32.9 C
Jakarta
Senin, 7 Oktober, 2024

Indonesia Deflasi 5 Bulan Berturut-turut, Jokowi Minta Analisis Mendalam

JAKARTA, 7 Oktober 2024 – Indonesia deflasi, Presiden Joko Widodo meminta agar penyebab deflasi yang terjadi selama lima bulan berturut-turut dianalisis lebih dalam. Ia ingin mengetahui apakah penurunan tersebut disebabkan oleh turunnya harga barang atau karena penurunan daya beli masyarakat.

Namun, Presiden menegaskan bahwa fenomena inflasi dan deflasi harus tetap dikendalikan agar tidak merugikan berbagai pihak, termasuk produsen seperti petani, nelayan, pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), pabrikan, serta konsumen.

“Pertama, perlu dicek dengan teliti, apakah deflasi ini terjadi karena harga barang turun akibat pasokan yang baik, distribusi yang lancar, dan transportasi tanpa kendala. Atau, apakah daya beli masyarakat yang justru menurun?” kata Jokowi.

Indonesia Deflasi 1,8%

Menurut Jokowi, tingkat inflasi yang berada pada kisaran 1,8% secara tahunan (year-on-year) dianggap sebagai angka yang cukup baik. Meski begitu, Presiden menekankan pentingnya menjaga tingkat inflasi agar tidak terlalu rendah.

“Pengendalian yang diperlukan adalah menjaga keseimbangan, dan itu tidak mudah. Kita akan terus berupaya untuk mencapainya,” tambahnya.

Di sisi lain, para pengusaha mengkhawatirkan bahwa deflasi yang terjadi selama lima bulan berturut-turut dapat mempengaruhi daya beli masyarakat. Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Shinta W. Kamdani, menyatakan bahwa deflasi harus dilihat dari berbagai sisi, termasuk dampaknya terhadap daya beli.

“Saya rasa kita tidak bisa hanya melihat deflasi sebagai fenomena tunggal. Yang perlu dikhawatirkan adalah dampaknya terhadap daya beli masyarakat. Ini adalah hal yang krusial,” ujar Shinta.

Catatan BPS

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa deflasi kembali terjadi pada bulan September, mencatatkan deflasi kelima berturut-turut. Pada bulan tersebut, deflasi mencapai 0,12%, lebih dalam dibandingkan bulan sebelumnya.

Selain itu, Indeks Harga Konsumen (IHK) pada September tercatat berada di angka 1,84% secara year-on-year, yang merupakan kali pertama sejak Desember 2021 inflasi Indonesia berada di bawah 2%.

Iklan

mau tayang di media lain juga

ARTIKEL TERBARU