Duniafintech- Ada 10 saham yang paing banyak diborong oleh investor asing pada Senin (5 April 2021). Apa saja saham-saham tersebut?
Bagi kamu seorang investor saham pemula, mungkin kamu bingung membeli saham yang mana. Apalagi untuk pertama kali.
Kamu juga perlu mempelajari analisa fundamental. Caranya adalah dengan melihat lini bisnis serta kinerja bisnis yang dilakukan emitennya.
Namun, di saat IHSG turun seperti sekarang, kamu mungkin akan kebingungan.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali ke zona merah pada hari ini. IHSG sempat turun 0,46% atau 27,69 poin ke level 5.983,76.
IHSG kembali melemah ke level terendah 5.981,33 dan saat istirahat makan siang IHSG masih melemah di level 5.983,76.
Baca Juga : Harga Ethereum Tembus Rekor Rp30 Juta, Masih Naik Lagi?
Baca Juga : Iridium yang Naik Lebih Tinggi dari Bitcoin, Apa itu?
Nah, untuk menyiasati hal ini, onvestor saham pemula seperti kamu bisa melihat tren. Maksudnya, kamu bisa melihat saham mana yang paling banyak dikoleksi. Mari kita bahas di bawah ini:
Asing Paling Banyak Koleksi UNTR
Investor asing paling banyak memborong PT United Tractors Tbk (UNTR). Total pembelian mencapai Rp17,9 miliar. Ini membuat UNTR menguar 0,34% menjadi Rp22.250 per saham. Sedangkan volumenya mencapai 2,6 juta. Sementara nilai transaksi UNTR Rp58,1 juta.
ITMG Juga Banyak Diminati
Berikutnya, saham yang banyak dimiliki asing adalah ITMG. PT Indo Tambang Raya Megah (ITMG) diburu sebesar Rp16,6 miliar oleh asing. Pada perdagangan Senin ini, harganya juga melesat 7,91% ke Rp12.625 per lembar.
Sementara itu, volumenya mencapai 3,7 juta dengan nilai transaksi mencapai Rp46,6 miliar.
Asing Juga Buru Saham GGRM
Berikutnya, adalah saham rokok PT Gudang Garam Tbk (GGRM). Total transaksi dari investor asing mencapai Rp9,5 miliar. GGRM juga menguat tipis 0,28% naik ke Rp36.425 per lembar.
Sementara itu, volume perdagangan saham GGRM mencapai 489.800 dengan total transaksi Rp18,2 miliar.
Sepuluh Saham yang Bisa Kamu Koleksi
- UNTR Rp 17,9 miliar
- ITMG Rp 16,6 miliar
- GGRM Rp 9,5 miliar
- BMRI Rp 9,4 miliar
- ASII Rp 7,1 miliar
- MCAS Rp 6,5 miliar
- BJBR Rp 6,0 miliar
- PGAS Rp 2,7 miliar
- BRPT Rp 2,2 miliar
- KLBF Rp 2,0 miliar
