34 C
Jakarta
Jumat, 11 Oktober, 2024

Duh! Harga BBM Mau Naik, Buruh Ancam Demo Besar-besaran

JAKARTA, duniafintech.com – Harga Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi rencananya akan naik. Kenaikan harga BBM itu kabarnya akan diumumkan oleh pemerintah pada pekan depan.

Hal itu pun direspons dengan kecaman berbagai elemen masyarakat, termasuk kalangan buruh. Menyikapi rencana pemerintah tersebut, ribuan buruh dari Kongres Aliansi Serikat Buruh Indonesia (KASBI) dan elemen lainnya akan berdemonstrasi jika BBM dinaikkan oleh Presiden Joko Widodo.

“(KASBI) Turun ke jalan bersama-sama dengan berbagai elemen,” ucap Ketua KASBI, Nining Elitos, dikutip dari RMOL, Minggu (21/8).

Nining menyatakan, kenaikan harga BBM sama saja dengan mengabaikan rakyat dan hanya demi kepentingan segelintir orang. Buktinya, kata dia, saat rakyat dibebankan pajak, upah rendah, PHK, dan juga perampasan tanah secara paksa di berbagai wilayah.  

“Omnibus Law ‘UU Cilaka’, pencabutan subsidi untuk rakyat, UU P3, RKUHP. Kini, kenaikan BBM?” tuturnya.

“Karpet merah bagi kaum pemodal terus diberikan, penderitaan dan beban diberikan kepada rakyat,” tegas Nining.

Baca jugaSesuai Keekonomian, BBM Pertalite Harusnya Dijual di Atas Rp 13.000/Liter

Kabarnya, Presiden Joko Widodo akan mengumumkan tarif baru kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi pada pekan depan. Menurut Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, kenaikan harga BBM subsidi itu berlaku untuk jenis solar dan Pertalite.

“Mungkin minggu depan presiden akan mengumumkan mengenai apa dan bagaimana mengenai kenaikan harga ini,” ujar Luhut dalam kuliah umum di Universitas Hasanudin, Makassar, Sulawesi Selatan, Jumat (18/7/2022).

Baca jugaSoal Harga BBM Subsidi, Jokowi Minta Sri Mulyani Hitung Ulang Beban APBN

Luhut mengakui bahwa memutuskan kebijakan harga BBM, termasuk menaikkan harga di tengah kondisi ekonomi global yang sedang tak menentu seperti sekarang ini tidak mudah. 

Pasalnya, keputusan menaikkan harga BBM bisa membuat inflasi melonjak, menekan daya beli masyarakat yang pada ujungnya bisa membuat pertumbuhan ekonomi lesu.

Tapi keputusan itu, yakni harga BBM naik, kata Luhut, harus diambil. 

“Bagaimanapun tidak bisa kita pertahankan (Subsidi Rp502 triliun) terus demikian. Itu kita harus siap-siap karena subsidi kita kemarin Rp502 triliun,” ujar Luhut.

Faktor Penentu Kenaikan Harga BBM

Sebelumnya, Presiden Jokowi mengatakan subsidi BBM dan energi belakangan ini memang membengkak jadi Rp 502 triliun. Meski demikian pemerintahannya masih menahan diri untuk tidak menaikkan harga BBM.

Hal itu ia lakukan karena khawatir kenaikan harga BBM subsidi, pertalite maupun solar, akan membuat inflasi meledak.

“Ini ada hitungan risiko. Kalau itu kami biarkan sesuai dengan harga pasar dan keekonomian, inflasi kami juga bisa meledak,” ujarnya dalam wawancara eksklusif dengan CNBC Indonesia, Kamis (18/8/2022) lalu.

Baca jugaLuhut: Presiden Akan Umumkan Kenaikan Harga BBM Subsidi

Baca terus berita fintech Indonesia dan kripto terkini hanya di duniafintech.com.

 

Penulis: Boy Riza Utama

Iklan

mau tayang di media lain juga

ARTIKEL TERBARU