31.2 C
Jakarta
Senin, 23 Desember, 2024

Harga Bitcoin Naik 10 Persen, Ini Kata Analis

JAKARTA, duniafintech.com – Harga bitcoin sebagai cryptocurrency dengan kapitalisasi pasar terbesar mengalami kenaikan signifikan dalam empat bulan terakhir. Harga bitcoin menguat 10% ke 40.730 dolar AS atau setara Rp586,54 juta. 

Dilansir dari Bloomberg, dalam dua minggu terakhir, harga bitcoin terpantau belum pernah menyentuh di atas 40.000 dolar AS. Kripto teratas lainnya Ethereum naik sebesar 12%. Sementara itu, Solana yang sempat jatuh setelah peretasan proyek Wormhole turut melonjak sekitar 12%. 

Bitcoin terpantau juga mulai reli dalam perdagangan semalam setelah pendapatan yang kuat dari Amazon.com Inc. Dengan begitu, tentunya dapat meningkatkan kepercayaan pada saham teknologi, yang sebagian besar telah dilacak oleh token digital selama beberapa bulan terakhir. 

Kepala Eksekutif dan salah satu pendiri platform kripto institusional FRNT Financial, Stephane Ouellette mengatakan, Bitcoin terlihat berkonsolidasi dengan cara yang mirip dengan ekuitas di sekitar rata-rata pergerakan 200 hari. 

Menurutnya, Selama dua hari terakhir, Bitcoin berhubungan dengan penurunan kinerja Facebook, dan pada hari Jumat dengan keuntungan Amazon. 

Baca Juga:

“Terlepas dari pergerakan hari ini dari perspektif teknis, saya tidak berpikir kita dapat mulai mengatakan sesuatu yang pasti sampai setidaknya terobosan definitif di luar 40.000 dolar AS hingga 41.000 dolar AS,”kata Stephane Ouellette dikutip pada Minggu (6/2). 

Sementara itu, selama beberapa minggu terakhir sebagian besar mata uang kripto melemah setelah mengalami penurunan dalam pada bulan Januari. 

CEO Alpha Impact Hayden Hughes mengatakan, mata uang kripto telah berusaha untuk keluar dari fase melemah. Hal itu karena pertumbuhan saham dan aset berisiko lainnya tersendat di tengah kekhawatiran investor terkait dampak kenaikan suku bunga The Fed.   

“Ini akan segera terjadi dan tren menuju kebijakan moneter yang lebih ketat secara global. Meskipun ada kekhawatiran tentang percepatan kebijakan moneter, namun saat ini ada di antara banyak pasar modal dengan kenaikan suku bunga 50 basis poin yang diperhitungkan mengingat pergerakan baru-baru ini di pasar ekuitas,” kata Hughes. 

Sementara itu, analis Fundstrat, Mark Newton, dalam model pricing Fundstrat menunjukkan, harga Bitcoin dari sisi market cap bisa mencapai titik terendah baru dalam beberapa bulan mendatang.  

Newton memperingatkan para investor, bahwa adanya pemantulan kecil (harga Bitcoin) selama dua minggu terakhir mungkin masih terlalu dini dalam mengharapkan reli jangka menengah baru telah dimulai. 

Dilansir dari CoinGape, menurut Newton, harga Bitcoin yang berada di level atas US$ 40.000. Hal itu akan menjadi level teknis yang penting untuk investor waspadai. Sementara untuk penurunan yang terjadi di bawah US$ 35.511 akan menguji level US$ 32.950. 

“Adapun hingga US$ 40.000 terlampaui pada penutupan (perdagangan) harian,  harga Bitcoin akan tetap dalam pola miring ke bawah, dan cukup sulit untuk dapat mengesampingkan pelemahan lebih lanjut secara teknis,” kata Newton.

 

 

 

Penulis: Kontributor / Achmad Ghifari

Editor: Anju Mahendra

Iklan

mau tayang di media lain juga

ARTIKEL TERBARU