Itu terjadi seiring dengan pertumbuhan pendapatan mereka.
“Grow Commerce memanfaatkan data analitik dan teknologi eksklusif dalam memilih kategori dan merek potensial untuk diakuisisi. Kami menawarkan solusi yang fleksibel dan transparan bagi para pemilik merek untuk bergabung dengan Grow Commerce dan mengembangkan bisnis bersama,” ujarnya.
Sementara itu, Founder dan Managing Partner AC Ventures Adrian Li menyebut, Grow Commerce telah menunjukkan performa yang menjanjikan melalui infrastruktur yang mereka miliki saat ini, yaitu distribusi online dan offline, rantai pasokan, dan jaringan logistik.
Dengan pengalaman lebih dari 10 tahun di bidang e-commerce, Jason dan tim berada di posisi yang tepat untuk memasuki fase berikutnya guna membangun Grow Commerce sebagai agregator merek e-commerce terkemuka.
Adrian optimistis, perusahaan agregator merek berbasis online yang berfokus di Indonesia merupakan sarana yang tepat dalam menanamkan sahamnya. Ke depan, dia yakin kinerja bisnis semakin moncer.
“Dengan putaran pendanaan saat ini, Grow Commerce telah membuat rencana yang kuat untuk mengakuisisi merek yang berkembang pesat, meningkatkan penjualan lini depan, dan memperluas rantai pasokan yang lebih luas. Grow Commerce berada di posisi yang tepat untuk menjalankan rencana ini guna mencapai tujuan jangka pendek dan jangka panjang, dan AC Ventures akan menjadi bagian dari perjalanan ini,” tuturnya.
Penulis: Nanda Aria
Editor: Anju Mahendra