JAKARTA, duniafintech.com – Healthtech Sirka melaporkan perolehan pendanaan tahap awal atau seed Funding senilai US$2,6 juta atau setara Rp37,45 miliar (kurs Rp14.400/US$) yang dipimpin oleh AC Ventures dan Wavemaker Group.
Putaran pendanaan tahap awal ini pun turut diikuti oleh partisipasi dari Sequoia, YC, Goodwater Capital, dan sejumlah angel investor, seperti Tim Lee (eks-Sequoia) dan penyanyi/pengusaha Maudy Ayunda
Co-Founder & CEO, Sirka Rifanditto Adhikara, menjelaskan startup ini memposisikan diri sebagai perusahaan teknologi di bidang kesehatan yang fokus menangani masalah penurunan berat badan dan penyakit pra-kronis dengan mengembangkan program gaya hidup eksklusif yang didukung oleh para profesional di bidang kesehatan.
“Pendanaan yang diterima Sirka akan difokuskan untuk membangun komunitas kesehatan terbesar dan paling aktif di Indonesia,” katanya dalam keterangannya, Senin (7/2).
Sirka berencana untuk memperkaya rangkaian fitur dan penawaran dalam platform tersebut, melakukan penelitian dan kemitraan dengan penasihat medis dan F&B, persediaan, dan penyedia obat untuk meningkatkan efektivitas program dalam penurunan berat badan dan pemulihan kesehatan pra-kronis.
Baca Juga:
- Insurtech Lifepal Targetkan Pertumbuhan Agresif di 2022
- Insurtech: Inovasi Keuangan Digital dan Implementasinya
Dia menuturkan, setiap orang memiliki jalan yang berbeda dalam hal kesehatan pribadi mereka, karena itu Sirka mengambil peran untuk membantu orang menemukan jalan terbaiknya melalui kekuatan teknologi, ilmu pengetahuan, informasi, dan empati.
“Oleh sebab itu, kami membangun sebuah platform dengan biaya yang terjangkau untuk membantu orang dalam memahami dan mengoptimalkan kesehatan mereka melalui sistem penilaian dari rumah (at-home assessment), rencana tindakan yang terpersonalisasi, dan pemantauan progres yang berkelanjutan, dimulai dengan perawatan berat badan,” tuturnya.
Jika mengacu Food and Nutrition Journal, 1 dari 3 orang dewasa di Indonesia mengalami obesitas. Angka ini relatif tinggi jika dibandingkan dengan angka obesitas global sebesar 13%.
Angka obesitas pada orang dewasa di Indonesia telah meningkat dua kali lipat selama dua dekade terakhir, dan Indonesia saat ini merupakan negara ke-4 di Asia Tenggara dengan prevalensi obesitas tertinggi.
Kasus obesitas di Indonesia meningkat pesat, baik di kalangan menengah ke atas, maupun menengah ke bawah. Hal ini disebabkan oleh perubahan perilaku orang yang cenderung lebih memilih makanan olahan dibandingkan dengan makanan tradisional.
Makanan olahan dianggap lebih murah dibandingkan dengan makanan sehat. Padahal, fakta menunjukkan, makanan olahan cenderung mengandung lemak dan gula yang lebih tinggi.
Jika ditambah dengan makanan olahan yang semakin mudah diakses, proporsi populasi obesitas di Indonesia diperkirakan akan terus meningkat, dan hal ini akan mengakibatkan krisis kesehatan nasional semakin mengkhawatirkan.
Founder & Managing Partner, AC Ventures Adrian Li mengatakan, gizi dan well-being semakin menjadi perhatian utama orang Indonesia. Pasalnya, Indonesia memiliki hampir tiga kali lipat tingkat obesitas global dan populasi berisiko sangat tinggi untuk penyakit kronis.
“Dimulai dengan para ahli gizi yang dapat dihubungi pada waktu yang tepat melalui aplikasi Sirka, kami menyukai pendekatan Sirka dalam memanfaatkan teknologi dan pengetahuan untuk menghadirkan functional well-being dalam jangkauan jutaan orang,” ucapnya.
Dia menjelaskan, dengan memperkirakan ada lebih dari 50 juta orang dewasa yang menderita obesitas di Indonesia, ini menyiratkan pasar yang besar dan akan terus berkembang. Lewat aplikasi Sirka yang tersedia di ponsel masing-masing orang akan membuat konsultasi ke para ahli gizi semakin mudah.
“Ini adalah solusi yang sangat terlokalisasi dan dipersonalisasi untuk mencegah kondisi kronis dan meningkatkan kesehatan pengguna dengan biaya relatif terjangkau untuk populasi yang lebih luas,” ujar General Partner Wavemaker Partners, Gavin Lee.
Penulis: Nanda Aria
Editor: Anju Mahendra