26.3 C
Jakarta
Senin, 23 Desember, 2024

Harga Kripto Lagi Berantakan, Bos Ethereum Ngaku Bukan Miliarder Lagi

JAKARTA, duniafintech.com – Vitalik Buterin, salah satu pendiri atau bos platform blockchain Ethereum, menjadi salah satu korban terbaru dalam keruntuhan dramatis kripto. Ia bahkan mengaku sudah bukan lagi miliarder akibat harga Kripto yang berantakan. 

“Saya bukan miliarder lagi,” kata Buterin, Bos Ethereum, dalam sebuah posting Twitter, dikutip dari Business Standard, Senin (23/5/022).

Melansir CNBC, Buterin menciptakan Ethereum pada 2014 dan merupakan pemilik dompet digital yang pada November lalu memiliki kepemilikan senilai sekitar US$1,5 miliar. Sejak itu, harga token Ether yang terkait dengan blockchain telah turun sebesar 55%.\

Baca juga: Wow, Pelaku Bisnis di Singapura Mulai Terima Pembayaranan dengan Kripto

Bos Ethereum ini sebelumnya menyebut akan menyambut harga koin digital yang lebih rendah. Kepada Bloomberg News ia mengatakan “Orang-orang yang mendalami crypto, dan terutama membangun sesuatu, banyak dari mereka menyambut pasar beruang.”

Investor kripto telah terpukul oleh penurunan tajam harga mata uang digital dan gejolak yang melanda stablecoin algoritmik TerraUSD dan token Luna-nya.

Changpeng Zhao, pendiri pertukaran crypto Binance, telah melihat lebih dari US$80 miliar – atau 84% dari kekayaannya – menguap tahun ini, menurut Bloomberg Billionaires Index.

Baca juga: Fitur NFT Akan Hadir di Facebook dan WhatsApp usai Sukses Diuji di Instagram

Beberapa pendukung kripto yang sangat kaya telah menyatakan habisnya harta mereka di tengah pergolakan. Michael Novogratz, pendiri bank pedagang kritp Galaxy Inc., mengakui bahwa TerraUSD adalah ide besar yang gagal. Sementara yang lain, termasuk si kembar Winklevoss, bersikeras bahwa investasi mereka bersifat jangka panjang.

“Ini semua tentang perspektif dan HODLing untuk permainan panjang,” cuit Cameron Winklevoss. Ia menggunakan akronim untuk “bertahan untuk kehidupan yang baik.”

Ketika pandemi berkecamuk di India tahun lalu, Buterin menyumbangkan lebih dari 50 triliun koin Shiba Inu untuk dana bantuan Covid-19 di negara itu. Koin, yang merupakan lelucon meta tentang koin digital bertema anjing Dogecoin, bernilai lebih dari US$ 1 miliar pada saat itu.

Sumbangan Buterin mewakili lebih dari 5% dari total koin Shiba Inu yang beredar dan membuat harga jatuh sekitar 50%.

Dalam tweet terpisah, Buterin berbicara tentang pertukaran antara “pikiran terbuka” dan “gairah,” sambil menyatakan dukungan untuk blockchain yang dia bantu buat.

“Catatan untuk troll: tidak, ethereum bukanlah kesalahan,” tulisnya.

Baca juga: Waduh! Madonna Rilis NFT Pamerkan Tubuh hingga Organ Intim Digital

Penulis: Kontributor/Panji A Syuhada

Iklan

mau tayang di media lain juga

ARTIKEL TERBARU