JAKARTA, duniafintech.com – Presiden Joko Widodo (Jokowi) menilai harga bahan bakar minyak (BBM) di Indonesia masih tergolong lebih murah jika dibandingkan dengan negara-negara lain.
Jokowi mencontohkan beberapa harga BBM di negara lain bisa menyentuh harga hingga Rp24 ribu sampai Rp32 ribu. Bahkan untuk harga gas juga mengalami kenaikan hingga 500 persen. Kemudian dia mencontohkan kondisi mata uang Inggris yaitu pondsterling, menurutnya saat ini kondisi mata uang pondsterling mengalami depresiasi sehingga berdampak terhadap mata uang dunia termasuk Indonesia.
Untuk itu, Jokowi meminta kepada masyarakat untuk mengerti kondisi global yang saat ini masih mengalami ketidakpastian. Akibat ketidakpastian tersebut berdampak terhadap krisis energi, krisis pangan dan krisis finansial.
“Coba bandingkan dengan negara lain. Harus hati-hati mengenai ketidakpastian ini,” kata Jokowi.
Baca juga: BBM Subsidi Pertalite, Pengguna Keluhkan Lebih Boros?
Harga BBM Indonesia Murah, Subsidi Pemerintah
Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani membeberkan terkait harga asli BBM jenis Pertalite dan Solar yang beredar di masyarakat. Jika mengacu terhadap harga minyak mentah Indonesia atau Indonesian Crude Price, kedua BBM jenis subsidi tersebut harganya hampir dua kali lipat dari yang beredar di masyarakat.
Sri Mulyani mengungkapkan saat ini harga jual Solar sebesar Rp5.150 per liter, apabila mengacu harga ICP jenis Solar US$100 per barel dengan asusmsi nilai tukar dollar Rp14.450. Maka harga dollar asli sebesar Rp13.950 per liter. Artinya pemerintah memberikan subsidi sebesar Rp8.300 per liter.
“Jadi bedanya antara harga asli di luar harga berlaku saat ini Rp8.300 per liter,” kata Sri Mulyani.
Baca juga: Indonesia Kalah Jauh! Harga BBM Setara Pertamax di Malaysia Hanya Rp7 Ribu
Sedangkan untuk jenis Pertalite, Sri Mulyani mencatat saat ini harga Pertalite sebesar Rp7.650 per liter. Apabila mengacu terhadap ICP, harga Pertalite mencapai Rp14.450 per liter. Artinya, pemerintah memberikan subsidi sebesar Rp6.800 per liter.
“Itulah yang disebut subsidi dan kompensasi. Jadi itu (Rp6,800) yang kita bayar ke Pertamina,” kata Sri Mulyani.
Baca juga: Prediksi Gubernur Bank Indonesia Bila Harga BBM Naik
Baca terus berita fintech Indonesia dan kripto terkini hanya di duniafintech.com