Bitcoin kembali berada di zona krusial. Pada Rabu (27/8), harga Bitcoin tercatat di level USD 111.036 atau sekitar Rp 1,8 miliar, setelah sempat menyentuh titik tertinggi harian di USD 112.279 atau setara Rp 1,82 miliar. Namun, pergerakan harga ini masih dibayangi oleh tren pelemahan jangka menengah dan sinyal teknikal yang saling bertolak belakang.
Dalam pantauan news.bitcoin, volume perdagangan 24 jam Bitcoin tercatat USD 39,66 miliar atau sekitar Rp 645 triliun, dengan kapitalisasi pasar mencapai USD 2,21 triliun atau sekitar Rp 35.923 triliun. Meski sempat rebound dari level USD 108.717 (Rp 1,77 miliar), tekanan jual masih terasa karena harga belum mampu menembus resistance kuat di atas USD 112.400 atau Rp 1,82 miliar.
Secara teknikal, grafik per jam menunjukkan adanya akumulasi di bawah level tersebut, namun struktur harga pada grafik 4 jam tetap menunjukkan pola sideways hingga cenderung bearish. Kenaikan sebelumnya yang membawa harga menyentuh USD 117.421 (Rp 1,9 miliar) kini terlihat seperti jebakan bullish atau bull trap. Harga kini kembali bergerak dalam rentang USD 110.000 hingga USD 112.000 (Rp 1,78 miliarโRp 1,82 miliar).
Support kuat masih bertahan di kisaran USD 108.700 (Rp 1,76 miliar), dan jika level ini jebol, Bitcoin berisiko melanjutkan penurunan. Sebaliknya, bila mampu menembus USD 112.400, harga berpotensi naik ke USD 114.000โ116.000 (Rp 1,85 miliarโRp 1,88 miliar).
Sementara itu, grafik harian Bitcoin menunjukkan pola lower highs dan lower lows sejak puncaknya di USD 124.517 (Rp 2,02 miliar). Di tengah tekanan ini, ada dukungan pembelian di rentang USD 109.000โ111.000 (Rp 1,78 miliarโRp 1,81 miliar), dengan kemungkinan sinyal beli jika muncul pola candle bullish disertai volume tinggi.
Namun, indikator teknikal masih mengisyaratkan kehati-hatian. RSI berada di angka 41 (netral), Stochastic di level 13 (oversold), dan ADX di 17 (tren lemah). CCI menunjukkan sinyal bullish, tapi momentum oscillator dan MACD masih negatif, memperkuat sentimen bearish. Kombinasi sinyal yang saling bertolak belakang ini menandakan pasar sedang dalam fase ketidakpastian.
Dari sisi moving average, tekanan bearish masih mendominasi. Hampir semua MA jangka pendek hingga menengah, dari EMA hingga SMA 10 hingga 50, menunjukkan arah turun. Hanya EMA 100 yang sedikit menguat di level USD 110.859 (Rp 1,79 miliar), sedangkan SMA 100 di USD 111.663 (Rp 1,81 miliar) menjadi resistance. Di sisi lain, EMA dan SMA 200 masih di atas USD 100.000 (Rp 1,63 miliar), memberi gambaran bahwa tren jangka panjang tetap bullish meski dalam jangka pendek terjadi pelemahan.
Ini berarti, kalauย harga mampu menembus USD 112.400 dan disertai volume kuat serta pola bullish, potensi kenaikan ke USD 114.000โ116.000 terbuka lebar. Namunย kalau gagal, Bitcoin kemungkinan besar akan kembali ke zona support USD 110.000โ108.700 dan memperkuat dominasi seller.
Bagi investor, saat ini adalah fase penuh spekulasi. Posisi long sebaiknya hanya diambil jika konfirmasi breakout muncul, sedangkan posisi short perlu mempertimbangkan stop-loss ketat karena volatilitas tinggi. Pasar sedang menanti kejelasan arahโapakah Bitcoin siap bangkit, atau malah masuk fase koreksi lebih dalam.